JMSI Sulbar Ingatkan Perusahaan Media Perhatikan 'Safety Of Journalist'
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/08/jmsi-sulbar-ingatkan-perusahaan-media.html
Harmegi Amin Ketua JMSI Sulbar
MAJENE, FMS -- Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Sulawesi Barat mengingatkan perusahaan media agar memperhatikan keselamatan jurnalis (safety of journalist). Hal tersebut penting mengingat masih banyaknya ancaman kekerasan bagi wartawan.
"Wartawan adalah profesi yang akan selalu menyerempet-menyerempet bahaya, apalagi kawan-kawan yang menulis berita-berita kontrol, karena itu perlindungan keselamatan sangatlah penting menjadi perhatian serius," kata Ketua JMSI Sulbar Harmegi Amin, Jumat (21/8/2020)
Harmegi mengatakan, kasus pembunuhan salah seorang wartawan lokal di Mamuju Tengah penting untuk mengingatkan kepada berbagai kalangan khususnya perusahaan media mengenai pentingnya mekanisme yang menjamin keamanan jurnalis dalam bekerja. "Meski belum ada bukti bahwa pembunuhan wartawan di Mateng karena berita atau terkait profesi jurnalis, namun ini penting bagi kita untuk menjadi catatan agar safety journalist diperhatikan dengan baik," ujarnya.
Menurut Harmegi, perlindungan bagi jurnalis khususnya di daerah masih sangat lemah. Sementara di sisi lain tingkat literasi media masyarakat sangat buruk. Hal ini dapat menjadi ancaman serius bagi para pencari berita yang kritis. "Begitu juga dengan penindakan untuk keadilan terhadap pelaku kekerasan jurnalis yang masih sangat rendah," ujar Direktur PT Fokus Media Sulbar ini.
Egi, sapaan Harmegi mengatakan, jika berkaca pada data UNESCO yang dirilis the International Federation of Journalists (IFJ), kurang dari 1 dalam setiap 10 kasus pembunuhan jurnalis yang sampai ke pengadilan, 92 persen insiden yang menggunakan kekerasan untuk menekan kebebasan pers dan berekspresi tidak ditindaklanjuti.
"Karena itu sekali lagi kami mengingatkan pada semua pihak khususnya perusahaan media agar memperhatikan keselamatan jurnalisnya. Sangat penting untuk setiap perusahaan media memikirkan mekanisme perlindungan dan keselamatan wartawanya. Ingat tidak ada berita yang seharga dengan nyawa," ujar Egi. (*)
MAJENE, FMS -- Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Sulawesi Barat mengingatkan perusahaan media agar memperhatikan keselamatan jurnalis (safety of journalist). Hal tersebut penting mengingat masih banyaknya ancaman kekerasan bagi wartawan.
"Wartawan adalah profesi yang akan selalu menyerempet-menyerempet bahaya, apalagi kawan-kawan yang menulis berita-berita kontrol, karena itu perlindungan keselamatan sangatlah penting menjadi perhatian serius," kata Ketua JMSI Sulbar Harmegi Amin, Jumat (21/8/2020)
Harmegi mengatakan, kasus pembunuhan salah seorang wartawan lokal di Mamuju Tengah penting untuk mengingatkan kepada berbagai kalangan khususnya perusahaan media mengenai pentingnya mekanisme yang menjamin keamanan jurnalis dalam bekerja. "Meski belum ada bukti bahwa pembunuhan wartawan di Mateng karena berita atau terkait profesi jurnalis, namun ini penting bagi kita untuk menjadi catatan agar safety journalist diperhatikan dengan baik," ujarnya.
Menurut Harmegi, perlindungan bagi jurnalis khususnya di daerah masih sangat lemah. Sementara di sisi lain tingkat literasi media masyarakat sangat buruk. Hal ini dapat menjadi ancaman serius bagi para pencari berita yang kritis. "Begitu juga dengan penindakan untuk keadilan terhadap pelaku kekerasan jurnalis yang masih sangat rendah," ujar Direktur PT Fokus Media Sulbar ini.
Egi, sapaan Harmegi mengatakan, jika berkaca pada data UNESCO yang dirilis the International Federation of Journalists (IFJ), kurang dari 1 dalam setiap 10 kasus pembunuhan jurnalis yang sampai ke pengadilan, 92 persen insiden yang menggunakan kekerasan untuk menekan kebebasan pers dan berekspresi tidak ditindaklanjuti.
"Karena itu sekali lagi kami mengingatkan pada semua pihak khususnya perusahaan media agar memperhatikan keselamatan jurnalisnya. Sangat penting untuk setiap perusahaan media memikirkan mekanisme perlindungan dan keselamatan wartawanya. Ingat tidak ada berita yang seharga dengan nyawa," ujar Egi. (*)