Begini Serunya Balapan Motor Pengangkut Gabah
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/09/begini-serunya-balapan-motor-pengangkut.html
Polewali, fokusmetrosulbar.com - - Puluhan buruh tani meriahkan lomba balap motor taksi yang digelar warga Desa Paku. lomba yang berlangsung selama dua hari yakni Sabtu dan Minggu, kemarin ini, digelar di jalan tani Desa Paku, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar (Polman).
Peserta tidak hanya diikuti warga lokal, namun sejumlah petani luar daerah seperti Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulsel juga turut ambil bagian pada pagelaran tahunan para petani itu. Mereka tampak antusias mengikuti adu kecepatan dan ketangkasan tersebut.
Sepeda motor peserta ini merupakan sepeda motor bebek biasa, namun telah dimodifikasi hingga sedikit menyerupai motorcros. Warga Polman menyebutnya dengan nama motor taksi. Jenis motor ini biasanya digunakan para petani Polman untuk mengangkut gabah mereka.
Pada lomba itu, panitia melombakan empat kelas yakni kelas 4 tak dan kelas campuran, bebek standar hingga kelas modifikasi. Setiap pertandingan diikuti 4 sampai 6 peserta. Aturannya, mereka harus melewati empat putaran dengan mengelilingi areal persawahan.
Menariknya dalam lomba ini, para peserta diwajibkan membawa satu karung yang berisi sekam padi hingga ke garis finis.
Peserta tampak kesulitan membawa beban karung karena harus melewati lintasan balap yang bergelombang menyerupai arena motorcros profesional, yakni lintasan berlumpur, tanjakan hinga tikungan tajam yang tidak mudah ditaklukkan para peserta. Tak jarang beberapa peserta gagal masuk finis lantaran terjatuh hingga motornya mengalami kerusakan.
Pakcik, seorang pembalap asal Kabupaten Pinrang mengaku kesulitan menyelesaikan balapan.
"Berat karungnya, kemudian lintasannya yang berlumpur" akunya.
Menurut Amin, panitia lomba, balapan motor taksi ini rutin digelar setiap musim panen dan musim tanam.
"Lomba ini sengaja digelar sebagai ajang silaturahim antar sesama petani," kata Rusdi.
Agenda tahunan masyarakat setempat ini cukup menarik minat para penonton. Meski cuaca panas sejak pagi hingga sore, para penonton tak beranjak dari tempat mereka demi menyaksikan serunya balapan. (ant/tfk)
Peserta tidak hanya diikuti warga lokal, namun sejumlah petani luar daerah seperti Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulsel juga turut ambil bagian pada pagelaran tahunan para petani itu. Mereka tampak antusias mengikuti adu kecepatan dan ketangkasan tersebut.
Sepeda motor peserta ini merupakan sepeda motor bebek biasa, namun telah dimodifikasi hingga sedikit menyerupai motorcros. Warga Polman menyebutnya dengan nama motor taksi. Jenis motor ini biasanya digunakan para petani Polman untuk mengangkut gabah mereka.
Pada lomba itu, panitia melombakan empat kelas yakni kelas 4 tak dan kelas campuran, bebek standar hingga kelas modifikasi. Setiap pertandingan diikuti 4 sampai 6 peserta. Aturannya, mereka harus melewati empat putaran dengan mengelilingi areal persawahan.
Menariknya dalam lomba ini, para peserta diwajibkan membawa satu karung yang berisi sekam padi hingga ke garis finis.
Peserta tampak kesulitan membawa beban karung karena harus melewati lintasan balap yang bergelombang menyerupai arena motorcros profesional, yakni lintasan berlumpur, tanjakan hinga tikungan tajam yang tidak mudah ditaklukkan para peserta. Tak jarang beberapa peserta gagal masuk finis lantaran terjatuh hingga motornya mengalami kerusakan.
Pakcik, seorang pembalap asal Kabupaten Pinrang mengaku kesulitan menyelesaikan balapan.
"Berat karungnya, kemudian lintasannya yang berlumpur" akunya.
Menurut Amin, panitia lomba, balapan motor taksi ini rutin digelar setiap musim panen dan musim tanam.
"Lomba ini sengaja digelar sebagai ajang silaturahim antar sesama petani," kata Rusdi.
Agenda tahunan masyarakat setempat ini cukup menarik minat para penonton. Meski cuaca panas sejak pagi hingga sore, para penonton tak beranjak dari tempat mereka demi menyaksikan serunya balapan. (ant/tfk)