Komnas Perlindungan Anak: Genosida Rohingnya Harus Segera Dihentikan
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/09/komnas-perlindungan-anak-genosida.html
Jakarta, fokusmetrosulbar.com-- Pembantaian warga muslim Rohingya di Rakhine Myanmar merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat sadis dan keji serta mengkoyak-koyak rasa kemanusiaan dimana masyarakat dunia sedang berjuang menegakkan pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM).
Kecaman itu salahsatunya dilontarkan Ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia Arist Merdeka Sirait,menurutnya aksi beringas militer Myanmar yang membunuh ribuan nyawa tak berdosa merupakan kejahatan kemanusian.
Sementara Myanmar adalah satu negara yang baru saja terlepas dai cengkraman rezim otoriter Myanmar yang terjadi puluhan tahun. Salah satu pejuang aktivis HAM Aung San Su Kyi-lah yang menjadi korban dan pejuangnya bersama para aktivis HAM International sebagai simbol perlawanan terhadap pelanggaran HAM.
Namun apa yang terjadi, Aung San Su Kyi sendiri yang meraih nobel perdamaian dari internasional justru membiarkannya hal itu terjadi.
"Banyak poto-poto pembantaian Rohingya yang tersebar secara viral melalui media sosial, termasuk penyiksaan dan pembantaian terhadap ribuan anak-anak dan balita merupakan Genoside terhadap warga Rohingya l yang menyembah Tuhannya merupakan kejahatan dan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia," kata Ketua Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait melalui rilis yang dikirim ke group Ikatan Wartawan Online (IWO), Sabtu (2/9).
Maka itu, Arist mendesak badan PBB untuk turun segera menghentikan penyiksaan dan pembantaian terhadap Rohingya termasuk anak-anak.
"Mendesak segera otoritas Badan PBB urusan Anak-anak UNICEF dan Badan Dunia urusan Pengungsi UNHCR memberikan bantuan kemanusiaan terhadap anak-anak dan segera mendesak Sekretaris Jenderal PBB untuk menghentikan penyiksaan dan pembantaian terhadap warga Rohingya," terangnya.
Ia juga mengajak dan mendesak Lembaga-lembaga HAM International khususnya Lembaga-lembaga Perlindungan Anak International tingkat Asia untuk bersatu padu menentang penyiksaan dan pembantaian Rohingya karena pilihan Tuhannya.
Maka itu atas nama kemanusiaan dan kerjasama Asean untuk menegakkan HAM dan Konvensi PBB tentang Hak Anak serta Instrumen International perlindungan anak, tak hanya itu Arist Merdeka mendesak pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri untuk segera meminta otoritas dan militer Myanmar menghentikan tragedi terhadap kemanusiaan melalui upaya diplomatis.
"Oleh sebab itu, atas nama kepentingan kemanusiaan dan perlindungan anak secara universal saya mengajak Lembaga Perlindungan Anak International (International Child Protection Body) dan LPA di Indonesia untuk menyatukan langkah mendesak Pemerintah Indonesia menghentikan pembantaian terhadap anak anak di Myanmar dan segera bertemu Duta Besar Myanmar untuk menyampaikan petisi penghentian tragedi kemanusiaan Rohingya, dan mendesak Lembaga Perlindungan Anak se Nusantara yang berafiliasi dengan Komnas Perlindungan Anak untuk menulis surat protes keras terhadap pelanggaran anak- anak Rohingya," imbuhnya. (*/awl).
Kecaman itu salahsatunya dilontarkan Ketua Komnas Perlindungan Anak Indonesia Arist Merdeka Sirait,menurutnya aksi beringas militer Myanmar yang membunuh ribuan nyawa tak berdosa merupakan kejahatan kemanusian.
Sementara Myanmar adalah satu negara yang baru saja terlepas dai cengkraman rezim otoriter Myanmar yang terjadi puluhan tahun. Salah satu pejuang aktivis HAM Aung San Su Kyi-lah yang menjadi korban dan pejuangnya bersama para aktivis HAM International sebagai simbol perlawanan terhadap pelanggaran HAM.
Namun apa yang terjadi, Aung San Su Kyi sendiri yang meraih nobel perdamaian dari internasional justru membiarkannya hal itu terjadi.
"Banyak poto-poto pembantaian Rohingya yang tersebar secara viral melalui media sosial, termasuk penyiksaan dan pembantaian terhadap ribuan anak-anak dan balita merupakan Genoside terhadap warga Rohingya l yang menyembah Tuhannya merupakan kejahatan dan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia," kata Ketua Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait melalui rilis yang dikirim ke group Ikatan Wartawan Online (IWO), Sabtu (2/9).
Maka itu, Arist mendesak badan PBB untuk turun segera menghentikan penyiksaan dan pembantaian terhadap Rohingya termasuk anak-anak.
"Mendesak segera otoritas Badan PBB urusan Anak-anak UNICEF dan Badan Dunia urusan Pengungsi UNHCR memberikan bantuan kemanusiaan terhadap anak-anak dan segera mendesak Sekretaris Jenderal PBB untuk menghentikan penyiksaan dan pembantaian terhadap warga Rohingya," terangnya.
Ia juga mengajak dan mendesak Lembaga-lembaga HAM International khususnya Lembaga-lembaga Perlindungan Anak International tingkat Asia untuk bersatu padu menentang penyiksaan dan pembantaian Rohingya karena pilihan Tuhannya.
Maka itu atas nama kemanusiaan dan kerjasama Asean untuk menegakkan HAM dan Konvensi PBB tentang Hak Anak serta Instrumen International perlindungan anak, tak hanya itu Arist Merdeka mendesak pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri untuk segera meminta otoritas dan militer Myanmar menghentikan tragedi terhadap kemanusiaan melalui upaya diplomatis.
"Oleh sebab itu, atas nama kepentingan kemanusiaan dan perlindungan anak secara universal saya mengajak Lembaga Perlindungan Anak International (International Child Protection Body) dan LPA di Indonesia untuk menyatukan langkah mendesak Pemerintah Indonesia menghentikan pembantaian terhadap anak anak di Myanmar dan segera bertemu Duta Besar Myanmar untuk menyampaikan petisi penghentian tragedi kemanusiaan Rohingya, dan mendesak Lembaga Perlindungan Anak se Nusantara yang berafiliasi dengan Komnas Perlindungan Anak untuk menulis surat protes keras terhadap pelanggaran anak- anak Rohingya," imbuhnya. (*/awl).