Jalan Tabone-Nosu-Pana'-Tabang Kian Memprihatinkan, Legislator Dan Masyarakat Ancam Demo
https://www.fokusmetrosulbar.com/2020/01/jalan-tabone-nosu-pana-tabang-kian.html
Mamasa, FMS -- Curah hujan yang sangat tinggi diwilayah Mamasa mengakibatkan kondisi ruas jalan Tabone-Nosu-Pana'-Tabang kian buruk dan memprihatinkan. Masyarakat sangat kesulitan mengakses jalan tersebut, terlebih jika terjadi longsoran tanah akibat hujan yang deras menutupi jalan.
Tak tinggal diam, salah satu legialator dari wilayah tersebut, Reskianto Taula'bi Kia telah berupaya memperjuangkan agar akses jalan masyarakat itu mendapat perhatian serius pemerintah.
"Beberapa hari yang lalu saya sampaikan kondisi jalan tersebut ke pak Bupati dan pak Wakil Bupati. Kami berharap kondisi tersebut segera direspon," ungkapnya, Selasa (21/1).
Ia menjelaskan selama ini bupati menjanjikan untuk menyiapkan alat berat bersama dump truck untuk membantu antisipasi tanah longsor dan pemeliharaan ruas jalan tersebut sepanjang tahun.
Menurutnya, jika pemerintah daerah, provinsi, dan pusat terus mendiamkan ruas jalan tersebut tanpa tindakan serius maka masyarakat pengguna jalan akan turun bersama-sama melakukan aksi demonstrasi.
"Ruas jalan tersebut adalah urat nadi masyarakat wilayah Nosu, Pana', dan Tabang, sehingga pemerintah harus konsentrasi ke sana tanpa saling menyalahkan dan melempar tanggung jawab," jelasnya dengan tegas.
Keluhan atas kondisi di ruas jalan tersebut juga sempat disampaikan salah seorang mahasiswa asal Kecamatan Nosu, Risal Landolalan kepada Wakil Bupati Mamasa beberapa waktu lalu, tetapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari instansi terkait.
Padahal menurutnya ada dua alat berat berupa ekskavator di sekitar Kecamatan Sumarorong yang tidak difungsikan. "Ada dua ekskavator yang tinggal saja disana, mungkin habis solarnya makanya tidak kerja," tuturnya.
Menanggapi itu, Wakil Bupati Mamasa, Marthinus Tiranda yang dikonfirmasi mengatakan pemerintah daerah senantiasa berupaya untuk mengatasi hal tersebut, termasuk mengirimkan alat berat untuk melakukan pembersihan dan penanganan sementara jalan.
"Masalahnya kita kekurangan alat berat, sehingga alat berat yang sudah dikirim kesana jika terjadi longsor ditempat lain, alat berat itu juga yang digunakan," katanya.
Hal itulah yang menjadi kendala mengingat kondisi geografis wilayah Mamasa yang cukup berat dan kadang jarak dari lokasi longsor satu ke tempat lainnya berjauhan.
Namun Ia menambahkan akan terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memaksimalkan semua peralatan yang dimiliki dalam mengatasi permasalahan jalan tersebut. "Saya akan cek lagi ke dinas supaya kalau ada alat berat yang standby agar difungsikan untuk membersihkan jalan tersebut," tambahnya.(Kedi)
Tak tinggal diam, salah satu legialator dari wilayah tersebut, Reskianto Taula'bi Kia telah berupaya memperjuangkan agar akses jalan masyarakat itu mendapat perhatian serius pemerintah.
"Beberapa hari yang lalu saya sampaikan kondisi jalan tersebut ke pak Bupati dan pak Wakil Bupati. Kami berharap kondisi tersebut segera direspon," ungkapnya, Selasa (21/1).
Ia menjelaskan selama ini bupati menjanjikan untuk menyiapkan alat berat bersama dump truck untuk membantu antisipasi tanah longsor dan pemeliharaan ruas jalan tersebut sepanjang tahun.
Menurutnya, jika pemerintah daerah, provinsi, dan pusat terus mendiamkan ruas jalan tersebut tanpa tindakan serius maka masyarakat pengguna jalan akan turun bersama-sama melakukan aksi demonstrasi.
"Ruas jalan tersebut adalah urat nadi masyarakat wilayah Nosu, Pana', dan Tabang, sehingga pemerintah harus konsentrasi ke sana tanpa saling menyalahkan dan melempar tanggung jawab," jelasnya dengan tegas.
Keluhan atas kondisi di ruas jalan tersebut juga sempat disampaikan salah seorang mahasiswa asal Kecamatan Nosu, Risal Landolalan kepada Wakil Bupati Mamasa beberapa waktu lalu, tetapi sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari instansi terkait.
Padahal menurutnya ada dua alat berat berupa ekskavator di sekitar Kecamatan Sumarorong yang tidak difungsikan. "Ada dua ekskavator yang tinggal saja disana, mungkin habis solarnya makanya tidak kerja," tuturnya.
Menanggapi itu, Wakil Bupati Mamasa, Marthinus Tiranda yang dikonfirmasi mengatakan pemerintah daerah senantiasa berupaya untuk mengatasi hal tersebut, termasuk mengirimkan alat berat untuk melakukan pembersihan dan penanganan sementara jalan.
"Masalahnya kita kekurangan alat berat, sehingga alat berat yang sudah dikirim kesana jika terjadi longsor ditempat lain, alat berat itu juga yang digunakan," katanya.
Hal itulah yang menjadi kendala mengingat kondisi geografis wilayah Mamasa yang cukup berat dan kadang jarak dari lokasi longsor satu ke tempat lainnya berjauhan.
Namun Ia menambahkan akan terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memaksimalkan semua peralatan yang dimiliki dalam mengatasi permasalahan jalan tersebut. "Saya akan cek lagi ke dinas supaya kalau ada alat berat yang standby agar difungsikan untuk membersihkan jalan tersebut," tambahnya.(Kedi)