Bringas, 2 Oknum Pengawas Proyek Diduga Keroyok Pendamping Desa

Korban mengalami luka di bagian leher usai dicekik pelaku (Foto: Ist/fms)
Mamasa, fokusmetrosulbar.com-- Seorang pemuda, diketahui bernama Yulianus menjadi korban penyeroyokan dua orang lelaki yang diduga adalah pegawas proyek pembangunan infrastruktur jalan.

Pengeroyokan tersebut, disebut buntut dari peran aktif Yulianus dalam melakukan pengawasan pembangunan jalan di kampung halamannya di Kecamatan Bambang, Kabupaten Mamasa.

Sumber Fokus Metro Sulbar (fokusmetrosulbar.com) mengatakan, Yulianus menjadi korban penyeroyokan ketika mencoba mengambil gambar proyek pembangunan peningkatan jalan Mambi-Bambang yang menelan anggaran senilai Rp. 4,9 miliar.

Korban diduga dianiaya oleh dua orang oknum pengawas pekerjaan masing-masing berinisial M dan A. Peristiwa ini terjadi, Rabu (6/9).

Proyek pembangunan jalan ruas Mambi- Bambang (Foto: kedi/fms)
Dihubungi, Yulianus menuturkan kronologi kejadian berawal saat ia melintas akan menuju ke Rantepalado. Saat di jalan tempat lokasi proyek pembangunan jalan yang dikerjakan oleh PT. Tunas Tehnik Sejati, dirinya melihat sejumlah kejanggalan pekerjaan.

"Saya liat sangat tidak sesuai dengan yang seharusnya. Bayangkan saja kalau batu-batu sebesar helm disusun kemudian disiram campuran, belum lagi keterangan warga bahkan ada beberapa meter yang sama sekali tidak menggunakan batu pecah (cipping)," kata Yulianus, Senin (11/9).

Dia mengatakan, lebih parahnya lagi, bambu besar (pantum, dalam bahasa masyarakat Bambang) juga dimasukkan lalu disiram campuran.

Keprihatinan itulah yang mendorong Yulianus berinisiatif mengambil gambar. Namun, saat tengah mengambil gambar, tiba-tiba salah seorang pengawas pekerjaan berinisial M menghampiri dirinya. M dengan nada yang marah bertanya. "Kenapa ambil-ambil gambar tanpa ijin," katanya Yulianus menirukan kata-kata M.

Ia lalu coba memberi penjelasan bahwa melakukan pengambilan gambar pekerjaan yang menggunakan DAK Mamasa tahun 2017 tersebut. Sayang, upaya tersebut tak membuat amarah M reda sehingga terjadilah adu mulut antara keduanya.

Di tengah adu mulut tersebut, tiba-tiba rekan M, inisial A datang dan langsung mencekik dirinya. Merasa terancam Yulianus yang juga merupakan pendamping desa tersebut langsung meloncat dari motor yang dikendarainya.

"Saya ambil gambar posisi masih di atas motor, sampai dia (M) datang marah-marah. Karena dia marah, saya hapus gambar yang saya ambil tapi tetap ngomel, bahkan setiap saya kunci dan mau stater motor selalu dihalangi. Saat itulah tiba-tiba teman dia (A) datang dan laherku langsung dicekik," tuturnya.

Ia membeberkan, secara spontan dirinya coba melakukan perlawanan, namun salah satu dari oknum pengawas tersebut memegang dirinya dari belakang. "Saya tidak bisa melawan, tinggal kaki saya pake tendang karena tangan saya sudah dipegang dari belakang sementara pengawas lainnya terus memukuli dirinya," bebernya sedih.

Bahkan, kata dia, A sempat akan melayangkan sekop untuk memukul dirinya, beruntung dapat dicegah oleh warga. "Untung ada di situ orang tua yang langsung rampas sekopnya, kalau tidak entah apa yang terjadi," katanya.

Kareana merasa jiwanya terancam, Ia segera menyampaikan hal yang menimpanya kepada keluarga yang ada di Rantepalado yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

Mengetahui hal itu, tanpa dikomando, keluarga Yulianus berhamburan menuju lokasi kejadian hendak menghakimi para pelaku. Untungnya, sebelum dihakimi oleh warga lebih parah, keduanya langsung melarikan diri meski sempat dikejar warga yang tak lain keluarga dari korban.

"Keluarga memang hampir menghakimi keduanya, namun lebih dahulu mereka melarikan diri," jelas Yulianus

Yulianus menambahkan awalnya memang akan dilakukan perdamaian, tapi sepertinya tidak ada itikat dari pelaku untuk penyelesaian secara kekeluargaan. "Pihak kami telah menunggu kedatangan keluarga pelaku, namun sampai saat ini belum ada upaya penyelesaian dari keluarga pelaku. Untuk itu saya mau proses hukum kasus ini tetap dilanjutkan," tambahnya.

Ia berharap kasus yang menimpa dirinya dan telah dilaporkan ke Polsek Mambi dengan laporan polisi nomor: LP/02/IX/2017/Sek-Mbi, tertanggal 6 September 2017 dapat segera diselesaikan.

"Saya juga mau pekerjaan yang saya protes itu dihentikan dulu karena banyak yang tidak sesuai gambarnya. Hal ini juga untuk menenangkan keluarga," harapnya.

Sementara itu, M yang ditemui di Polsek Mambi beberapa waktu lalu mengatakan sebenarnya itu bukanlah penganiayaan melainkan perkelahian. "Saya juga ditendang di samping kiri pinggang saya," katanya.

Ia lalu merinci awal terjadinya kasus pemukulan tersebut. "Waktu dia (Yulianus, red) ingin ambil foto pekerjaan tanpa pamit dulu. Kemudian saya ajak ke base camp untuk negosiasi, diapun menolak hingga terjadi cekcok," katanya.

Ia lanjut menuturkan timbulnya perkelahian karena dia tidak mau diajak ke base camp. "Memang saya halangi motornya, namun itu untuk mengajaknya ke base camp," tuturnya.

Terkait keterangan Yulianus yang merasa diancam dan dihalang-halangi, M mengungkapkan jika hal itu tidak benar. "Saya hanya minta untuk foto tersebut itu dihapus, karena justru dia yang akan
memukul saya hingga dihalangi," ungkap M.

Pihak Polsek Mambi yang diminta keterangannya terkait kejadian tersebut membenarkan adanya laporan dugaan kasus penganiyayaan. Namun selaku Bhabinkamtibmas yang ada didesa maka tentu pihaknya selalu upayakan agar tidak ada kekacauan.

"Kami, Bhabinkamtibmas masih menunggu keputusan dari pihak keluarga kedua belah pihak untuk berdamai dan mencabut laporannya," terang Arianto, Bhabinkamtibmas Kecamatan Bambang.

Namun ia menjelaskan apabila tiga sampai empat hari belum juga ada perdamaian, maka dirinya akan meneruskan laporan tersebut ke Polres Mamasa. "Di Polsek Mambi tidak punya penyidik, jadi kalau tidak ada upaya perdamaian maka harus kami teruskan laporan ini ke Polres Mamasa," jelasnya.

Akibat kejadian tersebut Yulianus mengalami sejumlah luka memar di leher dan sekujur tubuhnya. Kasus itu sendiri hingga saat ini masih dalam penanganan pihak Polsek Mambi. (ked/har)

Related

MAMASA 6267324637973406401

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item