MUI Mamasa Imbau tak Lagi Ikuti Reuni 212
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/11/mui-mamasa-imbau-tak-lagi-ikuti-reuni.html
Ketua MUI Mamasa H. Ramli
Mamasa, FMS - Kegiatan Munajat untuk Keselamatan Negeri, Maulid Agung dan Reuni 212 yang akan berlangsung di Monas pada tanggal 2 Desember mendatang sesuai poster yang disebarkan dinilai belum menunjukkan esensinya. Reuni tersebut dianggap hanya merupakan agenda rutin tahunan yang melibatkan para elit politik.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mamasa, Ramli diminta tanggapannya, Rabu (20/11) mengatakan semestinya kegiatan itu tidak dilaksanakan lagi sekalipun tujuannya hanya untuk dakwa apalagi harus turun ke jalan.
"Dakwa juga bisa dilaksanakan di Mesjid, kelompok majelis taklim dan lingkup organisasi keagamaan tanpa harus turun ke jalan," katanya.
Menurutnya, jika turun kejalan akan mendapat presepsi negatif di tengah masyarakat, apalagi tujuannya tidak jelas dan tentu akan menimbulkan keresahan.
"Sebaiknya kita konsentrasi mendukung segala program pemerintah. Jangan ada gerakan tambahan yang berpotensi mengganggu jalannya roda pemerintahan yang baru saja terbentuk," tuturnya.
Dieaskan kalau ingin menyumbangkan doa untuk negeri tidak mesti turun ke jalan tetapi dapat dilakukan di rumah masing-masing.
Senada disampaikan Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Mamasa, Anwar Latif yang mengatakan jika kegiatan tersebut hanya untuk memperkuat persatuan Indonesia wajar saja. Namun jika ada unsur lain sifatnya akan memecah bela persatuan maka sebaiknya tidak dilaksanakan, terlebih jika ada unsur politiknya.
Ia berharap seluruh komponen bangsa dapat merajuk kedamaian dan persaudaraan dan tidak lagi menonjolkan warna sendiri-sendiri.
"Kepada seluruh masyarakat yang ada di Mamasa agar tidak mengikuti kegiatan semacam itu, yang dinilai masih abu-abu," tuturnya.
Ditegaskan, jika ingin mempersembahkan doa untuk Indonesia demi kemakmuran dapat dilaksanakan dimana saja "Negara memang tidak melarang, yang penting tujuannya jelas," tambahnya. (Kedi)
Mamasa, FMS - Kegiatan Munajat untuk Keselamatan Negeri, Maulid Agung dan Reuni 212 yang akan berlangsung di Monas pada tanggal 2 Desember mendatang sesuai poster yang disebarkan dinilai belum menunjukkan esensinya. Reuni tersebut dianggap hanya merupakan agenda rutin tahunan yang melibatkan para elit politik.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Mamasa, Ramli diminta tanggapannya, Rabu (20/11) mengatakan semestinya kegiatan itu tidak dilaksanakan lagi sekalipun tujuannya hanya untuk dakwa apalagi harus turun ke jalan.
"Dakwa juga bisa dilaksanakan di Mesjid, kelompok majelis taklim dan lingkup organisasi keagamaan tanpa harus turun ke jalan," katanya.
Menurutnya, jika turun kejalan akan mendapat presepsi negatif di tengah masyarakat, apalagi tujuannya tidak jelas dan tentu akan menimbulkan keresahan.
"Sebaiknya kita konsentrasi mendukung segala program pemerintah. Jangan ada gerakan tambahan yang berpotensi mengganggu jalannya roda pemerintahan yang baru saja terbentuk," tuturnya.
Dieaskan kalau ingin menyumbangkan doa untuk negeri tidak mesti turun ke jalan tetapi dapat dilakukan di rumah masing-masing.
Senada disampaikan Ketua Nahdatul Ulama (NU) Kabupaten Mamasa, Anwar Latif yang mengatakan jika kegiatan tersebut hanya untuk memperkuat persatuan Indonesia wajar saja. Namun jika ada unsur lain sifatnya akan memecah bela persatuan maka sebaiknya tidak dilaksanakan, terlebih jika ada unsur politiknya.
Ia berharap seluruh komponen bangsa dapat merajuk kedamaian dan persaudaraan dan tidak lagi menonjolkan warna sendiri-sendiri.
"Kepada seluruh masyarakat yang ada di Mamasa agar tidak mengikuti kegiatan semacam itu, yang dinilai masih abu-abu," tuturnya.
Ditegaskan, jika ingin mempersembahkan doa untuk Indonesia demi kemakmuran dapat dilaksanakan dimana saja "Negara memang tidak melarang, yang penting tujuannya jelas," tambahnya. (Kedi)