Bayi Tanpa Anus Dirujuk ke Makassar
https://www.fokusmetrosulbar.com/2019/01/bayi-tanpa-anus-dirujuk-ke-makassar.html
Bayi Juari
Mateng, FMS - Bayi Juari akhirnya dirujuk ke Makassar untuk menjalani operasi dan pengobatan intensif. Bayi berusia tiga ini lahir dengan tanpa anus.
Juari anak keenam, pasangan Yusuf dan Elisa. Juari lahir pada 14 Januari 2019 di Dusun IV, Desa Polongaan, Tobadak 3, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng).
Menurut sang Ayah, Yusuf, Ia dan istrinya baru mengetahui jika bayinya tak punya anus setelah curiga, putranya tak penah buang air besar (BAB) sejak lahir.
Merasa penasaran, sang Bunda, Elisa, meminta bantuan bidan setempat untuk memeriksa bayinya.
"Waktu lahir, Juari kelihatan sehat dan normal. Memasuki hari ketiga kami curiga, apalagi sering melihat Juari gelisah," jelas Yusuf. Kamis (17/1/2018).
Kedua orang tua Juari berharap, dengan bekal kebutuhan yang dibawahnya selama di Makassar dapat tercukupi.
"Semoga bekal kami cukup selama di Makassar," harapnya.
Kedua orang tua Juari juga berharap, agar kelainan yang ada pada anaknya dapat disembuhkan dan tumbuh normal seperti anak-anak lainnya.
"Kami sangat mengharapkan, Juari dapat disembuhkan dan tumbuh normal seperti anak lainnya. Semoga berjalan lancar dan kelak menjadi anak yang berbakti," pintanya.
Sementara itu, di konfirmasi Bidan setempat membenarkan jika Juari baru ketahui tak memiliki lubang anus setelah tiga hari pasca lahir.
Dijelaskan pula, jika pihaknya sempat merawat bayi Juari saat lahir dan tidak ada tanda-tanda, jika bayi Juari menderita Astresia ani, sebab seluruhnya tampak normal.
"Bidan desanya merawat bayi Juari saat lahir, bahkan diberi suntikan. Hari ketiga lalu diperiksa karna ibu bayi keluhkan anaknya belum pernah buang air, saat diketahui diagnosa bayi, segera kami rujuk ke RSUD Satelit Tobadak," jelas salah seorang Bidan di PKM Tobadak.
Saat ditemui di RSUD Mateng, bayi Juari masih tampak normal dan sehat. Berkat bantuan sejumlah pihak, rencananya hari ini akan dirujuk ke Rumah Sakit Wahidin di Makassar untuk mendapatkan perawatan intensif.
Pihak Program Keluarga Harapan (PKH) Rismawati, yang turut mendampingi juga mengaku simpati atas derita bayi yang berusia tiga hari itu, terlebih lagi keluarga Yusuf sebagai peserta PKH.
"Kami turut bersimpati dan kebetulan keluarga pak Yusuf peserta PKH sehingga kami turut mendampingi," kata Risma.
Diketahui, ketua P2TP2A Hj Asriani Arsal dan rombongan juga turut berkunjung sebelum keluarga Yusuf menuju ke Makassar.
(Jamal)