Realisasi Visi dan Misi Bupati Mamasa, Diknasbud bagikan 14.000 Pakaian Gratis SD dan SMP
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/10/realisasi-visi-dan-misi-bupati-mamasa.html
Mamasa, FMS - Sebanyak 14.000 pasang pakaian sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) se-Kabupaten Mamasa mulai didistribusikan. Pakaian tersebut akan dibagikan secara gratis kepada siswa baru kelas satu SD dan siswa baru kelas tujuh SMP tahun ajaran 2019/2020.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknasbud) Mamasa, H. Muhammad Syukur Badawi menuturkan bahwa program pengadaan pakaian graris tersebut merupakan realisasi visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Mamasa periode tahun 2018-2023.
"Dulukan waktu masa kampanya mereka (pasangan Harmonis, H. Ramlan Badawi dan Marthinus Tiranda, red) menjanjikan pakaian gratis bagi anak sekolah jika terpilih. Nah sekarang mereka sudah dipilih masyarakat jadi bupati dan wakil, salah satu misi mereka adalah pengadaan pakaian gratis. Inilah yang kami realisasikan," tuturnya saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (10/10).
Ia menjelaskan untuk tahun 2019 ini, sasaran penerima pakaian sekolah gratis terdiri dari 3.000 lebih siswa kelas satu SD dan lebih 3.000 untuk siswa kelas tujuh SMP.
"Jumlah penerima baik SD maupun SMP itu sekitar 7.000 siswa. Totalnya sekitar 14.000 pasang karena tiap siswa menerima dua pasang, yakni satu pasang pakaian pramuka lengkap dengan atributnya, satu pasang pakaian putih-merah untuk SD dan putih-biru untuk SMP," jelasnya.
Ia lanjut menjelaskan bahwa program pembagian pakaian gratis bagi siswa baru akan diadakan setiap tahun. "Mudah-mudahan tiap tahun kita adakan program pakaian gratis ini," lanjutnya
Syukur berharap dengan program pembagian pakaian gratis tersebut dapat meringankan beban orang tua peserta didik sehingga tidak ada lagi alasan untuk putus sekolah.
"Biaya sekolahnya sudah ditanggung pemerintah lewat dana BOS, sekarang pakainnya juga disediakan yang dananya diambil dari APBD Mamasa sebesar 1,7 miliar. Mudah-mudahan peserta didik makin giat belajar dan bersekolah," harapnya.
Ia menambahkan lambatnya distribusi pakaian ke sekolah-sekolah karena proses pengadaan dari pihak ketiga atau rekanan yang lambat tiba. "Tapi ini kita maklumi karena memang jumlahnya banyak dan rekanan yang mengerjakan juga dari luar daerah Mamasa," tambahnya.
(Kedi)