Koperindag Mamasa Beda Penjelasan dengan Fakta Dilapangan Soal Pekerjaan Sejumlah Proyek Pasar
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/01/koperindag-mamasa-beda-penjelasan.html
Mamasa, FMS- - Tahun 2019 lalu, setidaknya ada tiga proyek pasar dengan anggaran miliaran rupiah yang dikerjakan di Mamasa.
Ketiga proyek pasar ini adalah Pasar Orobua di Kecamatan Sesenapadang dengan biaya Rp.5.920.000.000, Pasar Lakahang, Kecamatan Tabulahan dengan biaya kurang lebih Rp.5,4 milliar, dan Pasar Rakyat di Kecamatan Tabang dengan biaya lebih dari 3 milliar rupiah.
Harusnya semua proyek pembangunan pasar selesai di akhir bulan Desember 2019. Namun dua diantaranya saat masih dikerjakan, yakni Pasar Rakyat di Kecamatan Tabang dan Pasar Lakahang di Kecamatan Tabulahan.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UKM Mamasa, Dandang saat dikonfirmasi sejumlah awak media, Senin (13/1) mengatakan hanya ada satu pasar yang pekerjaannya menyebrang ke tahun 2020, yaitu pasar Lakahang di Kecematan Tabulahan.
"Itupun telah diputus kontrak karena waktu pekerjaannya berakhir pada 31 Desember 2019," katanya
Untuk Pasar lain seperti Pasar Rakyat di Kecamatan Tabang sudah selesai 100 persen pekerjaannya tetapi, fakta berbeda ditemukan awak media di lapangan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, untuk Pasar Rakyat Tabang masih ada pekerjaan talud di bagian belakang bangunan pasar. Dan di Pasar Lakahang masih tahap pengerjaan di dalam bangunan pasar.
Hal ini dibenarkan oleh pekerja di kedua pasar tersebut. Untuk Pasar Rakyat Kecamatan Tabang, pekerja yang enggan namanya ditulis mengaku masih mengerjakan beberapa item pekerjaan proyek.
"Iya masih ada pekerjaan talud yang dikerjakan saat ini di belakang pasar," akunya, Selasa (14/1).
Senada juga disampaikan salah seorang pekerja di Pasar Lakahang yang juga tidak mau namanya disebut. Ia bahkan mengaku tidak ada putus kontrak dan dibuktikan dengan masih dikerjakannya beberapa bagian pasar untuk tahap penyelesaian.
"Kami masih kerja sampai sekarang, tidak ada putus kontrak, tetap dikerjakan karena ada pengurangan anggaran sebesar Rp 500 juta," ungkapnya.
Menurutnya, pengurangan tersebut karena beberapa bagian pekerjaan tidak masuk hitungan bobot atau progres pekerjaan yang dilakukan oleh konsultan. "Makanya yang kurang itu masih kami kerjakan," tuturnya.(Kedi)
Ketiga proyek pasar ini adalah Pasar Orobua di Kecamatan Sesenapadang dengan biaya Rp.5.920.000.000, Pasar Lakahang, Kecamatan Tabulahan dengan biaya kurang lebih Rp.5,4 milliar, dan Pasar Rakyat di Kecamatan Tabang dengan biaya lebih dari 3 milliar rupiah.
Harusnya semua proyek pembangunan pasar selesai di akhir bulan Desember 2019. Namun dua diantaranya saat masih dikerjakan, yakni Pasar Rakyat di Kecamatan Tabang dan Pasar Lakahang di Kecamatan Tabulahan.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan UKM Mamasa, Dandang saat dikonfirmasi sejumlah awak media, Senin (13/1) mengatakan hanya ada satu pasar yang pekerjaannya menyebrang ke tahun 2020, yaitu pasar Lakahang di Kecematan Tabulahan.
"Itupun telah diputus kontrak karena waktu pekerjaannya berakhir pada 31 Desember 2019," katanya
Untuk Pasar lain seperti Pasar Rakyat di Kecamatan Tabang sudah selesai 100 persen pekerjaannya tetapi, fakta berbeda ditemukan awak media di lapangan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, untuk Pasar Rakyat Tabang masih ada pekerjaan talud di bagian belakang bangunan pasar. Dan di Pasar Lakahang masih tahap pengerjaan di dalam bangunan pasar.
Hal ini dibenarkan oleh pekerja di kedua pasar tersebut. Untuk Pasar Rakyat Kecamatan Tabang, pekerja yang enggan namanya ditulis mengaku masih mengerjakan beberapa item pekerjaan proyek.
"Iya masih ada pekerjaan talud yang dikerjakan saat ini di belakang pasar," akunya, Selasa (14/1).
Senada juga disampaikan salah seorang pekerja di Pasar Lakahang yang juga tidak mau namanya disebut. Ia bahkan mengaku tidak ada putus kontrak dan dibuktikan dengan masih dikerjakannya beberapa bagian pasar untuk tahap penyelesaian.
"Kami masih kerja sampai sekarang, tidak ada putus kontrak, tetap dikerjakan karena ada pengurangan anggaran sebesar Rp 500 juta," ungkapnya.
Menurutnya, pengurangan tersebut karena beberapa bagian pekerjaan tidak masuk hitungan bobot atau progres pekerjaan yang dilakukan oleh konsultan. "Makanya yang kurang itu masih kami kerjakan," tuturnya.(Kedi)