Belum Terungkap, Keluarga Korban Pembunuhan Pasutri Di Aralle Minta Atensi Presiden Jokowi
Mamasa, FMS--30 hari pasca kejadian kasus pembunuhan pasangan suami istri (Pasutri) di Lingkungan Leune, Kelurahan Aralle, Kecamatan Aralle, hingga saat ini pihak kepolisian belum menemukan dalang dibalik peristiwa tersebut.
Peristiwa itu terjadi pada hari Minggu, 7 Agustus lalu yang merenggut nyawa Porepadang (54) dan istrinya Sabriani (50). Keduanya ditemukan tak bernyawa bersimba darah dengan sejumlah luka dibagian kepala.
Selain itu, anak laki-laki korban, Marvel (14) ditemukan dalam kondisi sekarat berada diantara kedua orang tuanya yang sudah terbujur kaku. Beruntung, nyawa Marvel masih dapat diselamatkan.
Atas peristiwa tragis yang belum mampu diungkap polisi tersebut, keluarga korban lakukan aksi unjuk rasa di depan rumah korban, Selasa (6/9).
Ratusan Massa menutup jalan poros Mamasa-Mamuju sambil membakar ban dan menyampaikan orasi. Secara bergantian, perwakilan keluarga korban, kalangan pemuda dan mahasiswa, serta tokoh masyarakat menyampaikan aspirasinya.
Adik kandung korban, Darius Toding mengatakan hingga 30 hari sejak peristiwa terjadi, belum ada kejelasan dari pihak kepolisian siapa pelaku pembunuhan sadis itu.
Sementara informasi yang diterima pihak keluarga dari kepolisian bahwa kasus ini masih tahap penyidikan. Belum ditangkapnya pelaku, menimbulkan keresahan dan trauma bagi keluarga.
"Efek yang ditimbulkan kasus ini yaitu kami keluarga merasa trauma," katanya.
Ia meminta agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turun tangan membantu Polda Sulbar dan Polres Mamasa mengungkap kasus pembunuhan tersebut.
"Jangan biarkan pelaku berkeliaran, bahkan mengancam kehidupan masyarakat, jika tidak segera diatasi," pintanya.
Iapun menegaskan jika dalam dua hari ke depan kasus ini belum menemukan titik terang, maka pihaknya akan melakukan aksi yang lebih besar.
"Ke mana pun, kami akan mempertanyakan kasus ini," tegasnya.
Merespon aspirasi pihak keluarga korban, Kapolres Mamasa, AKBP Harry Andreas mengatakan pihaknya sangat mengerti dan memahami perasaan keluarga korban.
Ia meyakini aksi dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap kepolisian untuk bekerja keras mengungkap kasus tersebut.
Sehingga, kepolisian akan berusaha semaksimal mungkin mengungkap kasus itu secepatnya.
Dirinya menyampaikan, hingga saat ini pihaknya sudah melakukan upaya penyidikan dan pengumpulan alat bukti. Untuk pengungkapan kasus, Polres Mamasa mendapat dukungan dari Polda Sulbar, Polda Sulsel, dan Mabes Polri.
"Kami mengupayakan semaksimal mungkin mengungkap kasus ini, sesuai dengan kemampuan yang dimiliki," ucapnya.
Hingga saat ini, Ia mengatakan pihaknya masih melakukan pengumpulan bukti.
"Kami masih mengumpulkan alat bukti. Jika ditemukan dua alat bukti yang sah, maka akan ditentukan tersangkanya," katanya.
Sejak awal kasus pembunuhan Pasutri tersebut, diketahui Polres Mamasa bersama Polda Sulbar telah membentuk tim guna mengungkap siapa aktor dibalik kasus pembunuhan tersebut.
Sementara itu, dalam selebaran yang dibagikan, juga tertulis permintaan keluarga korban kepada pemerintah pusat agar memberikan atensi pada kasus tewasnya Pasutri di Aralle.
"Kepada tokoh-tokoh pemuda, tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh adat, Pemerintah Kab. Mamasa, Kepolisian Resort Mamasa yang telah mendukung dan membantu dalam pengungkapan kasus ini, Keluarga Besar menyampaikan terima kasih banyak," bunyi tulisan dalam selebaran.
"Kepada Bapak Kapolri, Menkopolhukam, Komnas HAM RI, Bapak Presiden Joko Widodo, agar memberi perhatian khusus terhadap kasus ini, sehingga pelaku serta motif pembunuhan dapat segera diketahui. Keluarga terus mengharapkan dukungan semua pihak agar kasus ini segera terungkap, kedamaian di bumi Indo Kada Nene', Kondosapata Uai Sapalelean dapat dipulihkan kembali," lanjut bunyi tulisan dalam selebaran tersebut. (klp)