Diduga Depresi Pemuda di Mamuju Gantung Diri di Pohon Jeruk
MAMUJU, FMS - Yorris Abrian (21) warga Lingkungan Balatedong, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dibawa pohon jeruk, Jumat sore (5/3). Diduga karena prustasi.
Kapolsek Kalukku Ipda Sirajuddin mengatakan, bahwa korban pertama kali ditemukan warga bernama Illang saat hendak ke empangnya (tambak) pada Jumat (5/3) sekira pukul 14.00 WITA. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke warga.
Sirajuddin menduga korban prustasi karena merasa tertekan dalam keluarganya karena sering diawasi dan batasi pergaulannya. Sehingga mengambil kesimpulan untuk bunuh diri dengan cara melilitkan seutas tali nilon berwarna kuning dilehernya
yang diikatkan diatas pohon jeruk. Diperoleh dari tali ayunan yang ada di dalam rumahnya.
Dikatakan dari keterangan saksi bapak korban, bernama Polman pada pukul 12.40 WITA sempat mencari korban karena keluar rumah tanpa memberitahukan dan orang dirumah dan saat itu kondisi hujan dan angin kencang.
"Pada pukul 14.00 WITA, ia mendengar masyarakat ribut bahwa ada orang gantung diri dekat empang kemudian saksi mendatangi TKP dan melihat anaknya dalam keadaan leher tergantung , kaku dan tidak bernafas sehingga saksi langsung melepaskan tali dari leher anaknya kemudian membaringkan anaknya kemudian menutup kepala sampai dada korban dgn menggunakan jaketnya," kata Sirajuddin, Sabtu (6/3).
Dijelaskan bahwa dalam satu bulan ini korban sering murung dirumah namun saksi tidak mengetahui penyebab anaknya (korban) murung.
"Saksi menjelaskan bahwa selama maraknya berita virus Corona di Kalukku saksi dan istrinya selalu mengawasi anaknya dan membatasi pergaulan anaknya (sering melarang/membatasi anaknya bergaul keluar rumah)," terangnya.
Sementara ibu korban Sri Mawarni mengatakan dalam satu bulan ini korban semenjak pulang pulang dari Tanah Toraja banyak perubahan sikap yaitu sering murung dan menghayal.
"Saksi mengakui bahwa saksi semenjak maraknya berita virus corona di Kalukku saksi memang membatasi korban untuk tidak keluar rumah kecuali ada urusan penting dan apa bila keluar rumah selalu menelpon korban agar pulang kerumah," terangnya.
Sementara adik korban Gifen (10) tahun mengatakan, pada pukul 11.30 WITA masih melihat kakanya (korban) berada dirumah. Dimana korban masih sempat memberikan kunci motornya kepada saksi sebelum korban keluar dari rumah dengan mengatakan kepada adik korban.
"Simpan ini kunci motor , jaga baik baik ini motor dan jangan kamu jual walaupun bapak suruh kamu jual," pesannya kepada adiknya.
"Saksi menjelaskan bahwa tiga hari yang lalu sebelum korban meninggal , saksi sempat di sampaikan oleh korban bahwa silahkan kamu pake handpone (HP) ku kalo kamu mau pake sambil memberitahukan kode sandi HP korban," tambahnya.(Awal)