Pemerhati Perempuan dan Anak Sulbar Tanggapi Back to School Ala 37 Club
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/07/pemerhati-perempuan-dan-anak-sulbar.html
Mamuju, FMS - Menanggapi seragam sekolah yang digunakan pelayan 37 club d'Maleo, Pemerhati Perempuan dan Anak Sulawesi Barat, Dian Daniati mengutarakan, seharusnya pihak 37 tidak memikirkan keuntungan tetapi bagaimana dapat mempertimbangkan etika. "Seragam sekolah itu simbolik dunia pendidikan di bangku sekolah bukan di tempat hiburan malam menggiring prilaku hedonisme," kata Dian, Kamis (25/7/2019).
Dian mengatakan, banyak ide kreatif yang dapat dilakukan dan tidak harus mengenakan pakaian seragam sekolah yang tidak pada tempatnya.
Menurutnya, begitu banyak persoalan perempuan dan anak di Sulbar, harusnya pengusaha ikut berkontribusi mendukung program kembali bersekolah (Back to Shcool), pernikahan usia anak, angka ujian nasional SMK yang terburuk se Indonesia, dan angka perceraian.
"Disini sangat dibutuhkan peran dari seluruh pihak," ujarnya.
"Apalagi daerah kita menjujung tinggi nilai kearifan lokal. Saya meminta kepada pihak terkait memberikan teguran kepada club 37," tegas Dian.
Dian menambahkan, baru-baru ini Bupati Mamuju menerima penghargaan sekolah ramah anak. "Nah, sangat mirislah kalau pengusaha tidak mendukung," tukas Dian.
Sebelumnya, saat operasi gabungan dari Lanal Mamuju, BNN Sulbar, Polda Sulbar dan Satpol PP, pada Rabu malam (24/7/2019), petugas mendapati pelayan di club 37 d'Maleo menggunakan seragam sekolah putih abu-abu disertai atribut seperti, dasi dan lambang Osis.
"Ini hanya tematik dan sesuai dengan konsep back to school (kembai kesekolah)," ujar Manager 37 club Ketut dihadapan awak media.
Ketut pun tak bisa menjelaskan secara detail konsep dasar menggunakan simbol-simbol sekolah kedalam dunia hiburan malam.
Bahkan ia berjanji akan meninjau kembali tema tersebut.
(Jaya)