Diskominfosandi Mamasa Sebar Informasi Melalui SMS Blast
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/09/diskominfosandi-mamasa-sebar-informasi.html
MAMADA, FMS -- Di era digital saat ini, kebutuhan akan informasi menjadi sangat penting. Masyarakat senantiasa membutuhkan segala informasi terkait perkembangan yang terjadi setiap hari.
Menyambut hal tersebut, pemerintah juga dipacu untuk menyajikan dan memberikan informasi kepada masyarakat secara efektif dan efisien.
Ditengah masa pandemi Covid 19 atau Virus Corona, Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Kominfosandi) Mamasa meluncurkan sebuah program yang bernama short message service (SMS) Blast. Secara teknis, ini akan seperti brodcast SMS yang akan mengirimkan pesan secara otomatis kepada nomor handphone yang ada dalam radius tertentu dari pusat server.
Tentunya, isi pesan yang dikirim adalah terkait kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Mamasa. Pengirim pesan yang diterima oleh penerima bukanlah nomor handphone yang digunakan si pengirim, namun instansi yang mengirim pesan tersebut, misalnya "Kominfosandi Mamasa".
Kepala Dinas Kominfosandi Mamasa, Simon Ratta membenarkan adanya program tersebut. "Benar, memang kita ada program itu yang namanya SMS Blast," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (2/9).
Ia menjelaskan SMS Blast sangat penting guna menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, terlebih ditengan pandemi Covid 19 saat ini.
Utamanya disaat ini sangat dianjurkan untuk tidak terjadi kerumunan, sehingga SMS Blast ini dinilai efektif untuk membagikan informasi kepada masyarakat.
"Sejak Covid 19 ini merebak, kita sudah jalankan program ini yang anggarannya diambil dari biaya tak terduga (BTT) keuangan daerah," jelasnya.
Kerena jangkauan penerima SMS yang dapat dikirimi hanya terhadap nomor handphone dalam radius 2 kilometer, sehingga pihaknya tetap turun ke kecamatan-kecamatan yang telah terjangkau jaringan telekomunikasi untuk mengirim pesan. Sehingga diharapkan dapat menjangkau masyarakat lebih banyak.
Ia menuturkan saat pertama kali diluncurkan bertempat di sekitar Kota Mamasa, server dapat menjangkau hingga 7 ribu nomor handhone.
"Tergantung juga jaringan yang ada, kalau bagus maka semakin banyak juga yang dijangkau," tuturnya.
Ia menambahkan meski SMS Blast saat ini diperuntukan untuk membagikan informasi seputar penanganan Covid 19 di Mamasa, tapi kedepan jika wabah ini selesai akan tetap dikembangkan untuk menyebarkluaskan segala kebijakan dan program-program yang dilakukan Pemerintah Mamasa.
Terpisah, Ketua Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Mamasa, Andi Waris Tala menanggapi program tersebut.
Ia menduga program pengadaan SMS Blast hanya akal-akalan untuk mengambil uang daerah. Dengan Keterbatasan jaringan di wilayah Kabupaten Mamasa, masyarakat tidak seluruhnya memperoleh informasi soal covid.
"Jangkauan SMS Blast hanya radiasi 2 kilometer dari pusat server, masyarakat tidak semua bisa mengakses informasi itu. Faktanya, saya selaku masyarakat Mamasa tidak pernah menerima pemberitahuan otomatis soal Corona dari Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Mamasa," duganya.
Dijelaskan jika memang gugus tugas serius menyampaikan informasi Covid 19, cukup lewat pembuatan baliho yang disebar ke desa-desa dengan biaya yang lebih irit dan dapat dilihat oleh seluruh masyarakat.
"Intinya penggunaan dana SMS Blast harus diaudit, apa saja yang dibeli, asas manfaatnya, kemudian bukti penggunaan alat tersebut. Rp. 319 juta Itu bukan uang sedikit, masyarakat harus tau penggunaan dana itu," jelasnya.
Untuk program SMS Blast Diskominfosandi Mamasa ini menggunakan anggaran tanggap bencana dari BTT keuangan daerah sebesar Rp. 319 juta. (klp)
Menyambut hal tersebut, pemerintah juga dipacu untuk menyajikan dan memberikan informasi kepada masyarakat secara efektif dan efisien.
Ditengah masa pandemi Covid 19 atau Virus Corona, Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian (Kominfosandi) Mamasa meluncurkan sebuah program yang bernama short message service (SMS) Blast. Secara teknis, ini akan seperti brodcast SMS yang akan mengirimkan pesan secara otomatis kepada nomor handphone yang ada dalam radius tertentu dari pusat server.
Tentunya, isi pesan yang dikirim adalah terkait kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Kabupaten Mamasa. Pengirim pesan yang diterima oleh penerima bukanlah nomor handphone yang digunakan si pengirim, namun instansi yang mengirim pesan tersebut, misalnya "Kominfosandi Mamasa".
Kepala Dinas Kominfosandi Mamasa, Simon Ratta membenarkan adanya program tersebut. "Benar, memang kita ada program itu yang namanya SMS Blast," katanya saat dikonfirmasi, Rabu (2/9).
Ia menjelaskan SMS Blast sangat penting guna menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, terlebih ditengan pandemi Covid 19 saat ini.
Utamanya disaat ini sangat dianjurkan untuk tidak terjadi kerumunan, sehingga SMS Blast ini dinilai efektif untuk membagikan informasi kepada masyarakat.
"Sejak Covid 19 ini merebak, kita sudah jalankan program ini yang anggarannya diambil dari biaya tak terduga (BTT) keuangan daerah," jelasnya.
Kerena jangkauan penerima SMS yang dapat dikirimi hanya terhadap nomor handphone dalam radius 2 kilometer, sehingga pihaknya tetap turun ke kecamatan-kecamatan yang telah terjangkau jaringan telekomunikasi untuk mengirim pesan. Sehingga diharapkan dapat menjangkau masyarakat lebih banyak.
Ia menuturkan saat pertama kali diluncurkan bertempat di sekitar Kota Mamasa, server dapat menjangkau hingga 7 ribu nomor handhone.
"Tergantung juga jaringan yang ada, kalau bagus maka semakin banyak juga yang dijangkau," tuturnya.
Ia menambahkan meski SMS Blast saat ini diperuntukan untuk membagikan informasi seputar penanganan Covid 19 di Mamasa, tapi kedepan jika wabah ini selesai akan tetap dikembangkan untuk menyebarkluaskan segala kebijakan dan program-program yang dilakukan Pemerintah Mamasa.
Terpisah, Ketua Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Mamasa, Andi Waris Tala menanggapi program tersebut.
Ia menduga program pengadaan SMS Blast hanya akal-akalan untuk mengambil uang daerah. Dengan Keterbatasan jaringan di wilayah Kabupaten Mamasa, masyarakat tidak seluruhnya memperoleh informasi soal covid.
"Jangkauan SMS Blast hanya radiasi 2 kilometer dari pusat server, masyarakat tidak semua bisa mengakses informasi itu. Faktanya, saya selaku masyarakat Mamasa tidak pernah menerima pemberitahuan otomatis soal Corona dari Gugus Tugas Penanganan Covid 19 Mamasa," duganya.
Dijelaskan jika memang gugus tugas serius menyampaikan informasi Covid 19, cukup lewat pembuatan baliho yang disebar ke desa-desa dengan biaya yang lebih irit dan dapat dilihat oleh seluruh masyarakat.
"Intinya penggunaan dana SMS Blast harus diaudit, apa saja yang dibeli, asas manfaatnya, kemudian bukti penggunaan alat tersebut. Rp. 319 juta Itu bukan uang sedikit, masyarakat harus tau penggunaan dana itu," jelasnya.
Untuk program SMS Blast Diskominfosandi Mamasa ini menggunakan anggaran tanggap bencana dari BTT keuangan daerah sebesar Rp. 319 juta. (klp)