Cinta Kopi, Yayasan Alumni Universitas Trisakti Jakarta Prakarsai Pendirian Koperasi Di Mamasa


MAMASA, FMS--Peresmian Koperasi Produsen Wijaya Swasembada Sejahtera Rambusaratu' (WSS Ramsar) Mamasa, dilakukan Rabu (21/4). Koperasi ini terbentuk atas prakarsa dari Yayasan Alumni Universitas Trisakti Jakarta.

Koperasi ini akan berfokus pada pengelolaan hasil produksi perkebunan kopi anggotanya dan dari petani kopi disekitar koperasi. 

Selain itu, guna memastikan kualitas kopi yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar, WSS Ramsar juga akan melakukan bimbingan dan pembinaan kepada anggota dan masyarakat petani kopi.

Penasehat Koperasi WSS Ramsar, Samuel Wilhelm mengatakan salah satu komitmen koperasi binaannya adalah untuk mengangkat dan memperkenalkan kopi asli Mamasa.

"Yang selama ini dikenal hanya Kopi Toraja, padahal Kopi Mamasa tidak kalah dalam hal kualitas," katanya.

Ia menjelaskan untuk itulah koperasi yang dibentuk ini bukan hanya mengumpulkan hasil perkebunan kopi masyarakat, tapi juga akan melakukan pendampingan dengan memberikan bimbingan dan pelatihan kepada petani kopi.

"Mulai dari pembibitan, pemeliharaan tanaman kopi, hingga produksi. Dibutuhkan konsistensi dalam mempertahankan kualitas kopi untuk ekspor," jelasnya.

Ia menuturkan pihaknya sebagai inisiator pembentukan koperasi mengatakan tidak datang ke Mamasa membawa modal berupa uang, tapi konstribusi yang diberikan adalah berupa teknologi, informasi, pengetahuan, dan jaringan pemasaran.

"Ini kecintaan terhadap kopi, kami akan berupaya memberikan yang terbaik demi memastikan hanya kopi berkualitas yang boleh keluar dari Mamasa," tuturnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Mamasa, Marthinus Tiranda menyambut baik peresmian koperasi WSS Ramsar. Menuruty, dengan bertambahnya lagi koperasi yang fokus dalam usaha kopi, maka peluang Kopi Mamasa kedepannya untuk semakin berkembang dan dikenal jauh lebih baik.

"Yang dibutuhkan bukan hanya memastikan kualitas kopi itu sendiri, tetapi bagaimana membangun jaringan pemasarannya," ucapnya.

Ia menjelaskan tantangan yang dihadapi oleh petani kopi selama ini adalah harga kopi yang dikendalikan oleh tengkulak. 

Sehingga yang seharusnya hasil kopi dapat memberi kesejahteraan bagi masyarakat, pada ujungnya membuat petani kopi meradang akibat anjloknya harga kopi.

"Hal lain yang perlu diubah jika ingin maju adalah ketekunan dan keuletan. Jangan ikut-ikutan. Org tanan coklat, kopi ditebang. Orang tanam vanili, coklatnya dimusnahkan. Begitu seterusnya sehingga petani tidak fokus berkebun," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa untuk mendukung upaya dan usaha yang dilakukan oleh koperasi, pemerintah daerah siap bersinergi dan memberikan bantuan yang dibutuhkan.

Sebagai langkah awal dan bentuk keseriusan Koperasi WSS Ramsar memulai usaha pengelolaan kopi, saat ini koperasi tersebut telah memiliki dua bangunan green house. Selain itu, sejumlah mesin produksi juga telah dimiliki seperti mesin sortir kopi, mesih pengupas kulit ari, dan beberapa mesin lainnya. (Kedi)

Related

MAMASA 2420442414164622885

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item