Dewan Pendidikan Mamuju, Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Guru
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/11/dewan-pendidikan-mamuju-minta.html
Ketua Dewan Pendidikan Mamuju, Hajrul Malik berharap dimomen HGN ini pemerintah memperhatikan nasib para guru. Menurutnya, masih banyak para guru yang hidupnya memprihatinkan.
"Guru masa kini sudah tidak jaman lagi mendapatkan julukan, Guru Umar Bakri" atau pahlawan tanpa tanda jasa," ujarnya.Senin (25/11/2019).
Belum lagi, nasib seorang guru yang masih berstatus honorer atau sekarela, untuk memenuhi tambahan biaya kebutuhan dalam keluarganya, tak jarang ada diantara mereka yang meminta izin tak masuk mengajar karena mencari tambahan diluar sebagai
buruh, untuk mendapatkan tambahan Rp 150 ribu hingga Rp 200 ribu sehari.
"Belum lagi mereka hanya diupah 500 ribu perbulan, itupun pertiga bulan dibayarkan bahkan guru guru SMA yang honorer sampai 11 bulan ini belum gajian dengan berbagai alasan," ungkap Hajrul Malik.
Maka itu selaku ketua dewan pendidikan Kabupaten Mamuju, ia meminta agar pemerintah daerah (Pemda) Mamuju betul-betul memperhatikan kesejahteraan para guru, setidaknya guru honorer gaji mereka setara dengan PNS atau seperduanya.
"Alasannya, sebab guru honorer dan PNS secara kompotensi sama, beban sama, pekerjaan administrasi perencanaan untuk mengajar sama, bahkan sebagian guru honorer memiliki tugas tambahan. Namun, miris sekali penggajian atau kesejahteraan sangat diskriminatif," ungkapnya.
Lanjut Hajrul, pendidikan bukan segalanya, tapi semuanya bermula dari pendidikan. Dak aktor utama pendidikan adalah guru.
"Bagaimana negara ini (Indonesia) mau maju jika gurunya tak diperhatikan kesejahteraannya, contohnya, negara maju seperti Jepang mereka lebih maju dari kita (Indonesia), karena pemerintahnya betul-betul memperhatikan kesejahteraan guru mereka," cetusnya. (Awal).
