Mengenal "PAP" dan Inovasinya
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/02/mengenal-pap-dan-inovasinya.html
Fatmawati Arisuddin Founder Professores Art Production (PAP) saat menyerahkan produc ramah lingkungan pada Fahri Hamsa
Mamuju, FMS - Ada banyak Non Govermental Organization (NGO) bergerak dalam lingkungan dan pendidikan di Indonesia.
Tak terkecuali PAP ( Professor art produc) salah satu Non-Governmental Organization (NGO) yang konsen dibidang permberdayaan lingkungan dan Pendidikan, kini terus bergerak dan melakukan inovasi baru .
Fatmawati Arisuddin Founder Professores Art Production (PAP) mengatakan, PAP memiliki program unggulan yaitu Socialprenuergoestovillage yang dimana membantu pemerintah desa untuk mengelolah sampah.
"Kenapa kami konsen di Desa karena ini merupakan riset kecil - kecilan kami, dimana desa itu tidak memiliki Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang akhirnya masyarakat desa sendiri tidak mengerti akan dampak sampah bagi lingkungan," ujarnya. Senin (11/2/2019).
Menurutnya, kecenderungan masyarakat kita saat ini lebih banyak membakar sampah sementara itu lebih berbahaya.
"Dengan membakar sampah itu 350 kali lebih berbahaya dibanding asap rokok," pungkas Fatma.
Selain itu, kalau misalnya masyarakat menimbun sampah plastik, membuang sampah sembarangan, sementara sampah plastik itu membutuhkan 400 - 1000 tahun untuk bisa terurai. "Itu yang membuat NGO kami lebih konsen kelingkungan," kata Fatma.
"Ada beberapa produc dari PAP, salah satunya produc ramah lingkungan seperti pipet bisa dipakai berulang kali dan bisa dicuci, ada pengganti kresek, popok yang bisa dicuci, atau daur ulang dari sampah - sampah bekas." tambahnya.
Sementara di segmen pendidikan, PAP membuat role model "Environment School" (Sekolah Lingkungan) atau sekolah alam berbasis social preneur, jadi kami membuat semacam kurikulum pemerhati lingkungan, dimana anak - anak sejak dini dilatih untuk mengenal produc ramah lingkungan, seperti apa cara menanam pohon.
"Saat ini kami juga sudah mendapat support dari Dinas Pendidikan Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), dimana sekolah alam itu akan dijadikan sekolah informal," simpul Fatmawati.
(Adi)
