BMKG: Tsunami Terjadi di Banten dan Lampung
https://www.fokusmetrosulbar.com/2018/12/bmkg-tsunami-terjadi-di-banten-dan.html
Kondisi pesisir pantai Lampung.
Jakarta, FMS - Fenomena alam tsunami tidak hanya terjadi di Pantai Anyer, Banten, namun terjadi juga di Lampung. Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, peristiwa tsunami itu bukan akibat dari gempa bumi.
"Peristiwa tsunami di Pantai Barat Banten tidak dipicu oleh aktifitas gempa bumi tektonik," kata dia dalam siaran persnya, Sabtu (22/12/2018).
Ia menjelaskan, berdasarkan analisis rekaman data sinyal seismik di beberapa sensor terdekat dengan lokasi terjadinya tsunami, tidak didapatkan adanya rekaman gempa bumi pada waktu yang berdekatan dengan waktu terjadinya tsunami di sekitar Banten dan Lampung.
Baca juga: BMKG: Tsunami di Serang Setinggi 0,9 Meter
"Tidak didapatkan adanya rekaman gempa bumi pada waktu yang berdekatan dengan waktu terjadinya tsunami di sekitar Banten dan Lampung," tegasnya.
Menurutnya, tsunami terjadi di berbagai tempat di Banten dan Lampung dengan ketinggian bervariasi, berdasarkan analis sementara dari kejadian itu, didapatkan data sebagai berikut:
1. Serang tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian 0.9m
2. Banten tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35m
3. Kota Agung Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36m
4. Pelabuhan Panjang. Lampung tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28m
Rahmat mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto membenarkan kejadian alam tersebut, namun ia menyebut fenomena itu bukan tsunami. "Ya benar ada kejadian itu tapi bukan tsunami, hanya air pasang. Korban jiwa belum diketahui," katanya.
Baca juga: Tsunami Hantam Pantai Anyer, Beberapa Hotel Roboh
Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, menyatakan fenomena itu bukan tsunami, melainkan hanya air pasang yang meninggi.
"Tidak ada tsunami di Anyer dan Lampung Selatan, hanya gelombang pasang. Fenomena ini disebabkan oleh adanya gelombang pasang, apalagi saat ini sedang bulan purnama sehingga menyebabkan permukaan air laut naik," ujar Sutopo dalam keteraangannya.
Menurutnya, BMKG telah melaporkan tidak ada gempa besar yang dapat membangkitkan tsunami, baik gempa di sekitar Selat Sunda maupun di Samudera Hindia. "Jadi fenomena yang ada saat ini bukan tsunami, tidak ada tsunami di wilayah Indonesia saat ini," imbuhnya.
Selain itu, Sutopo menyebut fenomena gelombang pasang ini juga tidak ada hubungannya dengan erupsi Gunung Anak Krakatau. "Sejak tadi pagi memang terjadi erupsi, namun erupsi kecil yang tidak menimbulkan pengaruh kenaikan gelombang air laut," tuturnya.
Terjangan gelombang tinggi itu mengakibatkan sejumlah hotel roboh, masyarakat yang berada di sekitar lokasi langsung melarikan diri ke tempat tinggi. Pantauan kumparan, Hotel Salsa Beach di kawasan Pantai Karang bolong porak poranda. Air laut masuk ke dalam hotel. Jarak antara permukaan tanah di hotel dengan air laut sekitar 2 meter.
Mobil dan rumah rusak terjadi juga di daerah Lampung. Hingga saat ini baik di Banten maupun di Lampung belum ada laporan terkait korban jiwa.
(Sumber: Kumparan)