Pengunjung Padati Wisata Khaymoto, Namun Tetap Prokes
MATENG, FMS - Kolam pemancingan khaymoto, adalah satu obyek wisata yang ada di Desa Topoyo, Kecamatan Topoyo, Mamuju Tengah (Mateng) yang setiap harinya dipadati pengunjung.
Selain menyediakan tempat pemancingan, di area kolam juga tersedia sejumlah menu kuliner, hiburan dan juga fasilitas bermain anak. Tak heran, jika setiap harinya warga sekitar hingga luar daerah semakin penasaran dan mendatangi kolam pemancingan khaymoto sebagai obyek wisata.
Menurut Kepala Desa Topoyo, Masri Ridwan, kolam tersebut sengaja dibuat sebagai obyek wisata yang dikelola melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan telah di lounching beberapa waktu lalu.
Tak hanya warga Mateng yang merasa penasaran, pengunjung dari luar daerah, hingga pejabat negara juga telah mendatangi obyek wisata milik Bumdes Topoyo.
Salah satunya Wamen Agraria, Tata Ruang dan Badan Pertahanan Nasional (ATR dan BPN), Surya Tjandra mengapreseasi atas inovasi pemerintah desa Topoyo, saat kunjungannya bersama rombongan, oktober 2020 lalu.
Baca : https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/10/wisata-khaymoto-topoyo-menarik.html
Selain memanjakan pengunjung dengan sejumlah fasilitas, nama Khaymoto juga menarik perhatian karena keunikannya mirip bahasa negara luar, sehingga tidak sedikit yang merasa penasaran arti Khaymoto.
Menjawab hal itu, Masri Ridwan menjelaskan, arti Khaymoto adalah bahasa lokal asli Topoyo yang mengandung makna luas, tidak berbeda jauh dengan semboyan daerah Mateng Lalla Tassisara'.
"Arti Khaymoto adalah kemandirian, nama itu kami pakai sesuai anjuran pemerintah agar kita selalu mencoba untuk mendiri untuk selalu ber Inovasi, sementara Lalla Tassisara' adalah berbeda tapi tetap satu," jelas Kades Topoyo, saat dikonfirmasi, Sabtu ( 29/5/2021)
Pewisata kolam pemancingan Khaymoto setiap harinya menerima 100 orang pengunjung hingga malam dan saat hari libur atau malam minggu semakin meningkat.
Namun mengingat saat ini masih kondisi pandemi Covid 19, pemerintah desa bersama pengelola tidak mengabaikan protokol kesehatan sehingga membatasi kepadatan.
"Saat malam minggu pengunjung diperkirakan meningkat 47 persen dari biasanya, tetapi kami tidak mengabaikan protokol kesehatan," tambah Kades Topoyo.
Karena keindahan dan daya tariknya, kolam milik Bumdes Topoyo, kerap pula dijadikan sebagai tempat pertemuan, rapat atau pelatihan sejumlah pihak. (jml)