Keluarga Korban Penganiayaan Hingga Tewas di Papua Minta Keadilan
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/02/keluarga-korban-penganiayaan-hingga.html
Mamuju, FMS - Hasriani tak perna menduga adiknya Yus Yunus (25) meninggal dengan cara tragis. Ia diamuk massa karena diduga menabrak salah satu pengendara sepeda motor yang tewas ditempat. Kejadian tersebut tepatnya di jalan Trans Nabire Kabupaten Dogiayai, Papua.
Video penganiayaan Yus Yunus
viral di media sosial sehingga berujung kematian.
Hasriani kakak korban saat di konfirmasi melalui sambungan via telepon Kamis (26/2) mengatakan bahwa kejadian penganiayaan adiknya tepatnya pada Minggu 23 Februari yang berujung tewasnya adiknya secara tragis.
Selanjutnya Senin pagi (24/2) jam 09.00 WITA, keluarga korban membawah jenazahnya ke bandara dari Nabire, Papua. bertolak ke bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan dengan menggunakan pesawat terbang menuju kampung halamannya di Desa Sugiwaras, Kecamatan Wanomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar untuk di kebumikan.
"Tiba di bandara Makassar jam 2 siang, karena proses pengurusan agak rumit di bandara, akhirnya sore baru kami berangakat ke Polman, dan tiba di Polman pada Senin malam sekitar jam 8 lewat langsung di mandikan, disolatkan kemudian dikebumikan," kata Hasriani.
Dikatakan biaya pemulangan jenazah adiknya tersebut ditanggung sepenuhnya oleh
bos tempat adiknya bekerja sebagai supir truk.
Di ceritakan Hasriani adiknya membawah truk memuat barang dari arah pedalaman menuju kota Nabire, Papua. Namun dari arah berlawanan ada pengendara motor warga asli Papua melaju kencang dan menabrak babi. Akibatnya terjatuh dan terguling sejauh kurang lebih 15-20 meter dan menyebabkan pengendara tersebut meninggal di tempat.
"Dari arah berlawanan ada mobil truknya adikku mau lewat karena menghindari korban kecelakaan akhirnya dia putar truk kesebelah kiri.Tetapi massa disana menyalakan adikku mengira ia menabrak korban, akhirnya adekku diamuk massa," ujarnya.
Ia menyayangkan pihak kepolisian yang ada pas kejadian, yang tak mengamankan adiknya mala membiarkan massa menganiaya hingga tewas.
"Kalau merasa kewalahan kenapa tidak meminta bantuan karena disekitaran situ ada pos Raider TNI, hanya tinggal berdiri disitu menyaksikan adeku dianiaya hingga tewas," cetusnya.
"Itu yang kami disayangkan sekali karena aparat keamanan di sana membiarkan masyarakat menganiaya korban tidak ada perlindungan kepada korban hanya diam berdiri saja," tambahnya.
Meyer saksi pas kejadian mengatakan, awalnya mereka beriringan bersama korban dari pedalaman menuju kota Nabire.Papua, dari arah berlawanan ada pengendara sepeda motor yang melaju cukup tinggi tiba-tiba ada babi tiga ekor melintas dan ditabrak pengendara tersebut. Akhirnya pengendara sepeda motor tersebut terpental sejauh 15 hingga 20 meter.
"Diwaktu dia tabrak babi itu dia terbang keudara bersama motornya jaraknya sekitar 15-20 meter, kemudian dia jatuh terputar-putar. Rekan kita ini Yus sudah menghindar dan sempat keluar dari jalan aspal untuk menghindari korban," ujarnya.
"Kejadian tersebut sekitar pukul 11.45 WITA. Kemudian saya melapor di pos Brimob dan Polsek untuk minta pengamanan, akhirnya mereka bergerak kesana. Sementara tindakan lainnya saya tidak tau karena saya masih di polsek saat itu," terangnya.
Terpisah Kabid Humas Polda Sulbar AKBP Syamsu Ridwan mengaku turut prihatin atas kejadian penganiayaan korban di Papua. Namun ia menegaskan menyerahkan kasus tersebut di Polda Papua.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan Polda Papua untuk mengupdate perkembangan penyelidikannya. Kami juga meminta pihak keluarga korban untuk berkoordinasi dengan Polres Polman untuk mengetahui perkembangannya," cetusnya.
Sekedar diketahui korban merantau di Papua sudah 15 tahun dan bekerja sebagai supir truk di Papua.(Awal)
Video penganiayaan Yus Yunus
viral di media sosial sehingga berujung kematian.
Hasriani kakak korban saat di konfirmasi melalui sambungan via telepon Kamis (26/2) mengatakan bahwa kejadian penganiayaan adiknya tepatnya pada Minggu 23 Februari yang berujung tewasnya adiknya secara tragis.
Selanjutnya Senin pagi (24/2) jam 09.00 WITA, keluarga korban membawah jenazahnya ke bandara dari Nabire, Papua. bertolak ke bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan dengan menggunakan pesawat terbang menuju kampung halamannya di Desa Sugiwaras, Kecamatan Wanomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulbar untuk di kebumikan.
"Tiba di bandara Makassar jam 2 siang, karena proses pengurusan agak rumit di bandara, akhirnya sore baru kami berangakat ke Polman, dan tiba di Polman pada Senin malam sekitar jam 8 lewat langsung di mandikan, disolatkan kemudian dikebumikan," kata Hasriani.
Dikatakan biaya pemulangan jenazah adiknya tersebut ditanggung sepenuhnya oleh
bos tempat adiknya bekerja sebagai supir truk.
Di ceritakan Hasriani adiknya membawah truk memuat barang dari arah pedalaman menuju kota Nabire, Papua. Namun dari arah berlawanan ada pengendara motor warga asli Papua melaju kencang dan menabrak babi. Akibatnya terjatuh dan terguling sejauh kurang lebih 15-20 meter dan menyebabkan pengendara tersebut meninggal di tempat.
"Dari arah berlawanan ada mobil truknya adikku mau lewat karena menghindari korban kecelakaan akhirnya dia putar truk kesebelah kiri.Tetapi massa disana menyalakan adikku mengira ia menabrak korban, akhirnya adekku diamuk massa," ujarnya.
Ia menyayangkan pihak kepolisian yang ada pas kejadian, yang tak mengamankan adiknya mala membiarkan massa menganiaya hingga tewas.
"Kalau merasa kewalahan kenapa tidak meminta bantuan karena disekitaran situ ada pos Raider TNI, hanya tinggal berdiri disitu menyaksikan adeku dianiaya hingga tewas," cetusnya.
"Itu yang kami disayangkan sekali karena aparat keamanan di sana membiarkan masyarakat menganiaya korban tidak ada perlindungan kepada korban hanya diam berdiri saja," tambahnya.
Meyer saksi pas kejadian mengatakan, awalnya mereka beriringan bersama korban dari pedalaman menuju kota Nabire.Papua, dari arah berlawanan ada pengendara sepeda motor yang melaju cukup tinggi tiba-tiba ada babi tiga ekor melintas dan ditabrak pengendara tersebut. Akhirnya pengendara sepeda motor tersebut terpental sejauh 15 hingga 20 meter.
"Diwaktu dia tabrak babi itu dia terbang keudara bersama motornya jaraknya sekitar 15-20 meter, kemudian dia jatuh terputar-putar. Rekan kita ini Yus sudah menghindar dan sempat keluar dari jalan aspal untuk menghindari korban," ujarnya.
"Kejadian tersebut sekitar pukul 11.45 WITA. Kemudian saya melapor di pos Brimob dan Polsek untuk minta pengamanan, akhirnya mereka bergerak kesana. Sementara tindakan lainnya saya tidak tau karena saya masih di polsek saat itu," terangnya.
Terpisah Kabid Humas Polda Sulbar AKBP Syamsu Ridwan mengaku turut prihatin atas kejadian penganiayaan korban di Papua. Namun ia menegaskan menyerahkan kasus tersebut di Polda Papua.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan Polda Papua untuk mengupdate perkembangan penyelidikannya. Kami juga meminta pihak keluarga korban untuk berkoordinasi dengan Polres Polman untuk mengetahui perkembangannya," cetusnya.
Sekedar diketahui korban merantau di Papua sudah 15 tahun dan bekerja sebagai supir truk di Papua.(Awal)