BI Ajak TPID Lakukan Pengembangan Digital Farming Untuk Tekan Inflasi
MENINJAU, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulbar Gunawan Purbowo, bersama Analis Kebijakan Ahli Madya, Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Nyimas Dwi Koryati dan seluruh Tim TPID Se Sulbar meninjau lokasi pengembangan greenhouse digital farming di Tasiu Mamuju, Rabu 29 Maret 2023.
MAMUJU, FMS - Bank Indonesia Perwakilan Sulbar mendorong Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Se Sulbar melakukan pengembangan Digital farming dengan tekhnologi Greenhouse.
Tujuannya untuk peningkatan produksi pertanian, sekaligus menjaga stabilitas pasokan pangan daerah.
Itu setelah Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Barat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) se Sulbar meninjau Digital Farming Smart Greenhouse pembibitan cabai di Lingkungan Tasiu, Kelurahan Kalukku, Mamuju yang merupakan binaan BI, Rabu 29 Maret.
Kepala BI Perwakilan Sulbar Gunawan Purbowo mengatakan, study banding ini agar TPID dari kabupaten lain dapat belajar terkait digital farming ini.
Kesempatan itu, tim TPID se Sulbar diminta untuk melihat langsung tanaman-tanaman cabai dan bawang yang dikelola oleh Kelompok Tani Masiddi Ada.
Tujuannya agar para TPID dari masing-masing kabupaten dapat mencontoh Digital Farming Smart Greenhouse Pembibitan Cabai tersebut untuk di bawa ke daerahnya.
Pengelolaan digital farming tersebut dialkukan dengan teknologi melalui smartphone atau Android.
"Teman-teman TPID kami bawa untuk mereplikasi dan belajar tentang digital farming agar bisa dikembangkan di daerah masing-masing," kata Gunawan, Rabu 29 Maret.
Hal itu lanjutnya, merupakan upaya yang dilakukan untuk menjawab tantangan pertanian modern berbasis teknologi.
Tidak hanya itu, tim TPID juga diberi kesempatan melihat pengembangan peternakan ayam petelur yang dikelola pondok pesantren Athariayah Annahdiyah Lombang-lombang.
Ia berharap, setalah seluruh tim TPID diberikan materi dan melihat langsung pengembangan pertanian dan peternakan tersebut menjadi langkah serius melakukan pengendalian inflasi.
Sementara Analis Kebijakan Ahli Madya, Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kemendagri Nyimas Dwi Koryati, mengatakan selama ini pengendalian inflasi di wilayah Sulbar dinilai sudah sangat baik.
Namun dibeberapa kabupaten, pergerakan harga seperti di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) mesti menjadi perhatian karena Indeks Harga Konsumen (IHK) sangat tinggi.
"Polman masuk di 10 daerah yang memiliki IHK tertinggi sehingga butuh perhatian serius, karena bisa memicu terjadinya inflasi," ujarnya.
Ia pun berharap, setelah peninjauan greenhouse dapat menjadi pemantik untuk seluruh kabupaten melakukan pengembangan yang sama.
"Adanya digital farming greenhouse pembibitan cabai juga berdampak pada pengendalian inflasi kita di Sulbar, karena sudah mampu mengendalikan harga cabai,"ucapnya.
Pihaknya mendorong agar seluruh tim TPID baik kabupaten dan provinsi, lebih konsisten lagi untuk mengendalikan inflasi.(eks)