Pemkab Dinilai Tak Becus Susun Program Perbaikan Jalan, Warga Tanam Pisang Samping Rektorat Unsulbar Sebagai Bentuk Protes


MAJENE – Warga Lingkungan Lutang, Kelurahan Tande Timur, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, melakukan aksi unik untuk menyuarakan keluhan mereka terhadap jalan rusak yang tak kunjung diperbaiki. 


Sebagai bentuk protes, mereka menanam pohon pisang di tengah jalan berlubang, tepat di jalur yang sering dilalui masyarakat.


Aksi ini dilakukan lantaran kondisi jalan yang semakin memburuk seiring berjalannya waktu bahkan sering mencelaki pengendara.


Menurut warga setempat, jalan tersebut sudah rusak selama bertahun-tahun, namun hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan dari pihak pemerintah daerah.


Salah Satu Warga Sekitar, Samsuddin Rahman, menyatakan bahwa tindakan tersebut merupakan simbol kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah yang dianggap kurang peduli terhadap infrastruktur di wilayah mereka. 


Ia menyebut jalan itu memiliki peran penting bagi aktivitas masyarakat sehari-hari.


"Jalan ini bukan hanya dilalui warga sekitar, tapi juga mahasiswa Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) yang menuju kampus mereka di Lingkungan Talumung. Apalagi, jalan ini berada di samping gedung rektorat Unsulbar yang menjadi ikon Kota Majene sebagai kota pendidikan," ujar Samsuddin kepada sejumlah awak media, Jumat, 24 Januari 2025.


Samsuddin menjelaskan bahwa warga berharap aksi ini dapat menarik perhatian pemerintah daerah untuk segera mengambil langkah nyata. 


Kondisi jalan yang rusak parah tidak hanya mengganggu kelancaran lalu lintas, tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan. 


Lubang besar yang menghiasi permukaan jalan sering kali menjadi penyebab kecelakaan, terutama saat malam hari atau ketika hujan turun.


Jalan yang rusak di kawasan Kelurahan Tande Timur ini memiliki arti strategis, mengingat posisinya yang berada di pusat kegiatan pendidikan. 


Unsulbar sebagai salah satu universitas ternama di Sulawesi Barat telah menjadi magnet bagi ribuan mahasiswa dari berbagai daerah. 


Sayangnya, infrastruktur di sekitar kampus tidak mencerminkan status Majene sebagai kota pendidikan.


Warga menilai bahwa pemerintah daerah seharusnya lebih peka terhadap kondisi ini. 


"Bagaimana mungkin Majene ingin dikenal sebagai kota pendidikan, sementara jalan menuju salah satu universitas kebanggaan daerah justru dibiarkan rusak bertahun-tahun?" keluh Samsuddin.


Menurut Samsuddin, aksi ini dilakukan dengan damai dan bertujuan untuk mengingatkan bahwa perbaikan infrastruktur merupakan kebutuhan mendesak yang tidak boleh diabaikan.


Masyarakat berharap bahwa aksi ini dapat menjadi perhatian serius bagi Pemerintah Kabupaten Majene. 


Mereka menuntut adanya langkah konkret untuk memperbaiki jalan rusak yang telah lama menjadi momok bagi aktivitas warga.


"Saya berharap pemerintah segera turun tangan. Jangan sampai kami harus melakukan aksi lebih besar hanya untuk sekadar didengar," tegas Samsuddin.


Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak pemerintah daerah terkait protes warga Lingkungan Lutang. 


Namun, aksi unik warga ini telah berhasil menarik perhatian banyak pihak dan menjadi pembicaraan hangat di kalangan masyarakat Majene.


Dengan harapan yang besar, warga Lutang kini menunggu respons nyata dari pemerintah. 


Mereka percaya bahwa infrastruktur yang baik adalah kunci utama untuk mendukung kegiatan masyarakat, terutama di kota yang mengusung identitas sebagai pusat pendidikan.(•)

Related

MAJENE 3377969213142738176

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item