Keluarga Almarhumah Haisyah Jalani Isolasi Mandiri
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/04/keluarga-almarhumah-haisyah-jalani.html
Ilustrasi pemakaman pasien Covid-19.
MAMUJU, FMS - Keluarga almarhumah Haisyah (43) terpaksa harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya usai dari Makassar, Sulawesi Selatan saat menemani Haisyah dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.
Mereka bertiga diisolasi dalam satu rumah yakni, Syahril suami almarhumah Haisyah, anak perempuannya, Uli dan keponakannya Anca di Desa Kalukukku Barat, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sejak, Jumat (10/4) kemarin.
Pemerintah setempat sengaja mengisolasi mereka bertiga. Pasalnya dikhawatirkan terjangkit virus corona karena mereka bertiga yang menemani almarhumah saat di rawat di rumah sakit Wahidin. Apalagi saat dirawat ia dimasukkan dalam ruang isolasi layaknya pasien sespect virus corona. Bahkan saat dimakamkan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
tim Gugus penangan Covid-19 Sulsel lengkap dengan alat pelindung diri (APD)
"Kami lagi dikarantina di rumah sekarang," kata Anca. Sabtu (11/4).
Anca mengaku, mereka hanya didalam rumah saja tak bisa keluar rumah apalagi harus kontaminasi dengan orang luar karena dijaga oleh aparat dari TNI dan Polisi.
"Keluarga hanya diluar saja mereka hanya menangis karena tidak bisa masuk dalam rumah untuk bertemu," ujarnya.
Ia mengatakan petugas kesehatan datang memeriksa suhu tubuh mereka dan melakukan penyemprotan cairan disinfektan.
Ia mengaku heran almarhumah tantenya tersebut bisa terjangkit virus covid-19, sementara tidak ada riwayat perjalanan dari luar daerah, bahkan tidak perna bertemu orang yang baru pulang melakukan perjalanan dari luar daerah.
Namun kata Anca tantenya tersebut mengalami kecelakaan tunggal saat pergi melayat di daerah Majene hingga tak sadarkan diri hingga ia menghembuskan napas terakhir.
"Saya sudah sampaikan sama dokter di RS Wahidin tidak ada riwayat perjalanan keluar daerah atau kontaminasi orang luar, justru dokter bilang sempat terkontaminasi di rumah sakit regional," kata Anca.
Lanjut dikatakan Anca bahwa dokter tidak mengatakan almarhumah positif namun jangan sampai ciri-ciri terjangkit virus corona itu yang dimaksut dokter di Makassar.
Dari hasil rontgen rumah sakit regional Sulbar bahwa pasien mengalami pengumpalan darah dibagian kepala akibat benturan karena terjatuh.
Sementara hasil diagnosa awal RS Wahidin almarhumah yakni Intracerebral Hemorhage (ICH) pendarahan yang terjadi pada jaringan otak akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. Salah satuh penyebab akibat benturan atau terjatuh dan kecelakaan yang menyebabkan trauma di kepala. Setelah itu hasil diagnosa rumah sakit diduga covid-19. Dan dimasukkan dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) dari keterangan dr Agus Alim RS Wahidin Sudirohusodo
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhamad Ichsan saat dikonfirmasi.
"Tentunya ada dasar rumah sakit menetapkan pasien masuk dalam PDP," tulisnya melalui Whatsaap.
Lain halnya dengan direktur RSUD Regional Sulbar, Indahwati Nursyamsi saat di konfirmasi membenarkan bahwa pasien rujukan ke RS Wahidin tersebut adalah pasien akibat kecelekaan.
"Terus saya tidak tau kok tiba-tiba dirujuk ke Makassar menjadi pasien covid, saya tidak paham itu kenapa sampai bisa," cetusnya.(Awal).
MAMUJU, FMS - Keluarga almarhumah Haisyah (43) terpaksa harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya usai dari Makassar, Sulawesi Selatan saat menemani Haisyah dirawat di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo.
Mereka bertiga diisolasi dalam satu rumah yakni, Syahril suami almarhumah Haisyah, anak perempuannya, Uli dan keponakannya Anca di Desa Kalukukku Barat, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sejak, Jumat (10/4) kemarin.
Pemerintah setempat sengaja mengisolasi mereka bertiga. Pasalnya dikhawatirkan terjangkit virus corona karena mereka bertiga yang menemani almarhumah saat di rawat di rumah sakit Wahidin. Apalagi saat dirawat ia dimasukkan dalam ruang isolasi layaknya pasien sespect virus corona. Bahkan saat dimakamkan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
tim Gugus penangan Covid-19 Sulsel lengkap dengan alat pelindung diri (APD)
"Kami lagi dikarantina di rumah sekarang," kata Anca. Sabtu (11/4).
Anca mengaku, mereka hanya didalam rumah saja tak bisa keluar rumah apalagi harus kontaminasi dengan orang luar karena dijaga oleh aparat dari TNI dan Polisi.
"Keluarga hanya diluar saja mereka hanya menangis karena tidak bisa masuk dalam rumah untuk bertemu," ujarnya.
Ia mengatakan petugas kesehatan datang memeriksa suhu tubuh mereka dan melakukan penyemprotan cairan disinfektan.
Ia mengaku heran almarhumah tantenya tersebut bisa terjangkit virus covid-19, sementara tidak ada riwayat perjalanan dari luar daerah, bahkan tidak perna bertemu orang yang baru pulang melakukan perjalanan dari luar daerah.
Namun kata Anca tantenya tersebut mengalami kecelakaan tunggal saat pergi melayat di daerah Majene hingga tak sadarkan diri hingga ia menghembuskan napas terakhir.
"Saya sudah sampaikan sama dokter di RS Wahidin tidak ada riwayat perjalanan keluar daerah atau kontaminasi orang luar, justru dokter bilang sempat terkontaminasi di rumah sakit regional," kata Anca.
Lanjut dikatakan Anca bahwa dokter tidak mengatakan almarhumah positif namun jangan sampai ciri-ciri terjangkit virus corona itu yang dimaksut dokter di Makassar.
Dari hasil rontgen rumah sakit regional Sulbar bahwa pasien mengalami pengumpalan darah dibagian kepala akibat benturan karena terjatuh.
Sementara hasil diagnosa awal RS Wahidin almarhumah yakni Intracerebral Hemorhage (ICH) pendarahan yang terjadi pada jaringan otak akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. Salah satuh penyebab akibat benturan atau terjatuh dan kecelakaan yang menyebabkan trauma di kepala. Setelah itu hasil diagnosa rumah sakit diduga covid-19. Dan dimasukkan dalam kategori pasien dalam pengawasan (PDP) dari keterangan dr Agus Alim RS Wahidin Sudirohusodo
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhamad Ichsan saat dikonfirmasi.
"Tentunya ada dasar rumah sakit menetapkan pasien masuk dalam PDP," tulisnya melalui Whatsaap.
Lain halnya dengan direktur RSUD Regional Sulbar, Indahwati Nursyamsi saat di konfirmasi membenarkan bahwa pasien rujukan ke RS Wahidin tersebut adalah pasien akibat kecelekaan.
"Terus saya tidak tau kok tiba-tiba dirujuk ke Makassar menjadi pasien covid, saya tidak paham itu kenapa sampai bisa," cetusnya.(Awal).