Merasa Disolimi Dan Dikorbankan, Mirgo Kecewa Atas Pelantikan Anggota PAW DPRD Mamasa
Mamasa, FMS--Pelantikan Penggantian Antar Waktu (PAW) DPRD Mamasa terhadap Urbanus untuk menggantikan almarhum Ddjidon dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) dilangsungkan Kamis (31/8). Pelantikan terrsebut berlangsung di ruang Rapat Paripurna DPRD Mamasa.
Namun, ditengah sukacita tersebut, salah satu kader PAN Mamasa yang merupakan Caleg periode 2019-2024 dari Dapil III, Mirgowinson mengaku kecewa terhadap pelantikan yang dilaksanakan hari ini.
Ia menuturkan, jika merujuk pada aturan yang sebenarnya, maka dirinyalah yang seharusnya menjadi pengganti Alm. Djidon.
"Harusnya saya yang gantikan almarhum. Perolehan suara berikut setelah almarhum ada ibu namanya Ermita. Tapi karena lolos PPPK, maka tidak bersedia," tuturnya.
Ia lanjut menuturkan bahwa setelah ibu tersebut, memang suara terbanyak berikut adalah Urbanus. Namun yang bersangkutan saat ini aktif sebagai Staf Sekretariat PPS Desa Limbadebata, Kecamatan Bambang.
Salah satu syarat untuk jadi staf penyelenggara adalah bukan anggota partai politik. Dan ini dibuktikan dengan surat pernyataan dari partai politik.
"Artinya, yang bersangkutan ini sudah mengundurkan diri dari partai, sehingga lolos menjadi staf penyelenggara pemilu," lanjutnya.
Selain itu, Ia menjelaskan pada Pemilihan Kepala Desa Serentak tahun 2023 yang lalu, yang bersangkutan terdaftar sebagai Calon Kepala Desa Limbadebata.
Salah satu kelengkapan berkas pencalonan adalah surat pernyataan tidak sebagai pengurus partai politik, yang juga ditandatangani diatas materai.
"Ini berarti yang bersangkutan juga menandatangani diatas materai pernyataan bahwa dirinya tidak terlibat partai politik," jelasnya.
Dirinya juga meyayangkan sikap KPUD Mamasa yang seakan tutup mata terkait persoalan tersebut. Padahal, oknum tersebut jelas melakukan pelanggaran administrasi.
"Berarti ada data yang dimasukan ke KPU oleh yang bersangkutan saat daftar staf yang bohong. Inikan kecurangan. Lalu anehnya, KPU justru merekomemdasikan namanya sebagai PAW," ucapnya kecewa.
Hal tersebut berpotensi merusak citra penyelenggara pemilu yang dikenal merupakan garda terdepan pengawal demokrasi.
Meski Mirgo merasa disolimi, Ia mengaku akan terus menyuarakan hal tersebut sehingga tidak ada korban seperti dirinya dikemudian hari.
"Saya sebagai anak muda akan terus suarakan ini. Karena keegoan, karena kepentinggan pribadi, saya dikorbankan," akunya.
Ia menambahkan akan segera melayangkan sanggahan ke pihak-pihak terkait dengan menyertakan data-data dan bukti. (klp)