Pertumbuhan Ekonomi Sulbar Melambat 4,67 Persen
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/02/pertumbuhan-ekonomi-sulbar-melambat-467.html
Mamuju, FMS - Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulbar melambat sebesar 4,67 persen, dengan urutan ke 25 dari 34 provinsi di Indonesia, dan berada di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,02 persen.
Hal itu disampaikan, Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraeni Anwar saat membuka acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulbar, di ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur Sulbar, Rabu (12/2/2020).
"Ini menjadi perhatian bagi kita semua untuk lebih memicu aktivitas kegiatan perekonomian di Sulbar, salah satunya adalah melalui stabilitas harga yang tercermin dalam tingkat inflasi di Sulbar," kata Enny
Dikemukakan, upaya mengawal tingkat inflasi Sulbar dalam level yang rendah dan stabil menjadi sangat penting, namun adanya kenyataan bahwa aktivitas kegiatan ekonomi di Sulbar masih diperhadapkan pada berbagai persoalan mendasar, seperti rendahnya konektivitas dan efisiensi sistem logistik, tingginya ketergantungan produksi pangan pada sektor cuaca, serta struktur pasar yang terdistorasi juga merupakan tantangan terbesar bagi terjaganya stabilitas harga.
"Hal ini mengakibatkan perkembangan harga di daerah masih rentang dipengaruhi oleh gejolak dari segi pasokan. Disamping itu, melihat berbagai pengalaman sebelumnya, kebijakan strategis pemerintah di bidang harga, seperti penetapan harga BBM bersubsidi, tarif tenaga listrik, LPG dan bea cukai rokok cenderung diikuti perubahan harga-harga umum di daerah,"ungkap Enny
Dengan adanya berbagai persoalan tersebut, lanjut Enny, memerlukan koordinasi kebijakan yang solid dan kuat antara kebijakan moneter, fiskal dan sektoral, termasuk kebijakan pemerintah daerah untuk menghasilkan paduan kebijakan yang saling mendukung sebagai upaya pencapaian sasaran inflasi.
Olehnya itu, Enny menuturkan, melalui HLM TPID Sulbar, diharapkan Tim TPID Sulbar dan semua stakeholder yang terkait, untuk bekerjasama mensinergikan kegiatan yang bertujuan untuk pengendalian inflasi yang rendah dan stabil.
"Saya yakin melalui sinergi yang baik, inflasi Sulbar di sepanjang 2020 diharapkan pada level rendah dan stabil pada kisaran 3,5 persen,"ucap Enny
Tekait roadmap pengendalian inflasi 2019-2021 yang telah dirumuskan TPID Sulbar, Enny juga berharap, hal itu dapat disinergikan dengan rencana kerja Pemerintah daerah, baik di provinsi maupun kabupaten, agar pengelolaan pengendalian inflasi dapat dilakukan secara terarah dalam upaya pencapaian sasaran inflasi nasional yang rendah dan stabil.
Melalui kesempatan itu, Enny meminta, agar TPID Sulbar membahas lebih awal upaya mengendalikan inflasi menjelang datangnya bulan ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
"Dalam kegiatan ini perlu juga kita bicarakan mengenai pengendalian inflasi menjelang ramadhan yang waktunya kurang lebih 70 hari lagi, agar kita tidak terburu-buru. Hal ini juga kita lakukan pada tahun-tahun sebelumnya, dan Alhamdulillah bisa memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat Sulbar," tuturnya.
Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris mengatakan, membahas masalah inflasi merupakan suatu hal yang sangat tepat di era sekarang, terlebih lagi dalam hal membicarakan bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulbar.
"Pas juga kalau kita bicara mengenai inflasi di era sekarang ini, dan akan sangat bagus kalau kita mulai berdiskusi bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi,"kata Idris
Disampaikan, dalam mengawal inflasi, pertumbuhan ekonomi juga perlu dipikirkan, sebab hal tersebut sedikit melambat di daerah ini.
"Dalam kegiatan ini, kita dapat mendiskusikan mengenai isu inflasi dan berbagai hal yang membuat pertumbuhan ekonomi Sulbar melambat,"tambahnya
Kegiatan tersebut, diikuti sebangak 50 orang peserta yang merupakan TPID Sulbar dan menghadirkan dua narasumber, yakni Pimpinan Bank BPD Cabang Mamuju Syarifuddin Haruna dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar Win Rizal.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala Biro Ekbang Asmar, Kepala Perwakilan BI Sulbar Budi Sudaryono, serta undangan lainnya.(rls/Awal).
Hal itu disampaikan, Wakil Gubernur Sulbar Enny Anggraeni Anwar saat membuka acara High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Sulbar, di ruang rapat lantai 2 Kantor Gubernur Sulbar, Rabu (12/2/2020).
"Ini menjadi perhatian bagi kita semua untuk lebih memicu aktivitas kegiatan perekonomian di Sulbar, salah satunya adalah melalui stabilitas harga yang tercermin dalam tingkat inflasi di Sulbar," kata Enny
Dikemukakan, upaya mengawal tingkat inflasi Sulbar dalam level yang rendah dan stabil menjadi sangat penting, namun adanya kenyataan bahwa aktivitas kegiatan ekonomi di Sulbar masih diperhadapkan pada berbagai persoalan mendasar, seperti rendahnya konektivitas dan efisiensi sistem logistik, tingginya ketergantungan produksi pangan pada sektor cuaca, serta struktur pasar yang terdistorasi juga merupakan tantangan terbesar bagi terjaganya stabilitas harga.
"Hal ini mengakibatkan perkembangan harga di daerah masih rentang dipengaruhi oleh gejolak dari segi pasokan. Disamping itu, melihat berbagai pengalaman sebelumnya, kebijakan strategis pemerintah di bidang harga, seperti penetapan harga BBM bersubsidi, tarif tenaga listrik, LPG dan bea cukai rokok cenderung diikuti perubahan harga-harga umum di daerah,"ungkap Enny
Dengan adanya berbagai persoalan tersebut, lanjut Enny, memerlukan koordinasi kebijakan yang solid dan kuat antara kebijakan moneter, fiskal dan sektoral, termasuk kebijakan pemerintah daerah untuk menghasilkan paduan kebijakan yang saling mendukung sebagai upaya pencapaian sasaran inflasi.
Olehnya itu, Enny menuturkan, melalui HLM TPID Sulbar, diharapkan Tim TPID Sulbar dan semua stakeholder yang terkait, untuk bekerjasama mensinergikan kegiatan yang bertujuan untuk pengendalian inflasi yang rendah dan stabil.
"Saya yakin melalui sinergi yang baik, inflasi Sulbar di sepanjang 2020 diharapkan pada level rendah dan stabil pada kisaran 3,5 persen,"ucap Enny
Tekait roadmap pengendalian inflasi 2019-2021 yang telah dirumuskan TPID Sulbar, Enny juga berharap, hal itu dapat disinergikan dengan rencana kerja Pemerintah daerah, baik di provinsi maupun kabupaten, agar pengelolaan pengendalian inflasi dapat dilakukan secara terarah dalam upaya pencapaian sasaran inflasi nasional yang rendah dan stabil.
Melalui kesempatan itu, Enny meminta, agar TPID Sulbar membahas lebih awal upaya mengendalikan inflasi menjelang datangnya bulan ramadhan dan hari raya Idul Fitri.
"Dalam kegiatan ini perlu juga kita bicarakan mengenai pengendalian inflasi menjelang ramadhan yang waktunya kurang lebih 70 hari lagi, agar kita tidak terburu-buru. Hal ini juga kita lakukan pada tahun-tahun sebelumnya, dan Alhamdulillah bisa memberikan manfaat yang besar kepada masyarakat Sulbar," tuturnya.
Sekretaris Provinsi Sulbar Muhammad Idris mengatakan, membahas masalah inflasi merupakan suatu hal yang sangat tepat di era sekarang, terlebih lagi dalam hal membicarakan bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulbar.
"Pas juga kalau kita bicara mengenai inflasi di era sekarang ini, dan akan sangat bagus kalau kita mulai berdiskusi bagaimana mendorong pertumbuhan ekonomi,"kata Idris
Disampaikan, dalam mengawal inflasi, pertumbuhan ekonomi juga perlu dipikirkan, sebab hal tersebut sedikit melambat di daerah ini.
"Dalam kegiatan ini, kita dapat mendiskusikan mengenai isu inflasi dan berbagai hal yang membuat pertumbuhan ekonomi Sulbar melambat,"tambahnya
Kegiatan tersebut, diikuti sebangak 50 orang peserta yang merupakan TPID Sulbar dan menghadirkan dua narasumber, yakni Pimpinan Bank BPD Cabang Mamuju Syarifuddin Haruna dan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulbar Win Rizal.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Kepala Biro Ekbang Asmar, Kepala Perwakilan BI Sulbar Budi Sudaryono, serta undangan lainnya.(rls/Awal).