Sepucuk Surat Cinta, Pengantar "Tidur" Panjang Pelipus Menghadap Sang Khalik

MAMASA, FMS - Kematian Kepala Desa (Kades) Buangin, Kecamatan Rantebulahan Timur, Pelipus meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat Desa Buangin.

Ia ditemukan warga dalam keadaan tergantung kabel microphone pada batang kopi di kebun warga. Almarhum ditemukan sudah tak bernyawa sesaat sebelum pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa Buangin Tahap ke III dibagikan.

Almarhum Pelipus diketahui merupakan sosok yang sangat baik. Dimata sahabat, rekan, dan kenalan, almarhum dikenal lugas dalam pergaulan.

Namun kematian Pelipus yang diduga melakukan gantung diri di kebun kopi milik warga untuk mengakhiri hidupnya menyisakan pilu yang sangat mendalam.

Sejumlah fakta dan spekulasi bermunculan pasca kematian Kades tersebut. Ada dugaan bahwa almarhum nekat bunuh diri lantaran sudah tidak sanggup menghadapi permasalahan yang menimpanya selama menjalankan kepemimpinan di Desa Buangin.

Spekulasi lain adalah diduga almarhum terbebani selama menjalankan pemerintahan desa lantaran apa yang dilakukan bertentangan dengan hati nuraninya.

Semua beban dan gundah di hatinya, dituangkan almarhum lewat sepucuk surat yang Ia tulis di malam sebelum mengakhiri hidupnya.

Berikut isi surat almarhum Pelipus kepada keluarganya sebelum gantung diri.

Pesan-pesan saya buat keluarga, kiranya apa yang terjadi pada saat ini tidak mempengaruhi hubungan atau tatanan keluarga.

Untuk istri tercinta (Elsi) jaga baik-baik Arga sama Dirga, sekolahkan dengan baik, maafkan aku yang belum bisa membahagiakanmu.

Buat ananda Arga dan Dirga, sekolah yang baik agar tidak mengulang apa yang dilakukan bapak kalian, jangan sekali-kali masuk jalur politik karena tidak sesuai dengan ajaran agama kita. Kalau kalian sudah besar nanti, jaga baik-baik ibu kalian kasihi dan sayangilah.

Maafkan saya, saya melakukan semuanya ini dengan sangat terpaksa karena lebih baik saya berdosa hanya satu kali lagi, dari pada tiap hari melakukan kebohongan hanya karena terpaksa. Selamat tinggal semuanya, aku akan pergi untuk selamanya.

Harapan saya semoga desa saya, daerah yang saya cintai lebih maju dan masyarakat akan sejahtera.

Sekali lagi, bagi semua masyarakat saya, mohon maaf yang sebesar-besarnya atas perbuatan saya selama ini yang kurang berkenan di hati saudara-saudaraku.

Terima kasih atas dukungannya selama saya menjalankan pemerintahan saya, kiranya Tuhan mengampuni akan semua kesalahan yang terjadi selama ini dan tidak akan menjadi batu sandungan bagi pemimpin seluruh lapisan masyarakat untuk membangun kampung tercinta ini.

Jika merujuk kebelakang, pemerintah Desa Buangin sempat didemo oleh mahasiswa pada akhir bulan Mei yang lalu terkait pengelolaan anggaran desa yang dinilai tidak transparan.

Pada aksi tersebut, mahasiswa juga menyegel kantor Desa Buangin hingga polisi harus turun tangan membuka segel tersebut.

Selain itu, kasus pengelolaan anggaran Desa Buangin juga telah dinilai oleh Inspektorat Kabupaten Mamasa dan mengeluarkan rekomendasi kepada Pelipus untuk mengembalikan kerugian negara yang ditimbulkan.

Mengenai permasalahan yang dialami kepala desa, yakni adanya temuan pelanggaran dalam pengelolaan desa, itu sudah selesai.

"Saya kira itu sudah selesai, dan bahkan Inspektorat memberikan rekomendasi pengembalian, dan saya rasa semuanya sudah selesai, dan tinggal memikirkan pembangunan Desa," kata Iptu Dedi Yulianto, Kasat Reskrim Polres Mamasa, Senin (27/7). (klp)

Related

MAMASA 5478726402460340119

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item