Cerita Habsi Wahid Soal Ambruknya Atap di Rumah Jabatannya
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/11/cerita-habsi-wahid-soal-ambruknya-atap.html
MAMUJU, FMS - Atap bangunan aula rumah jabatan Bupati Mamuju (Sapota) yang ambruk pada Jumat pagi (15/11/19) sekitar pukul 09.00 Wita, mendapat reaksi dari Bupati Mamuju Habsi Wahid.
Meski telah marak diperbincangkan di media sosial, ia justru terlihat tetap santai dan tenang bahkan menanggapi ringan atas insiden yang terjadi di area kediamannya.
“Mantan pejabat sekda 11 tahun itu hanya bersyukur bahwa kejadian tersebut tidak menelan korban jiwa.
Padahal menurutnya lokasi yang kerap dijadikan tempat kegiatan dzikir bersama tersebut sangat sering digunakan oleh anggota Satpol PP yang bertugas jaga untuk beristirahat selepas jaga malam.
Dari keterangannya kepada awak media yang ingin mendengar tanggapan Bupati, Habsi yang baru pulang dari aktifitas olah raga tenis, Sabtu (16/11/2019).
Mengaku mendapat kabar atas kejadian itu melalui whatsapp di hp nya dari keluarga yang berada di rumah karena di waktu kejadian sekira jam 9 pagi ia telah berada dikantor untuk memimpin sebuah rapat.
Bangunan yang saat ini telah mendapat garis polisi selanjutnya akan di evaluasi secara teknis oleh tim teknis dari PU untuk selanjutnya akan menjadi dasar pertimbangan kepada Bupati atas kelayakan Rumah jabatan yang diperkirakan mulai dibangun sejak tahun 2005 dan difungsikan sejak tahun 2012 silam.
“Kalau nanti hasil kajiannya mengatakan harus diamankan sementara, ya tentu saya dan keluarga akan pindah sementara ke rumah pribadi, tapi kalau hasilnya mengatakan aman ya kita pasti masih akan tinggal,” kata Habsi Wahid.
Awaluddin Latief, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kab. Mamuju yang terlihat bersama tiga orang staf teknis PU telah mulai melakukan kajian teknis.
“Ia mengatakan untuk memulai tugasnya dilakukan pengukuran terhadap bangunan secara keseluruhan Sapota, sehingga nanti akan diperoleh data tentang kelayakan Rumah jabatan tersebut untuk tetap di diami.
Dan tidak kalah penting kata dia dari hasil kajian itu nantinya akan dapat dipetakan jumlah kerugian maupun langkah teknis untuk memperbaiki bangunan tersebut.
Mengunci penjelasan awal secara pribadi menilai masih ada kaitan antara rentetan peristiwa gempa yang terjadi di Palu dan beberapa gempa yang lain setelahnya terhadap kondisi aula sapota, “sedikit banyak pasti ada pengaruh, tapi itu masih analisa saya, hasilnya nanti secara teknis pasti kami sampaikan,” terang pria berkacamata ini.
“Untuk diketahui, kemarin sesaat setelah kejadian, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan awal dan memberikan garis polisi terhadap bangunan yang berada sekira 50 meter dari bangunan utama Rujab Sapota. (Awal).
Meski telah marak diperbincangkan di media sosial, ia justru terlihat tetap santai dan tenang bahkan menanggapi ringan atas insiden yang terjadi di area kediamannya.
“Mantan pejabat sekda 11 tahun itu hanya bersyukur bahwa kejadian tersebut tidak menelan korban jiwa.
Padahal menurutnya lokasi yang kerap dijadikan tempat kegiatan dzikir bersama tersebut sangat sering digunakan oleh anggota Satpol PP yang bertugas jaga untuk beristirahat selepas jaga malam.
Dari keterangannya kepada awak media yang ingin mendengar tanggapan Bupati, Habsi yang baru pulang dari aktifitas olah raga tenis, Sabtu (16/11/2019).
Mengaku mendapat kabar atas kejadian itu melalui whatsapp di hp nya dari keluarga yang berada di rumah karena di waktu kejadian sekira jam 9 pagi ia telah berada dikantor untuk memimpin sebuah rapat.
Bangunan yang saat ini telah mendapat garis polisi selanjutnya akan di evaluasi secara teknis oleh tim teknis dari PU untuk selanjutnya akan menjadi dasar pertimbangan kepada Bupati atas kelayakan Rumah jabatan yang diperkirakan mulai dibangun sejak tahun 2005 dan difungsikan sejak tahun 2012 silam.
“Kalau nanti hasil kajiannya mengatakan harus diamankan sementara, ya tentu saya dan keluarga akan pindah sementara ke rumah pribadi, tapi kalau hasilnya mengatakan aman ya kita pasti masih akan tinggal,” kata Habsi Wahid.
Awaluddin Latief, Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Kab. Mamuju yang terlihat bersama tiga orang staf teknis PU telah mulai melakukan kajian teknis.
“Ia mengatakan untuk memulai tugasnya dilakukan pengukuran terhadap bangunan secara keseluruhan Sapota, sehingga nanti akan diperoleh data tentang kelayakan Rumah jabatan tersebut untuk tetap di diami.
Dan tidak kalah penting kata dia dari hasil kajian itu nantinya akan dapat dipetakan jumlah kerugian maupun langkah teknis untuk memperbaiki bangunan tersebut.
Mengunci penjelasan awal secara pribadi menilai masih ada kaitan antara rentetan peristiwa gempa yang terjadi di Palu dan beberapa gempa yang lain setelahnya terhadap kondisi aula sapota, “sedikit banyak pasti ada pengaruh, tapi itu masih analisa saya, hasilnya nanti secara teknis pasti kami sampaikan,” terang pria berkacamata ini.
“Untuk diketahui, kemarin sesaat setelah kejadian, pihak kepolisian telah melakukan pemeriksaan awal dan memberikan garis polisi terhadap bangunan yang berada sekira 50 meter dari bangunan utama Rujab Sapota. (Awal).