BMKG: Tsunami di Serang Setinggi 0,9 Meter


Banten, FMS - Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menyatakan gelombang pasang air laut dan tsunami yang terjadi di Pantai Anyer, Serang, Banten, setinggi 0,9 meter. Gelombang air laut yang tinggi itu tidak dipicu oleh gempa bumi.

"Mencermati peristiwa tsunami di Pantai Barat Provinsi Banten pada tanggal 22 Desember 2018, malam hari sekitar pukul 21.27 WIB maka Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan tanggapan sebagai berikut, berdasarkan informasi peristiwa tersebut, BMKG segera melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di beberapa sensor seismik terdekat dengan lokasi terjadinya tsunami," kata Rahmat.

"Berdasarkan hasil pengamatan tidegauge (sementara), didapatkan data sebagai berikut, Tidegauge Serang tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian 0.9 meter," kata Rahmat dalam keterangannya.

Selain itu, Tidegauge di Banten tercatat pukul 21.33 WIB ada tsunami dengan ketinggian 0.35 meter, di Kota Agung Lampung pada pukul 21.35 WIB ketinggian 0,36 meter, dan Pelabuhan Panjang ketinggian air 0,28 meter.

Rahmat menjelaskan, setelah kabar adanya tsunami itu beredar luas, BMKG segera melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di beberapa sensor seismik terdekat dengan lokasi terjadinya tsunami. Berdasarkan analisis sinyal seismik tidak didapatkan adanya rekaman gempabumi pada waktu yang berdekatan dengan waktu terjadinya tsunami di sekitar Banten dan Lampung.

"Peristiwa ini tidak disebabkan oleh aktifitas gempabumi tektonik," ungkapnya.

Sekedar diketahui, Tidegauge adalah pendeteksi tsunami yang dipasang di perairan untuk mendeteksi adanya gelombang.  Tide gauge bekerja dengan cara mengukur perubahan permukaan laut secara mekanis dan otomatis. Alat ini dapat mengukur pasang surut air laut yang memungkinkan untuk mendeteksi tsunami secara cepat.

Tide gauge memiliki sensor radar dan tekanan, dan juga jika kondisi perairan memungkinkan (gelombang dan arus tidak terlalu besar) tide gauge juga dapat dilengkapi dengan sensor pelampung.

Sementara itu, menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. Sutopo Purwo Nugroho gelombang tinggi di Pantai Anyer bukan tsunami. Dengan demikian, ia meminta masyarakat tetap tenang dan jangan panik.

"Ini bukan tsunami. Juga bukan disebabkan letusan Gunung Anak Krakatau. Tapi gelombang pasang karena bulan purnama. Masyarakat harap tenang," kata Sutopo.

(Sumber: Kumparan)

Related

#NASIONAL 2730053310793428838

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item