Pusat Oleh-oleh di Mamuju Akan Segera Dipungsikan
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/01/pusat-oleh-oleh-di-mamuju-akan-segera.html
Mamuju, FMS - Usai dilantik menjadi kepala Dinas Perdagangan Mamuju, menggantikan Sutinah Suhardi, Hj Imelda Pababari tak ingin berdiam diri di dalam ruangannya.
Ia melakukan terobosan demi kepentingan masyarakat, salah satunya ikut langsung bersama petugas pemadam kebakaran dan Satpol PP serta Dinas Kebersihan Mamuju membersihan bangunan pusat oleh-oleh Mamuju, agar bisa dipungsikan kembali.
“ Satu minggu kedepan pasar oleh-oleh Mamuju sudah kami operasikan, makanya kita melakukan pembersihan dan pembenahan,” kata Imelda. Selasa (14/1).
Sejak tak dipungsikan sampah banyak berserakan didalam ruangan. Sementara petugas pemadam kebakaran menyiram lantainya untuk mengeluarkan tanah yang menempel.
Nantinya, pusat oleh-oleh ini akan menjual berbagai hasil kerajinan tangan maupun makanan yang berasal dari Mamuju. Sedangkan hasil kerajinan dari luar Mamuju juga akan dipasarkan disini.
”Jadi kalau ada tamu dari luar bisa langsung datang kesini mencari oleh-oleh,” jelasnya.
Ia mengimbau kepada warga yang ingin menjual agar segera mendaftar dan memasukkan identitasnya seperti kartu keluarga dan KTP. Dinas Perdagangan rencananya akan melelang kembali yang ingin menjual.
Imelda mengaku sudah bekerjasama perusahaan daerah ( Perusda) untuk mengelolah nantinya untuk meningkatkan sumber pendapatan daerah sehingga bisa berjalan maksimal .
Seperti halnya para penjual buah yang ada diluar jalan ditata sehingga tak ada lagi diluar. Sedangkan bagian depan akan diisi gerobak bantuan dari Dinas Perdagangan.
Hastuti warga mengapresiasi dibukanya pusat oleh-oleh yang berada dalam jantung kota Mamuju, juga kata Hastuti menghidupkan bagi pelaku usaha kecil di Mamuju yang selama ini terkendala dengan pemasaran.
“ Kita masyarakat tentu menyambut baik,” cetusnya.
Untuk diketahui bangunan tersebut berada dalam kompleks pasar baru, menghabiskan anggaran APBN sebesar Rp 11 miliar. Dan belum lama ini anggaran untuk biaya perbaikan sebesar Rp 280 juta yang berasal dari APBD.
Sudah beberapa tahun tak lagi dipungsikan, pasalnya, selain sepi juga pasilitas didalamnya seperti listrik dan air kerap mati. Belum lagi pada saat hujan turun sejumlah ruangannya digenangi air karena saluran irigasinya tersumbat, hal itu dikeluhkan pedagang untuk masuk berjualan.(Awal).
Ia melakukan terobosan demi kepentingan masyarakat, salah satunya ikut langsung bersama petugas pemadam kebakaran dan Satpol PP serta Dinas Kebersihan Mamuju membersihan bangunan pusat oleh-oleh Mamuju, agar bisa dipungsikan kembali.
“ Satu minggu kedepan pasar oleh-oleh Mamuju sudah kami operasikan, makanya kita melakukan pembersihan dan pembenahan,” kata Imelda. Selasa (14/1).
Sejak tak dipungsikan sampah banyak berserakan didalam ruangan. Sementara petugas pemadam kebakaran menyiram lantainya untuk mengeluarkan tanah yang menempel.
Nantinya, pusat oleh-oleh ini akan menjual berbagai hasil kerajinan tangan maupun makanan yang berasal dari Mamuju. Sedangkan hasil kerajinan dari luar Mamuju juga akan dipasarkan disini.
”Jadi kalau ada tamu dari luar bisa langsung datang kesini mencari oleh-oleh,” jelasnya.
Ia mengimbau kepada warga yang ingin menjual agar segera mendaftar dan memasukkan identitasnya seperti kartu keluarga dan KTP. Dinas Perdagangan rencananya akan melelang kembali yang ingin menjual.
Imelda mengaku sudah bekerjasama perusahaan daerah ( Perusda) untuk mengelolah nantinya untuk meningkatkan sumber pendapatan daerah sehingga bisa berjalan maksimal .
Seperti halnya para penjual buah yang ada diluar jalan ditata sehingga tak ada lagi diluar. Sedangkan bagian depan akan diisi gerobak bantuan dari Dinas Perdagangan.
Hastuti warga mengapresiasi dibukanya pusat oleh-oleh yang berada dalam jantung kota Mamuju, juga kata Hastuti menghidupkan bagi pelaku usaha kecil di Mamuju yang selama ini terkendala dengan pemasaran.
“ Kita masyarakat tentu menyambut baik,” cetusnya.
Untuk diketahui bangunan tersebut berada dalam kompleks pasar baru, menghabiskan anggaran APBN sebesar Rp 11 miliar. Dan belum lama ini anggaran untuk biaya perbaikan sebesar Rp 280 juta yang berasal dari APBD.
Sudah beberapa tahun tak lagi dipungsikan, pasalnya, selain sepi juga pasilitas didalamnya seperti listrik dan air kerap mati. Belum lagi pada saat hujan turun sejumlah ruangannya digenangi air karena saluran irigasinya tersumbat, hal itu dikeluhkan pedagang untuk masuk berjualan.(Awal).