Tanggap Darurat Berakhir, Pemprov Harap Kolaborasi Penanganan Pascagempa dengan Kabupaten
MAMUJU,FMS- Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar), Ali Baal Masdar bersama Dansatgas, Danrem 142 Tatag, Brigjen TNI, Firman Dahlan dan Wadansat, Sekertaris Provinsi Sulbar, Muhammad Idris menggelar rapat penanggulangan bencana usai masa tanggap darurat berakhir
pasca gempa 6,2 Magnitudo, Kamis (4/2).
" Saya harapkan teman-teman di kabupaten berkolaborasi melakukan penanganan dan pembenahan , serta menjaga kebersihan. Yang terpenting, juga tetap memperhatikan protokol kesehatan apalagi masih dalam kondisi Covid-19," kata Ali Baal Masdar.
Menurut gubernur selain pemulihan ekonomi, pendistribusian bantuan logistik kepada korban gempa yang ada ditenda pengungsian, juga
masyarakat diberikan trauma healing akibat gempa , apalagi terjadi beberapa gempa susulan. Untuk itu, stakeholder terkait perlu menerjunkan team yang mampu melakukan penanganan trauma healing kepada para pengungsi .
Danrem 142 Tatag Mamuju selaku Dansatgas , Brigjen TNI, Firman Dahlan menyampaikan, adapun yang menjadi prioritas utama pasca bencana alam di Sulbar ialah, pencarian korban dan evaluasi, perawatan korban, penyaluran bantuan kemanusiaan, pengembalian roda perekonomian.
Selain itu, pengembalian operasional layanan pemerintah, fasilitas umum dan sosial, pelayanan pengungsian dan kesehatan. Serta menjamin ketersediaan BBM khususnya di rumah sakit, pendataan kerusakan rumah masyarakat dan menjamin kelancaran arus transportasi antar daerah.
"Dengan berakhirnya masa tanggap darurat sebenarnya berbagai fasilitas bantuan sudah harus dikembalikan kepada pemiliknya, namun pihak kami sudah menyurat agar fasilitas tersebut masih tetap stand by, begitu juga dari personel kami siap membantu," kata Firman Dahlan.
Sekretaris Provinsi Sulbar, Muhammad Idris selaku Wadansatgas mengatakan dengan berakhirnya masa tanggap darurat maka berakhir pula segala tugas yang telah dicapai, namun sejumlah tugas baru kembali menunggu dan harus segera diselesaikan.
" Kita tau jumlah pengungsi 71.000 jiwa sesuai yang terdata dan itu rentan terserang gangguan kesehatan diantara mereka, " kata Idris.(Adv/Al).