Safaruddin Ajak Masyarakat Mamuju Lestarikan Sallu-sallu

Mamuju, FMS - Safaruddin Sanusi berharap "Sallu-sallu" atau penutup kepala yang merupakan asli Mamuju yang digunakan pada saat acara tertentu agar kembali dilestarikan.

Menurutnya, selama ini setiap ada acara tertentu yang digunakan pakaian kebudayaan dari luar Mamuju. Padahal kata Safaruddin Mamuju memiliki pakaian adat sendiri salah satunya sallu-sallu.

"Inilah pakaian budaya asli Mamuju sebenarnya, yang perlu kita lestarikan kembali, karena selama ini kita gunakan setiap ada acara kebudayaan kita selalu menggunakan songko recca 
dari Bone padahal kita sendiri memiliki topi asli yakni sallu-sallu asli dari warisan nenek moyang  Mamuju," ujarnya Safaruddin kepala Dinas Kominfo Informatika dan Persandian Provinsi Sulbar. Senin (16/12).

Lanjut Safaruddin pada puncak perayaan HUT Mateng ke-7,  ia sengaja memakai Sallu-sallu sebagai penutup dikepalanya
yang terbuat dari kain sutera mandar. Sehingga pada saat itu, ia menjadi perhatian para tamu undangan yang hadir karena selama ini tak perna lagi digunakan. Yang tujuannya untuk mengangkat kembali.

Apalagi kata Safaruddin pada saat Bupati Mateng, H. Aras Tammauni memasangkan langsung pin sebagai  tanda penghormatan kepada tokoh yang berjasa dalam pemekaran Kabupaten Mateng yang dulunya satu wilayah dengan Mamuju.

" Setelah selesai acara kita diskusi bersama Wagub Sulbar Enny Angraeni Anwar, bupati Mamuju, Mateng dan para wakilnya agar diacara festival Maradika nanti agar menggunakan Sallu-sallu untuk memperlihatkan kepada para tamu undangan," ungkapnya.

Karena menurutnya Sallu-sallu adalah ciri khas Mamuju yang perlu dilestarikan maka dengan adanya festival Maradika Mamuju untuk mengangkat kembali ciri khas pakaian adat Mamuju.

Diakunya, bahwa selama ini 
tiap ada acara seperti perkawinan, kematian, kebudayaan dan penjemputan tamu dari luar yang datang ke Mamuju selalu menampilkan kebudayan daerah luar. Padahal menurutnya, Mamuju tak kalah dengan daerah luar yang memiliki keberagaman kebudayaan yang ada di Mamuju.

"Kalau bukan kita melestarikan budaya sendiri, siapa lagi, karena selama ini hanya kebudayaan dari luar yang sering kita foto copy untuk tampilkan tiap kali ada kegiatan di Mamuju," ungkapnya.

Menurutnya dengan mengangkat kembali Sallu-sallu, selain melestarikan, juga membuka peluang bagi pengrajin untuk meningkatkan ekonominya.

" Saya yakin kalau ini didukung oleh Pemprov Sulbar para bupati  akan menghidupkan para pengrajin kita utamanya bagi para penenun sarung mandar," harapnya.(Awal).

Related

MAMUJU 6121551029414003066

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item