Polisi Dalami Penyegelan Sekolah di Majene
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/02/polisi-dalami-penyegelan-sekolah-di.html
Entah persoalan apa hingga SDN 55 Deteng-deteng, Kabupaten Majene, asukbar, disegel oleh orang tak dikenal (OTK). Penyegelan sekolah itu diketahui saat kepala sekolah SDN 55 Deteng-deteng datang melaporkan penyegelan itu ke Polres Majene.
Majene, FMS - Dari keterangan Kasat Reskrim Polres Majene, AKP Pandu Arif Setiawan saat dikonfirmasi membenarkan adanya penyegelan SDN 5 Deteng-deteng.
"Benar, ada penyegelan di SDN 55 Deteng-deteng oleh orang tak dikenal. Anggota sudah ke lapangan mengecek situasi di sekolah itu," ujarnya, Selasa (5/2/2019).
Pandu menjelaskan, pihaknya masih mendalami motif dari penyegelan sekolah tersebut.
"Kita masih dalami, apa motifnya," ucapnya.
Dia mengungkapkan, laporan penyegelan sekolah itu diketahuinya, saat kepala sekolah SDN 55 Deteng-deteng datang ke Polres Majene, melaporkan bahwa sekolahnya telah disegel oleh orang tak dikenalnya.
"Dari laporan itu, kita tindak lanjuti. Personil Polsek Banggae dipimpin Kapolsek Banggae AKP Masdar Mansur, langsung mendatangi sekolah tersebut serta berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan dan Kepala Sekolah," terangnya.
Hasil dari laporan anggota di TKP,lanjut Pandu, petugas menemukan secarik kertas yang menempel di dinding sekolah. Di kertas itu ada nomor handphone.
"Saat dihubungi oleh Kapolsek, nomor itu diketahui milik dari kuasa hukum yang melakukan penyegelan sekolah itu yang kini berada di Jakarta," jelasnya.
Kata Pandu, dari informasi yang didapat, yang melakukan penyegelan adalah Muslim Mahmud alias Hatta, yang meminta bantuan kepada pengacara.
Petugas kemudian bergerak ke rumah Hatta, di Lingkungan Toppo, Kelurahan Baru, Kecamatan Banggae. Namun yang bersangkutan ini tidak berada di rumahnya. "Saat petugas menghubungi nomor milik Hatta juga tidak aktif," lanjutnya.
Agar tak mengganggu jalannya proses belajar mengajar di sekolah itu, kata Pandu, pihakya segera berkoordinasi dengan pihak Dinas Pendidikan, Camat Banggae, Kepala Sekolah SD 55 Deteng-deteng, Lurah Totoli, Kepala lingkungan Passarang dan masyarakat agar bisa dicarikan solusi yang baik.
"Alhamdulillah, hasil dari koordinasi, sekolah itu akhirnya bisa dibuka kembali," ujarnya.
"Dari persoalan ini, kita tetap lakukan penyelidikan," tutupnya.
(Rudi)