Tarian Pandoang Asal Karampuang Hibur Pengunjung Kerajaan Senusantara
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/12/tarian-pandoang-asal-karampuang-hibur.html
Mamuju, FMS - Tarian pandoang ( tarian pemancing) yang ditampilkan warga pulau Karampuang berhasil menghibur para tamu kerajaan pada saat berkunjung dipulau Karampuang,
Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulbar. Rabu (18/12).
Para penari menggunakan pakaian dan celana berwarna hitam sambil membawa kail, kemudian diiringi musik tradisional merupakan ciri khas tarian pandoang.
Muhammad panitia mengatakan bahwa tarian pandoang menceritakan tentang nelayan yang sedang pergi melaut untuk memancing ikan, mereka bergembira karena mendapatkan hasil tangkapan yang banyak.
Dikatakan Muhammad bahwa tarian tersebut sudah turun temurun dari nenek moyang mereka yang terus mereka dilestarikan.
"Tarian ininuntuk menghibur masyarakat apalagi pada saat pesta nelayan," ujarnya.
Alat musiknya pun berbahan tradisional yang terbuat dari bambu, kayu lambiri, jeppeng (gendang), gulintang, katto-katto dan garumbing yang dimainkan kemudian diikuti para penari remaja.
Selain itu, muka para penari juga dipoles berwarna merah dan hitam karena terkena sinar matahari.
"Menceritakan para nelayan saat pulang melaut karena terkena terik sinar matahari, sehingga kulit mereka berwarna merah dan hitam," terangnya.
Lanjut Muhammad tarian pandoang sudah turun temurun dan sering ditampilkan setiap ada festival kesenian di Mamuju.
Linda salah satu delegasi kerajan mengaku sangat terhibur atas penampilan yang dibawakan penari tarian pandoang.
"Senang, saya berharap tarian ini dilestarikan," cetusnya.
Diketahui bahwa kunjungan para raja senusantara di pulau Karampuang merupakan rangkaian kegiatan Festival Maradika Mamuju tahun 2019.(Awal).
Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulbar. Rabu (18/12).
Para penari menggunakan pakaian dan celana berwarna hitam sambil membawa kail, kemudian diiringi musik tradisional merupakan ciri khas tarian pandoang.
Muhammad panitia mengatakan bahwa tarian pandoang menceritakan tentang nelayan yang sedang pergi melaut untuk memancing ikan, mereka bergembira karena mendapatkan hasil tangkapan yang banyak.
Dikatakan Muhammad bahwa tarian tersebut sudah turun temurun dari nenek moyang mereka yang terus mereka dilestarikan.
"Tarian ininuntuk menghibur masyarakat apalagi pada saat pesta nelayan," ujarnya.
Alat musiknya pun berbahan tradisional yang terbuat dari bambu, kayu lambiri, jeppeng (gendang), gulintang, katto-katto dan garumbing yang dimainkan kemudian diikuti para penari remaja.
Selain itu, muka para penari juga dipoles berwarna merah dan hitam karena terkena sinar matahari.
"Menceritakan para nelayan saat pulang melaut karena terkena terik sinar matahari, sehingga kulit mereka berwarna merah dan hitam," terangnya.
Lanjut Muhammad tarian pandoang sudah turun temurun dan sering ditampilkan setiap ada festival kesenian di Mamuju.
Linda salah satu delegasi kerajan mengaku sangat terhibur atas penampilan yang dibawakan penari tarian pandoang.
"Senang, saya berharap tarian ini dilestarikan," cetusnya.
Diketahui bahwa kunjungan para raja senusantara di pulau Karampuang merupakan rangkaian kegiatan Festival Maradika Mamuju tahun 2019.(Awal).