LSM LP.KPK Sorot Bantuan Pengadaan Bibit Ayam di Sulbar
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/06/lsm-lpkpk-sorot-bantuan-pengadaan-bibit.html
MAMUJU, FMS - LSM Lembaga Pengawal Kebijakan Pemerintah dan keadilan LP.KPK, Muhammad Ishak menyoroti program bantuan bibit ayam super yang diberikan kepada keluarga miskin yang disalurkan di lima kabupaten se Sulbar. Program bantuan tersebut dilaksanakan oleh Balai Pegatarian Banjar Baru Provinsi, Kalimantan Selatan yang bekerjasama dengan Dinas Peternakan Provinsi Sulbar yang dikerjakan pada tahun 2019.
Ishak menganggap program bantuan bibit ayam tersebut yang menelan anggaran APBN sebesar Rp 50 Miliar dinilai gagal. Pasalnya, bantuan tersebut tak memberikan asas manfaat bagi masyarakat. Selain tak dapat dikembangbiakan juga harganya dipasaran murah bahkan banyak yang mati.
“Jadi program ini kami anggap gagal karena tidak ada asas manfaat bagi masyarakat penerima,” kata Ishak, Kamis (4/5).
Bantuan tersebut masing-masing kepala keluarga menerima 50 ekor bibit ayam ditambah pangan 3 sak dan biaya pembuatan kandang sebesar Rp 500 ribu yakni Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu, Majene dan Polewali Mandar.
Dikatakan Ishak dari investigasi dimasyarakat penerima bibit ayam super tersebut banyak yang mati karena bantuan tersebut bercampur bibit ayam potong. Belum lagi kata Ishak vaksin yang diberikan kepada bibit ayam tersebut tak memenuhi standar.
“Lebih konyolnya lagi hanya digaransi tiga hari, ini kan barang bernyawa,” terangnya.
Terpisah drh Ihwan Dinas Pertanian dan Peternakan mengatakan bahwa mereka hanya sebatas pendampingan dimasyarakat.
Semua biaya operasional dan data penerima dipegang semua oleh dinas peternakan Provinsi Sulbar yang besaran dana tersebut ia sendiri tak mengetahuinya.
“Jadi semua kegiatan yang ada dikabupaten saat itu perintah langsung dari Dinas Peternakan Provinsi Sulbar yang bekerjasama dengan Balai Pegatarium Banjar Baru. Jadi kami turun itu berdasarkan perintah langsung provinsi karena ada suratnya,” katanya.
Untuk penerima bantuan tersebut sudah ada dari balai pengatarium Banjar Baru. Sedangkan di Kabupaten Mamuju hanya ada tiga kecamatan yang menerima bantuan tersebut yakni, Mamuju, Papalang dan Kalukku.
“Mereka hanya sampaikan ke kami bahwa ini ada bantuan agar disosialisasikan di kantor kelurahan dan desa,” terangnya.(Al).
Ishak menganggap program bantuan bibit ayam tersebut yang menelan anggaran APBN sebesar Rp 50 Miliar dinilai gagal. Pasalnya, bantuan tersebut tak memberikan asas manfaat bagi masyarakat. Selain tak dapat dikembangbiakan juga harganya dipasaran murah bahkan banyak yang mati.
“Jadi program ini kami anggap gagal karena tidak ada asas manfaat bagi masyarakat penerima,” kata Ishak, Kamis (4/5).
Bantuan tersebut masing-masing kepala keluarga menerima 50 ekor bibit ayam ditambah pangan 3 sak dan biaya pembuatan kandang sebesar Rp 500 ribu yakni Mamuju, Mamuju Tengah, Pasangkayu, Majene dan Polewali Mandar.
Dikatakan Ishak dari investigasi dimasyarakat penerima bibit ayam super tersebut banyak yang mati karena bantuan tersebut bercampur bibit ayam potong. Belum lagi kata Ishak vaksin yang diberikan kepada bibit ayam tersebut tak memenuhi standar.
“Lebih konyolnya lagi hanya digaransi tiga hari, ini kan barang bernyawa,” terangnya.
Terpisah drh Ihwan Dinas Pertanian dan Peternakan mengatakan bahwa mereka hanya sebatas pendampingan dimasyarakat.
Semua biaya operasional dan data penerima dipegang semua oleh dinas peternakan Provinsi Sulbar yang besaran dana tersebut ia sendiri tak mengetahuinya.
“Jadi semua kegiatan yang ada dikabupaten saat itu perintah langsung dari Dinas Peternakan Provinsi Sulbar yang bekerjasama dengan Balai Pegatarium Banjar Baru. Jadi kami turun itu berdasarkan perintah langsung provinsi karena ada suratnya,” katanya.
Untuk penerima bantuan tersebut sudah ada dari balai pengatarium Banjar Baru. Sedangkan di Kabupaten Mamuju hanya ada tiga kecamatan yang menerima bantuan tersebut yakni, Mamuju, Papalang dan Kalukku.
“Mereka hanya sampaikan ke kami bahwa ini ada bantuan agar disosialisasikan di kantor kelurahan dan desa,” terangnya.(Al).