Wartawan Gelar Aksi di Tiga Kabupaten atas Pembunuhan Wartawan di Mateng
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/08/wartawan-gelar-aksi-di-tiga-kabupaten.html
MAMUJU, FMS - Para pekerja media, wartawan dan LSM hari ini Senin (24/8) melakukan aksi solidaritas di tiga kabupaten, Sulawesi Barat. Menyuarakan sejumlah tuntutan kepada pihak kepolisian agar mengungkap kasus tewasnya salah satu wartawan media online di Mamuju Tengah yang diduga dibunuh dengan belasan luka tusuk disekujur tubuhnya.
Ia ditemukan di pinggir jalan poros wilayah Dusun Salu Bijau, Desa Tasokko, Kecamatan Karossa,Kabupaten Mateng beberapa waktu lalu.
Kabupaten Polewali Mandar, para wartawan bersama LSM melakukan aksi di Mapolres Polman. Mereka mendesak pihak kepolisian segera mengungkap motif dibalik tewasnya wartawan media online di Mamuju Tengah.
Sedangkan di Kabupaten Mamasa juga melakukan aksi damai di depan Mapolres Mamasa. Mereka menyuarakan agar kasus wartawan yang di duga dibunuh ini secepatnya dapat terungkap.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju aksi tersebut digelar sejumlah insan jurnalis sebagai bentuk solidaritas atas kasus dugaan pembunuhan jurnalis kabardaerah.com, Demas Laira di Mamuju Tengah.
Sebelum menuju kantor Mapolda Sulbar puluhan jurnalis TV, radio, surat kabar dan online ini menyempatkan berorasi di perampatan jalan Ahmad Kirang Mamuju. Mereka juga mengumpulkan id card pers masing-masing sebagai simbol belasungkawa atas kematian Demas Laira.
“Apa yang menjadi tuntutan kita hari ini kawan-kawan, sebagai bentuk solidaritas kita atas kematian sahabat seprofesi kita Demas Laira. Diskriminasi terhadap jurnalis tidak boleh dibiarkan terjadi di Sulawesi Barat ini, kita mengutuk keras pelaku pembunuhan saudara Demas,”pungkas Awaluddin DP, jurnalis TVRI yang juga sebagai koordinator lapangan, Senin (24/8/2020).
Setidaknya ada tiga poin tuntutan yang disampaikan Aliansi Wartawan Sulbar dan Pemerhati Pers, diantaranya mendesak Polda Sulbar segera mengambil alih kasus dugaan pembunuhan jurnalis Demas Laira, mendesak Polda Sulbar membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus tersebut, serta mendesak Polda Sulbar segera menangkap pelaku dan mengungkap motif pembunuhan yang menimpa Demas Laira.
“Wartawan adalah pilar demokrasi yang dilindungi oleh Undang-Undang. Kami meminta kepada Polda Sulbar untuk memback up Polres Mateng atau mengambil alih langsung dengan membentuk tim menyelesaikan kasus ini. Kami percayakan sepenuhnya kepada penegak hukum,” tegas Ashari Rauf, Jurnalis Sulbaronline.com dalam orasinya.
Kapolda Sulawesi Barat, Irjen Pol Eko Budi Sampurno yang menerima langsung aspirasi wartawan di Mako Polda Sulawesi Barat berjanji, dalam waktu dekat pihaknya akan segera merilis pelaku yang di duga menganiaya Demas Laira hingga meregang nyawa.
“Sudah menjadi atensi khusus saya selaku Kapolda Sulbar untuk secepatnya mengungkap ke publik kasus tewasnya wartawan di Mamuju Tengah ini” ujar Kapolda Sulbar.
Ditambahkan bahwa tewasnya salah satu wartawan di Mateng diduga kuat tak ada kaitannya dengan pemberitaan, melainkan masalah pribadi.
“Untuk sementara yang bisa kami sampaikan, kasus ini tak ada kaitannya dengan profesi namun kearah masalah pribadi” ungkap Jendral Polisi Berbintang 2 tersebut.
Tak lama setelah ditemui Kapolda, para massa aksi kemudian membubarkan diri dengan tertib dan berharap kasus kematian Demas Laira segera terungkap.(Al).
Ia ditemukan di pinggir jalan poros wilayah Dusun Salu Bijau, Desa Tasokko, Kecamatan Karossa,Kabupaten Mateng beberapa waktu lalu.
Kabupaten Polewali Mandar, para wartawan bersama LSM melakukan aksi di Mapolres Polman. Mereka mendesak pihak kepolisian segera mengungkap motif dibalik tewasnya wartawan media online di Mamuju Tengah.
Sedangkan di Kabupaten Mamasa juga melakukan aksi damai di depan Mapolres Mamasa. Mereka menyuarakan agar kasus wartawan yang di duga dibunuh ini secepatnya dapat terungkap.
Sedangkan di Kabupaten Mamuju aksi tersebut digelar sejumlah insan jurnalis sebagai bentuk solidaritas atas kasus dugaan pembunuhan jurnalis kabardaerah.com, Demas Laira di Mamuju Tengah.
Sebelum menuju kantor Mapolda Sulbar puluhan jurnalis TV, radio, surat kabar dan online ini menyempatkan berorasi di perampatan jalan Ahmad Kirang Mamuju. Mereka juga mengumpulkan id card pers masing-masing sebagai simbol belasungkawa atas kematian Demas Laira.
“Apa yang menjadi tuntutan kita hari ini kawan-kawan, sebagai bentuk solidaritas kita atas kematian sahabat seprofesi kita Demas Laira. Diskriminasi terhadap jurnalis tidak boleh dibiarkan terjadi di Sulawesi Barat ini, kita mengutuk keras pelaku pembunuhan saudara Demas,”pungkas Awaluddin DP, jurnalis TVRI yang juga sebagai koordinator lapangan, Senin (24/8/2020).
Setidaknya ada tiga poin tuntutan yang disampaikan Aliansi Wartawan Sulbar dan Pemerhati Pers, diantaranya mendesak Polda Sulbar segera mengambil alih kasus dugaan pembunuhan jurnalis Demas Laira, mendesak Polda Sulbar membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas kasus tersebut, serta mendesak Polda Sulbar segera menangkap pelaku dan mengungkap motif pembunuhan yang menimpa Demas Laira.
“Wartawan adalah pilar demokrasi yang dilindungi oleh Undang-Undang. Kami meminta kepada Polda Sulbar untuk memback up Polres Mateng atau mengambil alih langsung dengan membentuk tim menyelesaikan kasus ini. Kami percayakan sepenuhnya kepada penegak hukum,” tegas Ashari Rauf, Jurnalis Sulbaronline.com dalam orasinya.
Kapolda Sulawesi Barat, Irjen Pol Eko Budi Sampurno yang menerima langsung aspirasi wartawan di Mako Polda Sulawesi Barat berjanji, dalam waktu dekat pihaknya akan segera merilis pelaku yang di duga menganiaya Demas Laira hingga meregang nyawa.
“Sudah menjadi atensi khusus saya selaku Kapolda Sulbar untuk secepatnya mengungkap ke publik kasus tewasnya wartawan di Mamuju Tengah ini” ujar Kapolda Sulbar.
Ditambahkan bahwa tewasnya salah satu wartawan di Mateng diduga kuat tak ada kaitannya dengan pemberitaan, melainkan masalah pribadi.
“Untuk sementara yang bisa kami sampaikan, kasus ini tak ada kaitannya dengan profesi namun kearah masalah pribadi” ungkap Jendral Polisi Berbintang 2 tersebut.
Tak lama setelah ditemui Kapolda, para massa aksi kemudian membubarkan diri dengan tertib dan berharap kasus kematian Demas Laira segera terungkap.(Al).