Seriuskah Pemkab Mamasa Kembangkan Pariwisata Mamasa??
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/03/seriuskah-pemkab-mamasa-kembangkan.html
Gambar: Air Terjun Sambabo, Kecamatan Bambang
MAMASA, FMS -Jika mengacu pada Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 15 Tahun 2008 tentang Penetapan Kabupaten Mamasa Sebagai Destinasi Pariwisata Unggulan, maka genap sudah 12 tahun Mamasa mendapatkan predikat tersebut.
Namun, haruskah pengembangan pariwisata Mamasa hanya berharap pada Pemerintah Provinsi (Pemprov)?? Lalu sejauh mana komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamasa dalam mengembangkan destinasi wisatanya?? Tentu wajar jika masyarakat dan para pelaku pariwisata mempertanyakan hal tersebut, mengingat ada begitu banyak potensi pariwisata yang dimiliki namun belum terkelola secara profesional dan Pemda juga belum menunjukkan kehadirannya secara penuh pada pengembangan pariwisata Mamasa.
Salah satu faktor utama yang dapat mendukung percepatan pengembangan sektor pariwisata adalah adanya sokongan anggaran yang memadai.
Pertanyan mendasarnya yaitu, apakah Pemda sudah melakukan upaya maksimal dalam menggelontorkan anggaran pada sektor pariwisata?? Pernyataan Bupati Mamasa dalam Hari Ulang Tahun ke-18 Kabuapten Mamasa, Rabu (11/3) kembali menagih porsi anggaran dari Pemprov Sulawesi Barat atas penetapan Mamasa sebagai Destinasi Pariwisata Unggulan Sulbar.
"Kebijakan penetapan Mamasa sebagai Daerah Destinasi Pariwisata Andalan Sulbar agar kedepan dapat dibarengi dengan kebijakan anggaran," tagihnya.
Pernyataan tersebut menjadi isyarat begitu bergantungnya pengembangan potensi pariwisata Mamasa pada anggaran Pemprov. Saat Sang Bupati kembali ditanya sejauh mana komitmen Pemda Mamasa utamanya dalam pengalokasian kebijakan anggaran pada sektor pariwisata, Ia menjawab akan menyiapkan anggaran untuk itu.
"Kami siapkan anggaran melalui dana desa, dana kecamatan, dan anggaran pendapatan dan belanja daerah," jawabnya singkat.
Tentu jawaban tersebut masih belum memberi keyakinan pada stake holder pariwisata Mamasa. Pasalnya, untuk tahun anggaran 2020 dalam APBD Mamasa porsi anggaran untuk sektor pengembangan pariwisata dinilai sangat tidak mencukupi alias kurang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Mamasa, Rahmat Taula'bi yang mengatakan untuk promosi pariwisata saja dilakukan secara digital karena biaya yang lebih murah.
"Melihat perkembangan sekarang dengan digital akan lebih mudah promosi wisatanya dan biayanya lebih kecil," ungkapnya beberapa waktu lalu. Sementara untuk pengembangan objek wisata, Ia mengatakan akan fokus pada satu objek dulu dengan alasan yang sama bahwa anggaran untuk pengembangan Pariwisata Mamasa sangat terbatas.
"Tahun 2020 ini kita fokus dulu di Objek Wisata Tondok Bakaru, spesifiknya pembenahan pada pedistrian atau jalan wisatanya," katanya.
Pernyataan Kepala Dinas Pariwisata tersebut seakan ingin menegaskan bahwa Pemkab Mamasa untuk tahun 2020 memang tidak fokus pada pengembangan pariwisata. Pertanyaan secara tidak langsung kepada pemangku kebijakan di Mamasa juga dilontarkan Anggota DPRD Sulawesi Barat, Ismiwati Ramlan saat dikonfirmasi usai menghadiri acara Hari Ulang Tahun ke-18 Kabupaten Mamasa yang mengatakan dinobatkannya Mamasa sebagai Kabupaten Destinasi Wisata Sulbar tidak seperti kenyataan yang ada
"Hal ini perlu dipikirkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) beserta para Anggota DPRD Mamasa untuk mendorong pengembangan pariwisata di wilayah Kabupaten Mamasa," katanya.
Ia mengatakan jika Pemerintah dan DPRD Mamasa mengupayakan untuk mendorong perkembangan pariwisata di Kabupaten Mamasa, maka dirinya selaku Legislator Provinsi asal Mamasa juga siap mendukung program tersebut.
"Saya berharap tahun-tahun mendatang baik Pemprov maupun Pemda, dapat mengkucurkan anggaran lebih banyak lagi agar pembangunan infrastruktur destinasi pariwisata di Bumi Kondosapata ini meningkat sesuai harapan masyarakat," harapnya.
Ia menambahkan untuk tahun 2020, Pemprov Sulbar akan mengalokasikan anggaran terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Mamasa sebesar kurang lebih 2 miliar rupiah. "Memang anggaran tersebut minim, namun setidaknya bisa membantu untuk terus mendorong pengembangan pariwisata di Mamasa ini, mudah-mudahan kedepan bisa lebih banyak lagi," tambahnya.(Kediliston)
MAMASA, FMS -Jika mengacu pada Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Barat Nomor 15 Tahun 2008 tentang Penetapan Kabupaten Mamasa Sebagai Destinasi Pariwisata Unggulan, maka genap sudah 12 tahun Mamasa mendapatkan predikat tersebut.
Namun, haruskah pengembangan pariwisata Mamasa hanya berharap pada Pemerintah Provinsi (Pemprov)?? Lalu sejauh mana komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mamasa dalam mengembangkan destinasi wisatanya?? Tentu wajar jika masyarakat dan para pelaku pariwisata mempertanyakan hal tersebut, mengingat ada begitu banyak potensi pariwisata yang dimiliki namun belum terkelola secara profesional dan Pemda juga belum menunjukkan kehadirannya secara penuh pada pengembangan pariwisata Mamasa.
Salah satu faktor utama yang dapat mendukung percepatan pengembangan sektor pariwisata adalah adanya sokongan anggaran yang memadai.
Pertanyan mendasarnya yaitu, apakah Pemda sudah melakukan upaya maksimal dalam menggelontorkan anggaran pada sektor pariwisata?? Pernyataan Bupati Mamasa dalam Hari Ulang Tahun ke-18 Kabuapten Mamasa, Rabu (11/3) kembali menagih porsi anggaran dari Pemprov Sulawesi Barat atas penetapan Mamasa sebagai Destinasi Pariwisata Unggulan Sulbar.
"Kebijakan penetapan Mamasa sebagai Daerah Destinasi Pariwisata Andalan Sulbar agar kedepan dapat dibarengi dengan kebijakan anggaran," tagihnya.
Pernyataan tersebut menjadi isyarat begitu bergantungnya pengembangan potensi pariwisata Mamasa pada anggaran Pemprov. Saat Sang Bupati kembali ditanya sejauh mana komitmen Pemda Mamasa utamanya dalam pengalokasian kebijakan anggaran pada sektor pariwisata, Ia menjawab akan menyiapkan anggaran untuk itu.
"Kami siapkan anggaran melalui dana desa, dana kecamatan, dan anggaran pendapatan dan belanja daerah," jawabnya singkat.
Tentu jawaban tersebut masih belum memberi keyakinan pada stake holder pariwisata Mamasa. Pasalnya, untuk tahun anggaran 2020 dalam APBD Mamasa porsi anggaran untuk sektor pengembangan pariwisata dinilai sangat tidak mencukupi alias kurang.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata Mamasa, Rahmat Taula'bi yang mengatakan untuk promosi pariwisata saja dilakukan secara digital karena biaya yang lebih murah.
"Melihat perkembangan sekarang dengan digital akan lebih mudah promosi wisatanya dan biayanya lebih kecil," ungkapnya beberapa waktu lalu. Sementara untuk pengembangan objek wisata, Ia mengatakan akan fokus pada satu objek dulu dengan alasan yang sama bahwa anggaran untuk pengembangan Pariwisata Mamasa sangat terbatas.
"Tahun 2020 ini kita fokus dulu di Objek Wisata Tondok Bakaru, spesifiknya pembenahan pada pedistrian atau jalan wisatanya," katanya.
Pernyataan Kepala Dinas Pariwisata tersebut seakan ingin menegaskan bahwa Pemkab Mamasa untuk tahun 2020 memang tidak fokus pada pengembangan pariwisata. Pertanyaan secara tidak langsung kepada pemangku kebijakan di Mamasa juga dilontarkan Anggota DPRD Sulawesi Barat, Ismiwati Ramlan saat dikonfirmasi usai menghadiri acara Hari Ulang Tahun ke-18 Kabupaten Mamasa yang mengatakan dinobatkannya Mamasa sebagai Kabupaten Destinasi Wisata Sulbar tidak seperti kenyataan yang ada
"Hal ini perlu dipikirkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) beserta para Anggota DPRD Mamasa untuk mendorong pengembangan pariwisata di wilayah Kabupaten Mamasa," katanya.
Ia mengatakan jika Pemerintah dan DPRD Mamasa mengupayakan untuk mendorong perkembangan pariwisata di Kabupaten Mamasa, maka dirinya selaku Legislator Provinsi asal Mamasa juga siap mendukung program tersebut.
"Saya berharap tahun-tahun mendatang baik Pemprov maupun Pemda, dapat mengkucurkan anggaran lebih banyak lagi agar pembangunan infrastruktur destinasi pariwisata di Bumi Kondosapata ini meningkat sesuai harapan masyarakat," harapnya.
Ia menambahkan untuk tahun 2020, Pemprov Sulbar akan mengalokasikan anggaran terhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Mamasa sebesar kurang lebih 2 miliar rupiah. "Memang anggaran tersebut minim, namun setidaknya bisa membantu untuk terus mendorong pengembangan pariwisata di Mamasa ini, mudah-mudahan kedepan bisa lebih banyak lagi," tambahnya.(Kediliston)