Fatahuddin: Bom Ikan Merusak Ekosistem Laut

![]() |
Fatahuddin Algafiqhi, Pemerhati Pesisir Mamuju Tengah. |
Mantan ketua Komisi II legislator Mamuju Tengah (Mateng), menyayangkan adanya kasus pemboman ikan di wiliyah Bumi Lalla' Tassisara'.
Menurutnya, hasil yang diperoleh dengan cara itu, tidak dibenarkan, karena Bom ikan sangat merusak terumbu karang dan mengancam kelestarian ekosistem laut yang ada di Mateng.
Sebagai pemerhati pesisir, Fatha menjelaskan, bahaya negatif yang ditimbulkan akibat bom, antara lain, Ikan banyak mati percuma secara otomatis ikan bisa berkurang drastis, merusak terumbu karang dan jika hal itu berlanjut, maka lambat laun nelayan akan kehilangan penghasilan.
"Selain cara itu ilegal, ikan dari hasil bom tidak layak konsumsi," tegasnya.
Ia menambahkan, contoh yang terjadi di daerah lain, ketika Ishartini menjabarkan hasil uji ikan ekor kuning dan ikan sulir yang diajukan Ditpolairud Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) sebagai barang bukti kasus penangkapan ikan menggunakan bahan peledak, ditemukan pendarahan akibat pecahnya pembuluh darah.
Kemudian tulang punggung dan rusuknya patah, gelembung renangnya pecah, usus dan organ dalamnya hancur, serta terdapat genangan darah di rongga perut ikan.
![]() |
Pelaku bom ikan di wilayah Mamuju Tengah, di gelandang petugas. |
Dikatakan pula, hasil uji organoleptik juga ditemukan kondisi yang memprihatinkan. Ishartini memaparkan dengan parameter uji mata, lendir permukaan badan, insang, daging (warna dan kenampakan), bau dan tekstur diperoleh nilai rata-rata di bawah 7 berdasarkan standar mutu ikan segar yang ditetapkan pada SNI 2346-2015.
"Hasil Bom Ikan, memang tdk layak konsumsi" tegasnya.
Atas nama pemerhati pesisir, Fathahuddin berharap, petugas yang menangani kasus Bom ikan, agar melakukan operasi rutin terkait kasus Bom ikan
"Kalau bisa rutin melakukan operasi, pengerebekan hingga memutus mata rantai bahan peledak dan saya yakin ini bisa dideteksi tempatnya," tegasnya
Ia berharap, adanya kejadian ini pemerintah daerah melalui dinas terkait dapat memfasilitasi alat tangkap bagi nelayan.
"Hal ini bisa di maksimalkan, mengingat banyaknya nelayan di Mateng belum sepenuhnya memiliki alat tangkap yang memadai," tutupnya. (jml)