Sinkronisasi Peran Daerah di Bidang Perdagangan Luar Negeri

Mamuju, FMS - Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar mengatakan, Indonesia yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah saat ini sedang dihadapkan dengan permintaan pasar luar negeri yang terus meningkat dan dikhawatirkan akan menyerang balik dikarenakan pangsa pasar Indonesia termasuk yang terbesar di Asia, khususnya di Asia Tenggara. Beberapa kebijakan strategis telah diambil oleh Pemerintah Pusat melalui Program Nawa Cita serta Kementerian Perdagangan Republik Indonesia yang menerapkan pembatasan serta pelarangan Ekspor maupun Impor terhadap beberapa produk. Senin, 4 November 2019.

Ali Baal menjelaskan, sementara itu peran daerah ( Provinsi dan Kabupaten/Kota) sebagai penghasil komoditi yang akan diekspor tentunya sangat diharapkan dalam upaya Peningkatan Nilai Ekspor dan Pengendalian Impor. Salah satunya adalah dengan melaksanakan kegiatan Forum Koordinasi dan Sinkronisasi Peran Daerah di Bidang Perdagangan Luar Negeri Tahun Anggaran 2019.

Kegiatan berbentuk Forum Pertemuan berupa penyampaian paparan oleh beberapa Nara Sumber Pusat dan Daerah.

Ali Baal berharap dalam kegiatan ini diperoleh data yang komprehensif baik secara kualitatif maupun kuantitatif sehingga dapat digunakan sebagai bahan masukan terhadap evaluasi kebijakan perdagangan luar negeri.

Forum tersebut diselenggarakan di Hotel Grand Maleo, Senin, 4 November 2019, dan dihadiri oleh Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar dan Kadis Koperindag Amir Marica.

Sementara itu, Kadis Koperindag Sulbar Amir Maricar mengatakan, selain melakukan pertemuan juga dilakukan Konsultasi ke Kementerian Perdagangan RI di Jakarta . Hal ini dilakukan untuk memperoleh kepastian terhadap berlangsungnya kegiatan ekspor impor yang taat hukum.

Namun untuk beberapa produk, seperti masih memerlukan pembahasan yang lebih lama, karena melibatkan banyak pihak. Hal ini inilah yang sering menimbulkan pertanyaan bagi para pelaku usaha sedangkan mereka membutuhkan kepastian hukum dalam berusaha.

Amir menjelaskan, dalam forum ini diharapkan dapat lebih aktif dalam menyikapi perkembangan ekspor komoditi yang ada di daerah sehingga tidak menimbulkan pandangan negative dari negara pembeli yang menilai kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia yang sering berubah ubah.

"Di era Teknologi Informasi sekarang ini diharapkan segala hambatan yang menyebabkan kendala dalam peningkatan ekspor, khususnya beberapa komoditi unggulan dapat segera dilakukan review (pengkajian ulang) sehingga dapat lebih menggairahkan terutama terhadap para pelaku usaha dan para penghasil bahan baku ekspor tersebut," jelas Amir.

Related

MAMUJU 5337129719713096665

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item