Sekprov Sulbar Harap OPD Peka Perbaiki Keakuratan Data

MAMUJU, FMS - Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik Sulbar menggelar  rapat koordinasi (rakor) penyelenggaraan daerah dalam angka tahun 2020, yang berlangsung  di ruang meeting lantai 2 Kantor Gubernur Sulbar, Kamis (11/6).

Kegiatan tersebut, dibuka oleh Sekprov Sulbar, Muhammad Idris, yang didampingi Kepala Dinas Kominfo Persandian dan Statistik Sulbar, Safaruddin Sanusi, DM  dan   Kepala Bidang Integrasi Pengelolaan dan Desiminasi Statistik BPS Sulbar, Prayitno.

Dalam sambutannya, Sekprov Sulbar, Muhammad Idris, mengatakan, data sektoral sebagai awal mula pentingnya suatu program dapat di mulai, sebab menurutnya hal itu sebagai bahan perencanaan, evaluasi dan laporan kinerja pembangunan di suatu daerah.

"Data sektoral itu bukan data yang biasa. Kenapa data itu penting ? untuk memenuhi kebutuhan informasi dasar kita dalam memulai suatu program tertentu. Dari  nol kilo meter itu pasti selalu dikaitkan dengan keakuratan sebuah data," kata Idris.

Olehnya itu,  Idris berharap, adanya kepekaan atau sensivitas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk bisa lebih memperbaiki keakuratan datanya, sebab prioritas utama dalam pembangunan di suatu pemerintahan adalah data.

"Jika berbicara mengenai daerah dalam angka atau koordinasi Sulbar dalam angka, yang selalu saya cari adalah sejauh mana sensivitas kawan-kawan di OPD untuk memperbaiki data,"ungkap Idris.

Kepala Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik Sulbar, Safaruddin Sanusi DM,  mengatakan, pengelolaan data sektoral sebagai data awal yang akan dikombinasikan dengan Satu Data Indonesia (SDI)

"Ini adalah data awal atau dasar yang nantinya akan dikombinasikan dengan SDI secara keseluruhan," ucap Safaruddin.

Untuk mewujudkan hal itu,  Safaruddin miminta peserta rakor dapat lebih awal penyusunan front line dari data awal tersebut.

"Harapan kami untuk lebih awal penyusunan front linenya dulu, dan nantinya akan kami undang kembali seluruh OPD terkait, untuk bisa mengkombinasikan dan mempertegas kepada OPD bawahannya, sehingga program SDI  ini bisa terwujud dengan baik,"ucap Safaruddin.

Ia menambahkan, terdapat  tiga kendala yang dihadapi dalam penggunaan data sektoral, yakni pertama tidak mempunyai data sektoral yang sumbernya dari kabupaten.

Kedua, adanya kesenjangan data yang menyebabkan terjadinya variabel pada sistem yang di gunakan dalam pengelolaan data dan ketiga tidak tersedianya data sesuai dengan format kabupaten dan daerah.(Adv/Al).

Related

MAMUJU 6479538232688577068

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item