Pansus DPRD RDP Dengan Sekprov Sulbar Terkait Dua Pasien Covid-19 Kabur dari Rumah Sakit
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/06/pansus-dprd-rdp-dengan-sekprov-sulbar.html
MAMUJU,FMS-Beredar video baik melalui media sosial maupun dari kalangan masyarakat, yang menyebutkan dua pasien Covid-19 asal Mamuju melarikan diri dari RSUD Regional Sulbar.
Menyikapi hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulbar menggelar rapat gabungan pansus untuk membahas permasalahan tersebut, Selasa (2/6).
Rapat berlangsung di Gedung DPRD Sulbar, dipimpin Ketua DPRD Sulbar St. Suraidah Suhardi dan dihadiri Sekprov Sulbar, Muhammad Idris. Hadir pula pada rapat itu wakil ketua DPRD Sulbar Usman Suhuriah dan sejumlah pimpinan alat kelengkapan Dewan lainnya.
Ketua DPRD Sulbar, St. Suraidah Suhardi, mengatakan kejadian itu dinilai menjadi hal yang dapat mencoreng nama baik Sulbar, apalagi kata politisi Demokrat itu peristiwa itu telah muncul di pemberitaan dan media nasional.
Mantan ketua DPRD Mamuju itu juga menegaskan bahwa hal itu menjadi bukti bahwa refocusing anggaran yang telah dilakukan tidak dapat dimaksimalkan.
“Kita berharap refokusing anggaran bisa dimaksimalkan, tetapi fakta yang ada masih terjadi hal-hal tidak diinginkan,” kata Suraidah.
Menanggapi hal tersebut, Sekprov Sulbar, Muhammad Idris, mengatakan, permasalahan itu membutuhkan pemikiran yang matang secara bersama dan berupaya menguatkan para tenaga medis.
“Mari kita bersama-sama menguatkan kedepan para tenaga medis kita. Jika tenaga medis tidak kuat, maka akan berimbas pada yang lain,”pungkas Idris.
Dikemukakan, penanganan Covid-19 di tiga bidang pada dasarnya dinilai tidak melalui Standar Operasional Prosedur (SOP), baik di kalangan pusat maupun di daerah itu sendiri.
“Kita telah bekerja secara baik dan sesuai protokol kesehatan yang ada, akan tetapi hal itu masih dinilai tidak memuaskan di mata masyarakat dan memang itu tidak dipungkiri,”ujar Idris.
Idris menambahkan, berbicara Covid-19 tentunya selalu berbicara tentang kesehatan, sehingga perlu diketahui pihaknya telah bekerja mulai 17 Maret lalu hingga sekarang.
Direktur RSUD Regional Sulbar, dr. Indahwati Nursyamsih, mengatakan, turut menyayangkan kejadian itu, pasalnya tiga pasien tersebut sementara dalam proses penyembuhan sesuai protokol kesehatan yang telah diatur oleh Kemenkes RI.
“Pasien yang melarikan diri itu dinilai memang mengalami tekanan psikologis dan tekanan luar dari keluarga, sehingga menyebabkan pasien stres dan melarikan diri, tidak mengindahkan pelayanan kesehatan yang semestinya dilalui,”ungkap Indahwati.
Lebih lanjut, Indahwati mengatakan, pasien asal Mamuju itu tidak berfikir panjang atas tindakannya, yang dapat meresahkan masyarakat sekitar, maupun gugus tugas Covid-19 Sulbar.
“Hal itu justru berbahaya bagi pihak keluarga dan masyarakat sekitar, belum lagi informasinya sudah beredar ke tingkat nasional, yang membuat nama baik Pemprov Sulbar, serta gugus tugas buruk dikalangan publik, “tambahnya
Kegiatan tersebut turut dihadiri, Wakil Ketua I DPRD Sulbar, Usman Suhuria, Wakil Ketua II, Abdul Halim, para anggota DPRD Sulbar, para Kepala OPD lingkup Pemprov Sulbar, serta para undangan lainnya.(Adv/Al)
Menyikapi hal itu, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulbar menggelar rapat gabungan pansus untuk membahas permasalahan tersebut, Selasa (2/6).
Rapat berlangsung di Gedung DPRD Sulbar, dipimpin Ketua DPRD Sulbar St. Suraidah Suhardi dan dihadiri Sekprov Sulbar, Muhammad Idris. Hadir pula pada rapat itu wakil ketua DPRD Sulbar Usman Suhuriah dan sejumlah pimpinan alat kelengkapan Dewan lainnya.
Ketua DPRD Sulbar, St. Suraidah Suhardi, mengatakan kejadian itu dinilai menjadi hal yang dapat mencoreng nama baik Sulbar, apalagi kata politisi Demokrat itu peristiwa itu telah muncul di pemberitaan dan media nasional.
Mantan ketua DPRD Mamuju itu juga menegaskan bahwa hal itu menjadi bukti bahwa refocusing anggaran yang telah dilakukan tidak dapat dimaksimalkan.
“Kita berharap refokusing anggaran bisa dimaksimalkan, tetapi fakta yang ada masih terjadi hal-hal tidak diinginkan,” kata Suraidah.
Menanggapi hal tersebut, Sekprov Sulbar, Muhammad Idris, mengatakan, permasalahan itu membutuhkan pemikiran yang matang secara bersama dan berupaya menguatkan para tenaga medis.
“Mari kita bersama-sama menguatkan kedepan para tenaga medis kita. Jika tenaga medis tidak kuat, maka akan berimbas pada yang lain,”pungkas Idris.
Dikemukakan, penanganan Covid-19 di tiga bidang pada dasarnya dinilai tidak melalui Standar Operasional Prosedur (SOP), baik di kalangan pusat maupun di daerah itu sendiri.
“Kita telah bekerja secara baik dan sesuai protokol kesehatan yang ada, akan tetapi hal itu masih dinilai tidak memuaskan di mata masyarakat dan memang itu tidak dipungkiri,”ujar Idris.
Idris menambahkan, berbicara Covid-19 tentunya selalu berbicara tentang kesehatan, sehingga perlu diketahui pihaknya telah bekerja mulai 17 Maret lalu hingga sekarang.
Direktur RSUD Regional Sulbar, dr. Indahwati Nursyamsih, mengatakan, turut menyayangkan kejadian itu, pasalnya tiga pasien tersebut sementara dalam proses penyembuhan sesuai protokol kesehatan yang telah diatur oleh Kemenkes RI.
“Pasien yang melarikan diri itu dinilai memang mengalami tekanan psikologis dan tekanan luar dari keluarga, sehingga menyebabkan pasien stres dan melarikan diri, tidak mengindahkan pelayanan kesehatan yang semestinya dilalui,”ungkap Indahwati.
Lebih lanjut, Indahwati mengatakan, pasien asal Mamuju itu tidak berfikir panjang atas tindakannya, yang dapat meresahkan masyarakat sekitar, maupun gugus tugas Covid-19 Sulbar.
“Hal itu justru berbahaya bagi pihak keluarga dan masyarakat sekitar, belum lagi informasinya sudah beredar ke tingkat nasional, yang membuat nama baik Pemprov Sulbar, serta gugus tugas buruk dikalangan publik, “tambahnya
Kegiatan tersebut turut dihadiri, Wakil Ketua I DPRD Sulbar, Usman Suhuria, Wakil Ketua II, Abdul Halim, para anggota DPRD Sulbar, para Kepala OPD lingkup Pemprov Sulbar, serta para undangan lainnya.(Adv/Al)