Pelaku Penyebar Hoaks Tsunami Mamuju Menangis dan Meminta Maaf
https://www.fokusmetrosulbar.com/2018/12/pelaku-penyebar-hoaks-tsunami-mamuju.html
Mamuju, FMS - Hj. Sri Mardiana (33), pelaku penyebar informasi bohong atau hoaks menangis dan meminta maaf ketika dimintai keterangan oleh penyidik Polres Metro Mamuju.
Dia mengakui kesalahannya serta meminta maaf kepada masyarakat Mamuju, Sulawesi Barat, lantaran telah membuat panik dengan status bernada provokatif yang di unggah pada akun Facebook miliknya, Kamis, (27/12/2018).
"Saya Hj. Sri Mardiana mohon maaf kepada masyarakat Mamuju dan masyarakat Sulbar pada umumnya atas postingan saya sendiri di facebook pada tanggal 25 Desember 2018, dan masalah isu tsunami yang saya dengar dari kemenakan kami yang kesurupan hingga membuat masyarakat Mamuju panik dan mengungsi. Saya secara pribadi dengan hati yang tulus dan memohon maaf yang sebesar-besarnya dan tidak memposting lagi walaupun berita darimana pun dan berita itu tidak jelas. Dan saya berterima kepada Polri dalam hal ini Polres Mamuju sebagai pelindung dan pengayom masyarakat yang masih mengingatkan saya agar tidak memposting berita-berita atau informasi yang tidak jelas. Sekali lagi saya memohon maaf yang sebesar-besarnya," kata Sri Mardiana.
Sri Mardiana
Dia mengakui postingan yang diunggah di Facebook itu dibuat olehnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
"Saya akui kalau postingan hoaks itu tanpa ada paksaan, saya sadar kalau hal ini tidak benar dan saya telah khilaf atas perbuatan itu," ungkapnya.
Kapolres Metro Mamuju, AKBP Mohmmad Rivai Arvan mengatakan, dengan adanya kejadian tersebut dapat memberi pelajaran bagi masyarakat.
Dia menghimbau kepada warganet Mamuju dapat menggunakan media sosial dengan benar ketimbang menyebarkan informasi bohong serta ujaran kebencian yang merugikan dirinya dan masyarakat.
"Gunakanlah media sosial dengan baik karena masih ada banyak manfaat yang ada," katanya.
Postingan akun facebook Sri Mardiana
Sebelumnya, Sri Mardiana telah memposting berita meresahkan dengan mengatakan hati-hati ini cuma peringatan ada anak kemenakan kami umur sekitar empat tahun kesurupan, katanya ada nenek dia lihat, baru itu anak-anak teriak ayo pergi semuaki karena ini kampung mau tenggelam. Kemenakan kami ketakutan dan kami sekeluarga langsung berinisiatif ke kelapa tujuh.
Postingan itu diunggah pada tanggal 26 Desember 2018, melalui akun facebook miliknya atas nama Sri Mardiana.
Berikut video permintaan maaf Srimardiana
(Ani)