Anggota Dewan Jangan Jadi "Sapi Ompong", Wakil Ketua I DPRD Mamasa Sayangkan Ketidaktegasan Pimpinan Rapat


MAMASA, FMS--Menanggapi kericuhan saat Paripurna DPRD Mamasa beberapa hari lalu. Sejumlah pihak mengeluarkan pendapatnya.

Kali ini datang dari kelompok pemuda. Alumni Gerakan Generasi Muda Pitu Ulunna Salu Makassar, Reski Masran mengatakan kritikan tajam salah satu anggota DPRD saat itu membuka informasi kepada publik seperti apa kerja pemerintah daerah. Biarkan rakyat tahu kerja-kerja DPRD dan Pemda Mamasa.

"Persidangan kemarin baru kali ini kami melihat secara live, kemudian saya merasa persidangan DPRD kemarin berjalan sesuai mekanisme. Kalaupun ada riak itu hanya dinamika sidang," katanya, Kamis (2/12).

Terkait aksi "koboy" salah seorang ASN yang mencoba merusak suasana sidang, Ia menyampaikan sebagai lembaga terhormat mestinya ada tindakan yang dilakukan sesuai aturan yang berlaku terhadap oknum tersebut.

"Jika tidak ada sanksi, ini akan menjadi bumerang terhadap lembaga. Orang bisa seenaknya mempermainkan lembaga yang terhormat tersebut," ucapnya.

Komentar juga datang dari Aktivis Pemuda Gereja, Rony. Ia menilai kejadian saat Rapat Paripurna DPRD Mamasa tersebut merupakan hal yang langka dan apapun yang melatar belakangi legislator Reskianto Taulabi Kia bersuara, dirinya memberikan apresiasi.

"Tetap saya apresiasi. Sebab bagaimanapun, baru kali ini saya lihat ada DPRD yang mampu berteriak," ungkapnya.

Masyarakat luas menaruh harapan besar bahwa wakil mereka di parlemen mampu menyampaikan aspirasi masyarakat.

"Jangan jadi "sapi ompong"!. Saya rasa sapi ompong jika ada yang bersuara, malah tidak ada rekannya di DPRD yang mendukung," ucapnya.

Soal keterlibatan ASN yang memicu kericuhan saat paripurna, Ia berpendapat itu hanya pribadi yang bersangkutan. Walau secara kebetulan oknum ASN tersebut  berpakaian ASN dan hadir sebagai undangan. 

Ia meyakini, saat itu oknum ASN tersebut berbuat lantaran dipicu jiwa aktivisnya. Tapi kalau mau bicara jujur soal prosedur, saat itu bukan tempatnya sebab yang bersangkutan hanya undangan dan mestinya jadi pendengar.

"Disitu juga kita mau lihat, jika memang ASN itu dinilai salah, ya mesti diberi sangsi agar jadi pembelajaran bagi ASN lain," tuturnya.

Menanggapi komentar dari kalangan pemuda tersebut, Wakil Ketua I DPRD Mamasa, David Bambalayuk menjelaskan keributan oknum ASN di paripurna tentu sangat melanggar etika dan tatib DPRD.

Ia menyayangkan pimpinan rapat saat itu tidak tegas. "Harusnya, siapapun yang mengacau dalam paripurna harus diusir keluar dari ruangan," jawabnya via WhatsApp.

Dirinya membantah penilaian bahwa Anggota DPRD Mamasa tidak Kritis. "Itu tidak benar. Bisa dilihat dalam pandangan fraksi. Terkhusus Fraksi Partai Hanura, kami ada 7 rekomendasi, tapi disampaikan secara santun dan elegan," bantahnya.

Ia menambahkan, tambahan pandangan akhir fraksi yang disampaikan anggota dewan adalah hal yang biasa dalam demokrasi. (Kedi)

Related

MAMASA 1666821933684881656

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item