Pasar Tradisional di Mateng Butuh Sentuhan Pemerintah
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/01/pasar-tradisional-di-mateng-butuh.html
Mateng, FMS - Di tengah gempuran keberadaan pasar modern yang menjamur, kondisi pasar tradisional di Babana, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) justru sangat memprihatinkan.
Pasar tradisional itu tidak layak dan harus segera direvitalisasi.
Kondisi ini tentu saja mengakibatkan pasar tradisional kian kalah bersaing dengan keberadaan pasar modern. Bahkan, tidak menutup kemungkinan, jika kondisi ini terus dibiarkan, pasar tradisional akan semakin ditinggal para konsumen.
Kesan kumuh dan semrawut membuat keberadaan pasar-pasar tradisional seakan tergerus oleh pasar modern yang semakin tumbuh subur. Pemerintah Kabupaten Mateng diminta lebih memperhatikan pertumbuhan pasar tradisional tersebut.
Apalagi, kondisinya seperti tidak terurus. Bahkan pasar tradisional itu sudah tidak layak huni
Pengamatan fokusmetrosulbar.com di pasar tradisional Desa Babana, Kecamatan Budong-budong, kondisinya sangat memprihatinkan. Pasar yang sudah berdiri sejak 30 tahun sangat jauh dari kesan nyaman.
Pasar yang memiliki luas sekitar 200 meter persegi itu tampak tidak terurus dan terkesan kumuh. Atap-atap pasar yang menggunakan seng terlihat sudah rusak, saat hujan turun, air selalu mengenangi kios-kios yang lantainya hanya dialasi plester seadanya.
Sejumlah pedagang sudah mengeluhkan hal ini namun belum juga ditanggapi.
“Kami tentunya berharap banyak terhadap Pemda Mateng, agar dilakukan peremajaan dan penataan ulang kondisi pasar tradisional agar lebih manusiawi serta nyaman untuk dikunjungi maupun berlanja,” kata Ny. Silvi, warga Babana, Jumat (25/1/2019).
Saat ini kondisi Pasar Babana terlihat sangat kumuh dan stand pedagang juga semprawut serta ditambah dengan baunya sampah yang mengganggu pembeli, sehingga perlu ada perhatian khusus dari pemerintah terkait.
Setengah dari bagian dalam pasar tersebut sudah runtuh, dan sebagian lapak yang ada dalam kondisi rusak bahkan beberapa diantaranya nyaris ambruk.
Pedagang yang seharusnya berjualan di dalam pasar memilih untuk menggelar dagangananya di luar. Mereka mewaspadai bila sewaktu-waktu atap pasar ambruk.
Rasyid (45) salah satu pedagang yang masih bertahan di kios tersebut berharap kepada pemkab Mateng segera memperbaiki pasar tersebut, sehingga mereka bisa berjualan dengan tenang, dan beberapa pedagang yang sudah pindah bisa kembali lagi berjualan disini.
"Saya harap Pemkab bisa memperbaiki pasar ini, disinilah tumpuan pencarian masyarakat," tutupnya.
(Rudi)