Sengkarut SDN 010 Saluang, Penjelasan Kepsek Beda Kepada Wartawan Beda Ke Diknasbud Mamasa
Gambar: Screenshoot Unggahan Akun Facebook Achmad Faisal Dinejad
Mamasa, FMS--Potret buruk pendidikan di daerah pelosok memang selalu menjadi perhatian khalayak ramai. Bak sengkarut, bukan hanya soal infrastrukturnya saja, namum termasuk hal yang menyangkut tenaga pendidik dan proses belajar mengajarnya.
Seperti yang baru-baru ini ramai diperbincangkan di Mamasa. Tiga orang anak yang diduga siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 010 Saluang, Desa Pamoseang, Kecamatan Mambi dengan tegap memegang kertas karton yang berisi tulisan yang mengkritik guru di sekolahnya yang jarang masuk mengajar.
Ketiga anak tersebut terdiri dari dua anak laki-laki dan satu orang anak perempuan.
"Pak Presiden Jokowi kami jarang sekolah karena bapak guru jarang datang ke sekolah. #Mamasa," bunyi tulisan pada karton yang dipegang salah satu siswa.
"Kami membutuhkan pendidikan yang layak. #Kami membutuhkan guru yang selalu datang ke sekolah #Mamasa #Presiden," bunyi tulisan yang dipegang siswa lainnya.
"Pak Presiden Jokowi kami jarang sekolah karena bapak guru jarang datang ke sekolah," bunyi tulisan yang dipegang anak perempuan.
Protes ketiga anak sekolah tersebut, pertama kali diunggah pada laman akun Facebook Achmad Faisal Dinejad. Sejak diunggah hingga kini, unggahan status tersebut telah disukai 46 orang, memiliki 33 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 9 kali.
Untuk mengkonfirmasi hal tersebut, awak media coba melakukan penelusuran dan konfirmasi kepada sejumlah pihak.
Pengunggah gambar tersebut, Achmad Faisal Dinejad yang juga merupakan warga setempat saat dikonfirmasi Selasa, (12/7) mengatakan bangunan SDN tersebut sudah permanen, namun guru yang mengajar di sekolah tersebut malas datang mengajar.
Ia mengungkapkan ada empat orang yang berstatus guru ASN di SD 010 Saluang, termasuk kepala sekolah. Selain itu, ada tiga orang yang berstatus sebagai guru bantu yang mendapatkan honor Rp. 100 ribu per bulan.
"Ini sudah berlangsung lama, guru PNSnya jarang datang. Biasa dalam satu minggu yang datang hanya guru sukarela saja," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 010 Saluang, Amran mengatakan kendala menuju sekolahnya karena akses jalan yang licin dan berlumpur saat hujan serta melewati tebing.
"Itu kendalanya jalanan ke sana. Nah, rata-rata guru yang mengajar tinggalnya di Mambi, satu jam perjalanan kalau ke sekolah tersebut," katanya.
Ia membenarkan terdapat tiga orang guru honorer dan tiga orang guru PNS yang mengajar memang berdomisili di Kecamatan Mambi dan tidak mengajar di sekolahnya secara rutin.
"Susah juga kalau kita mau paksakan dengan kondisi jalanan yang begitu rusak kesana, tiap hari kesana terlebih yang sukarela ini, bisa-bisa kita mati kalau tiap hari juga kesana,” ucapnya.
Ia menyampaikan guru tersebut hanya dapat diminta tinggal di sekolah andaikan terdapat perumahan guru.
Pernyataan kepala sekolah tersebut seakan membenarkan pernyataan warga setempat. Di waktu bersamaan, kepala sekolah juga seakan memberikan alasan pembenaran atas dugaan kelalaian yang dilakukan gurunya dalam menjalankan kewajiban sebagai tenaga pendidik.
Namun yang membingungkan, apa yang diutarakan Kepala Sekolah SDN 010 Saluang kepada awak media, berbeda dengan apa yang disampaikannya kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknasbud) Mamasa soal keaktifan guru hadir di sekolahnya.
Kepada awak media, Kepalah Sekolah SDN 010 Saluang memberi keterangan guru disekolahnya tidak mengajar secara rutin, namun kepada Kepala Diknasbud, Ia mengatakan guru-guru tersebut rajin mengajar.
Saat diwawancara, Rabu (13/7), Kepala Diknasbud Mamasa, Rusli menyampaikan sangat terpukul. "Kami kaget dengan adanya hal tersebut dan Kabupaten Mamasa terpukul," ucapnya.
Pihaknya langsung memanggil Kepalah Sekolah SDN 010 Saluang dan UPTD Pendidikan Kecamatan Mambi. Mereka diminta agar melakukan pembenahan.
Ia menuturkan setelah memanggil kepalah sekolah dan Kepala UPTD Mambi, informasi yang diberikan bahwa saat gambar diambil memang pada saat masih libur sekolah dalam rangka Idul Adha.
"Penjelasan beliau hanya diakibatkan masih libur pada waktu itu. Yang lalu-lalu kan jalan seperti biasa," tuturnya.
Masih berdasarkan penyampaian pihak sekolah dan UPTD, Ia menjelaskan karena sekolah ini jauh dari ibukota Kecamatan Mambi, dan tiga guru PNS sekolah itu memang berdomisili di Kelurahan Mambi, sehingga jangkauannya kesana cukup jauh.
"Dengan kondisi jalan yang belum bagus, jalan kaki saja setengah mati, kadang-kadang katanya menelusuri sungai kering dan berbebatuan, sehingga kadang-kadang terlambat tiba disana," jelasnya.
Ia lanjut menjelaskan berdasarkan penyampaian kepala sekolah, guru yang mengajar di SDN 010 Saluang sebenarnya rajin datang mengajar, hanya saja gambar yang diambil dan diposting memang bertepatan dengan hari libur sekolah.
Dirinya juga menguak fakta sesuai penyampaian pihak UPTD dan kelapa sekolah bahwa salah satu anak yang nampak dalam gambar bukanlah siswa SDN 010 Saluang.
"Ini penjelasan UPTD dan kepala sekolah tadi, bahwa salah satunya ternyata bukan siswa disana (SDN 010 Saluang, red)," lanjutnya.
Sehingga, berdasarkan itu pihaknya menduga ada rekayasa terkait polemik yang terjadi tersebut. (klp)