Wabup Ingin Penamaan Destinasi di Karampuang Kembali ke Aslinya
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/11/wabup-ingin-penamaan-destinasi-di.html
Mamuju, FMS- Wakil Bupati Mamuju, Irwan Setya Putra Pababari menyayangkan adanya pergeseran nama sejumlah destinasi Wisata yang ada di pulau Karampuang.
Menurutnya, penamaan pulau karampuang yang menurutnya semula bernama Liutang (pulau) setelah mengalami pengaruh serapan bahasa Indonesia bergeser menjadi Pulau Karampuang.
"Selain penamaan pulau Karampuang juga penamaan sumur tiga rasa yang tersohor dengan sebutan sumur jodoh, sebenarnya dulu bernama Bujung Dilaukang atau Bujung Kayyang," ujar H.Irwan SP Pababari yang juga sebagai ketua pelaksana kegiatan Vestifal Maradika Mamuju.Minggu (24/11/2019).
Menurutnya penamaan tersebut harus dikembalikan keaslinya, yang berbahasa Mamuju atau bahasa lokal.
"Karena segmentasi kekayaan budaya tersebut akan kehilangan marwahnya sebagai sesuatu yang sakral saat telah mengalami perubahan atau modernisasi," kata Irwan.
Dijelaskan dengan kembalinya penamaan lokal akan menjadi salah satu upaya untuk menjaga keaslian kekayaan budaya yang ada di Mamuju.
Kepala Desa Karampuang, Hasdiah mengaku sangat setuju dengan pengembalian nama semula. Selaku pemerintah pengembalian nama semula kedalam bahasa daerah akan mengembalikan keaslian.
"Sangat banyak nilai dan arti yang bergeser saat nama tersebut diubah," pungkasnya.(Awal)
Menurutnya, penamaan pulau karampuang yang menurutnya semula bernama Liutang (pulau) setelah mengalami pengaruh serapan bahasa Indonesia bergeser menjadi Pulau Karampuang.
"Selain penamaan pulau Karampuang juga penamaan sumur tiga rasa yang tersohor dengan sebutan sumur jodoh, sebenarnya dulu bernama Bujung Dilaukang atau Bujung Kayyang," ujar H.Irwan SP Pababari yang juga sebagai ketua pelaksana kegiatan Vestifal Maradika Mamuju.Minggu (24/11/2019).
Menurutnya penamaan tersebut harus dikembalikan keaslinya, yang berbahasa Mamuju atau bahasa lokal.
"Karena segmentasi kekayaan budaya tersebut akan kehilangan marwahnya sebagai sesuatu yang sakral saat telah mengalami perubahan atau modernisasi," kata Irwan.
Dijelaskan dengan kembalinya penamaan lokal akan menjadi salah satu upaya untuk menjaga keaslian kekayaan budaya yang ada di Mamuju.
Kepala Desa Karampuang, Hasdiah mengaku sangat setuju dengan pengembalian nama semula. Selaku pemerintah pengembalian nama semula kedalam bahasa daerah akan mengembalikan keaslian.
"Sangat banyak nilai dan arti yang bergeser saat nama tersebut diubah," pungkasnya.(Awal)