Tanaman Langka ini Dijadikan Batas Desa di Mateng
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/08/tanaman-langka-ini-dijadikan-batas-desa.html
Tanaman langka berasal dari kepulauan Banda, Maluku itu, dapat menjadi sumber pendapat masyarakat. Selain menjadi batas wilayah desa, salah satu rempah berharga tinggi itu dapat menjadi komoditi andalan di Mateng.
Itu sebabnya Sekkab Mateng Askary Anwar sangat mendukung gagasan tersebut. "Gerakan ini patut dicontoh kecamatan lain," ujarnya saat menghadiri launching penanaman bibit pohon pala sebagai rangkaian tugas Diklat PIM III PKP2A LAN Makassar yang tengah dijalani Hj Najir.
Asisten I Bidang Pemerintahan Ishak Yunus pun mendukung ide tersebut. Menjadikan pohon pala sebagai batas desa dinilai sangat tepat. Selain berproduksi program itu menjadi solusi terbaik mengatasi persoalan tapal batas. "Itulah keunggulan program ini sehingga kami sangat mendukung," ucap Ishak dibenarkan Kabag Humas Pemkab Mateng Irwan Susanto.
Najir yang juga Camat Budong-Budong menjelaskan, idenya memilih Pala sebab sekeliling wilayah tugasnya sudah dipenuhi sawit. Ia ingin tanda batas desa harus berbeda, mudah dikenali dan tergolong langka. Namun tanaman yang dipilih harus berproduksi agar warganya mendapatkan nilai tambah. "Tahap awal pohon pala ini akan dijadikan pembatas Desa Salugatta dan Babana," jelasnya.
Menurut Najir, pala adalah jenis rempah bernilai tinggi yang dibutuhkan dunia. Sejak masa Romawi bijinya menjadi komoditi perdagangan terpenting. Hingga kini tanaman yang buahnya berbentuk bulat, keras dan warna kehitaman itu, menjadi komoditas rempah unggulan yang diekspor ke Eropa. "Makanya pala jadi pilihan sebab hasilnya dapat menopang kesejahteraan warga," ujarnya.
Hanya saja kelanjutan program itu akan berjalan bertahap. Selain langka desa yang membutuhkan tanaman itu cukup banyak. Wilayah Kecamatan Budong-Budong terdiri dari 11 desa. "Saya optimis lambat laun semua desa akan terlayani," pungkasnya. (jml/riz)