Catatan Geliat Kedatangan Menparekraf, Jangan Surut Ditengah Jalan
Mamasa, FMS--Kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekoknomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno ke Desa Wisata Tondok Bakaru, Mamasa dalam rangka penilaian 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022, tanggal 12 Oktober lalu memberi semangat tersendiri bagi masyarakat di sekitar Desa Tondok Bakaru.
Geliat masyarakat dalam berbenah semakin besar. Semangat pelaku UMKM juga semakin besar.
Hal itu dikarenakan dalam penilaian 50 besar ADWI 2022, ada sejumlah indikator yang mesti terpenuhi. Indikator tersebut yakni Daya tarik pengunjung (alam dan buatan, seni dan budaya), Souvenir (kuliner, fesyen, dan kriya), Homestay atau penginapan, Toilet umum, Digital dan kreatif, Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE), dan Kelembagaan Desa.
Jika Desa Wisata Tondok Bakaru mampu memenuhi semua kriteria tersebut, maka nantinya akan mendapatkan pembinaan dan pendampingan dari mitra strategis Kemenparekraf.
Salah satu daya tarik Desa Wisata Tondok Bakaru adalah wisata tanaman angrek lokal. Wista anggrek tersebut digagas sejak sekitar tahum 2017 silam.
Saat itu, sejumlah pemuda desa memulai budidaya tanaman anggrek endemik Mamasa. Itu dilakukan untuk mendorong perekonomian masyarakat. Budiya tanaman anggrek itu terus berkembang, sehingga tahun 2018 mereka membentuk Komunitas Tondok Bakaru Orchid (KTO).
Selain itu, di desa wisata tersebut juga menyajikan objek wisata yang lain, seperti objek wisata Hutan Pinus Bukit Lenong. Obyek wisata ini juga dikelola secara mandiri masyarakat desa dengan menawarkan keindahan kawasan hutan pinus yang luasnya sekitar dua hektar. Objek tersebut dikelola dengan konsep wisata outdoor.
Bukan cuma itu, dalam kawasan masih ada spot wisata lainnya, seperti Villa Adelweis, Chitol Hill, dan sejumlah spot lainnya.
Bagi wisatawan yang ingin bermalam, terdapat 11 homestay dengan tarif Rp 250 – 400 ribu per kamar. Jika ingin menghabiskan malam di alam bebas, juga terdapat banyak tempat untuk mendirikan tenda camping.
Pada saat kunjungan Menparekraf, kemasan acara juga diatur sebaik mungkin untuk memberi kesan yang baik pula. Saat itu, rombongan disambut dengan prosesi pengalungan Sambu Bembe (sarung tenun khas Mamasa, Red).
Kemudian kedatangan rombonhan diiringi To Ma'singgi (sambutan berbahasa Mamasa, Red) oleh tetua adat Mamasa.
Rombongan juga disambut dengan Tarian Bulu Londong dan iringan musik bambu.
Tak ketinggalan, sajian secangkir Kopi Mamasa melengkapi sambutan atas kedatangan rombongan tersebut.
Kesan tersebut rupanya meninggalkan jejak tersendiri di hati sang menteri. Saat itu, dalam sambutannya, Ia menyampaikan tujuan desa wisata adalah untuk mempromosikan desa. Baik ke wisatawan nasional maupun internasional.
”Karena itu, kita membawa tim kreatif yang tidak hanya skala nasional tapi Asia,” ucapnya.
Selain itu, Ia juga menjanjikan alokasi anggaran untuk pengembangan desa wisata dan objek-objek wisata lainnya.
Iapun memberi apresiasi khusus terhadap Desa Wisata Tondok Bakaru, secara khusus untuk wisata anggreknya yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Ia menjanjikan akan menampilkan produk ekonomi kreatif Tondok Bakaru di Asean Tourism Forum yang akan digelar di Yogyakarta.
Bupati Mamasa, H. Ramlan Badawi menuturkan Objek Wisata di Tondok Bakaru memiliki pentesi pengembangan yang sangan menjanjikan.
”Tondok Bakaru memiliki potensi wisata luar biasa. Kemudian pertanian untuk kopi dan holtikultura," tuturnya.
Namun Ia menyampaikan bahwa lambatnya perkembangan di objek wisata tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia.
Sementara itu, Anggota DPR RI Komisi X Arwan M. Aras S berharap agar kedatangan Menteri Pariwisata mampu membangkitkan pariwisata di Sulawesi Barat, khususnya di Mamasa.
Ia berharap agar masyarakat sekitar, pemerintah daerah, dan pemerintah provinsi dapat berkolaborasi dengan baik.
”Harus berkolaborasi, karena tidak bisa jalan sendiri-sendiri," harapnya.
Dalam kunjungannya tersebut, Sandiaga Salahuddin Uno dan rombongan menyempatkan diri mengunjungi galeri souvenir. Ia juga membeli beberapa produk UMKM.
Ia juga menyempatkan diri berfoto menggunakan pakaian tradisional Bulu Londong.
Saat mengunjungi eduwisata tanan anggrek, Ia dan rombongan menyempatkan diri menikmati hiburan Mamasa Oikumene Singers (Mois) dan Tarian Malluya.
Salah satu Wisatawan lokal, Arianus mengatakan dengan kedatangan Menteri Pariwisata semoga dapat semakin memajukan wisata di Tondok Bakaru.
"Semoga Tondok Bakaru semakin maju dan melakukan pembenahan," katanya, Selasa (22/10).
Ia juga menyampaikan harapannya agar pembenahan di Tondok Bakaru tidak hanya dilakukan dalam rangka kunjunggan Menparekraf saja, tetapi terus dilakukan untuk meningkatkan level dan standar wisata di tempat tersebut.
Ia berharap jika pengelolaan Tondok Bakaru dikelola dengan baik, maka akan menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung.
"Waktu datang pak menteri, luar biasa sambutannya. Semoga level sambutan yang sama dipertahankan untuk menyambut wisatawan-wisatawan yang berkunjung dikemudian hari," ucapnya.
Sebagai gambaran singkat, Desa Tondok Bakaru merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan Gunung Mambulilling. Sekaligus desa tersebut merupakan salah satu pintu masuk menuju Taman Nasional Gandang Dewata.
Desa Tondok Bakaru memiliki enam Dusun dengan jumlah penduduk 2.386 jiwa. Mayoritas penduduknya merupakan petani.
Desa Tondok Bakaru hanya berjarak sekitar satu kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Mamasa. Untuk mencapainya dapat dilalui menggunakan sepeda motor, mobil, maupun bus pariwisata dengan waktu tempuh sekitar 5 menit dari Ibu Kota Kabupaten Mamasa. (klp)