Mantap, Konsep Objek Wisata Sawo Tondok Bakaru Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
MAMASA FMS--Setelah menerima bantuan sosial dari Bank Indonesia (BI) untuk pengembangan tanaman anggrek di Mamasa, Komunitas Tondokbakaru Orchid (KTO) tengah menyusun rencana pengembangan usaha wisata anggek yang digeluti.
Taman anggrek yang merupakan bagian dari objek wisata Sawah dan Orchid (Sawo) dan berada dalam Kawasan Wisata Desa Tondok Bakaru tersebut, merupakan salah satu destinasi objek wisata agro di Kabupaten Mamasa yang terus berbenah agar semakin banyak tertarik mengunjungi kawasan tersebut.
Diberi nama Sawo karena selain kebun anggrek, juga disediakan sejumlah spot swaphoto dengan view pemandangan alam dan hamparan sawah.
Salah satu usaha yang akan dikembangkan kedepan adalah mengembangkan jaringan kerjasama dalam bentuk kebun plasma anggrek.
Konsep tersebut disampaikan oleh pengelola Sawo Tondok Bakaru, Andarias.
"Kedepan kami akan bangun kemitraan dengan para pecinta anggrek dalam bentuk kerjasama Kebun Plasma Anggrek," ucapnya, Senin (9/11).
Ia menjelaskan saat ini pihaknya tengah membangun laboratorium atas bantuan BI Perwakilan Sulawesi Barat untuk pengembangan anggek endemik Mamasa dengan metode kultur jaringan.
Pengembangan budidaya anggrek dengan bantuan teknologi tersebut dapat menghasilkan ribuan bahkan puluhan ribu bibit anggrek sekali panen.
Berdasarkan itulah sehingga dibutuhkan adanya kebun-kebun plasma anggrek untuk dijadikan mitra.
"Jadi nantinya bibit anggrek yang tidak dapat lagi kami tampung akan di drop ke kebun plasma masyarakat untuk dibesarkan. Jika sudah siap untuk dipasarkan, maka akan kami beli kembali dan kami yang akan pasarkan," jelasnya.
Ia lanjut menjelaskan mengenai seperti apa sistem kerjasamanya akan dibicarakan lebih lanjut jika program ini sudah mulai berjalan.
Selain program tersebut, sebagai salah satu objek wisata yang berada dalam Kawasan Desa Wisata Tondok Bakaru, juga akan dikembangkan pola pengelolaan objek wisata dengan sistem memberikan hadiah bibit anggrek kepada pengunjung.
Program tersebut disampaikan oleh Fasilitator BI dengan KTO, Alfredi Toding. "Konsep lain yang akan dikembangkan adalah one visitor one orchid, dimana pengunjung akan diberikan hadiah bibit anggrek," katanya.
Ia menjelaskan bibit anggrek yang diberikan ke pengunjung bukan untuk dibawa pulang, tetapi nantinya anggrek tersebut akan diberi label nama pengunjung, alamat, dan nomor teleponnya.
"Bibit anggrek yang diberikan ke pengunjung tersebut akan diletakkan dalam green house untuk dirawat dan dibesarkan oleh pengelola taman wisata anggrek," jelasnya.
Ia lanjut menjelaskan pada setiap tahap perkembangan anggrek tadi, pengunjung yang bersangkutan akan dihubungi untuk kembali melihat perkembangan anggreknya.
"Misalkan kalau anggreknya sudah besar, pemiliknya sesuai label akan dihubungi supaya berkunjung melihat anggreknya. Begitu pula jika anggreknya sudah mulai berbunga, pemiliknya akan kembali dihubungi," lanjutnya.
Jadi konsepnya, ini sebagai upaya untuk menarik wisatawan atau pengunjung agar dapat kembali berkunjung minimal dua sampai tiga kali untuk melihat perkembangan anggrek yang diberikan sebagai hadiah tersebut.
Dengan demikian perputaran ekonomi di lokasi objek wisata akan terus terjadi secara berkelanjutan. "Pasti pangunjung itu bukan cuma datang liat anggreknya, tetapi kemungkinan akan berbelanja, menginap, dan sebagainya," ucapnya.
Alfredi juga mengungkapkan rancangan program lain yang akan dikembangkan di objek wisata Sawo adalah konsep Community Base Tourism (CBT) untuk memberdayakan masyarakat sekitar.
Konsepnya pengelola Sawo tidak usah pelihara ikan atau ayam, biar masyarakat lain yang jadikan itu sebagai usaha. Jadi misalnya ada pengunjung Sawo yang mau bakar-bakar ikan atau ayam, pengelola tinggal ambil hubungi masyarakat yang pelihara ikan atau ayam.
"Jadi semua masyarakat diberdayakan, sesuai usaha masing-masing. Begitu juga dengan usaha souvenir, pengelola Sawo tidak usah buat itu, nanti bekerjasama saja dengan pengrajin souvenir," jelasnya.
Ia menambahkan dengan sejumlah konsep CBT yang dirancang tersebut diharapkan dapat meningkatkan geliat pariwisata semakin berkembang kedepannya. (kedi)