Tak Tersentuh Pemerintah, Peternak Ayam Potong di Majene Kecewa
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/08/tak-tersentuh-pemerintah-peternak-ayam.html
Salah satu tempat peternakan ayam potong di Majene (Foto: Taufik/FMS) |
"Yang ada hanya kambing, sapi dan beberapa pertanian jangka pendek lainnya. Sementara keberadaan peternak ayam potong juga sudah cukup lama ada di Majene," kata Teris, peternak ayam potong di kota Majene.
Teris mengaku kecewa karena pemerintah pilih kasih dalam membantu masyarakat.
"Sejak adanya beberapa usaha peternakan ayam potong di Majene, seingatnya saya belum pernah ada peternak yang menerima bantuan berupa obat-obatan dan penyuluhan," kata Teis kecewa.
Padahal lanjut, di Kabupaten Majene sendiri, usaha peternakan ayam potong cukup banyak digeluti warga.
"Di sekitaran kota saja sudah ada sekira lima puluhan peternak. Belum di daerah bawah seperti Pamboang sampai Malunda," ungkap Teris, di tempat peternakannya, Rabu (2/8).
Padahal kata dia, bisnis tersebut cukup berpotensi dikembangkan jika dilihat dari tingginya peminat daging ayam di kabupaten ini. Sementara diketahui, saat ini ayam potong yang beredar di Majene kebanyakan berasal dari luar daerah dan milik perusahaan besar.
"Pasti akan lebih baik jika peternak lokal bisa dikembangkan, karena itu bisa meningkatkan penghasilan warga Majene, dan dapat menyerap tenaga kerja lokal," sebutnya.
Ditempat berbeda, Syahril peternak lainnya juga mengungkapkan keadaan yang dialami peternak lokal terhadap harga daging ayam potong perkilogramnya. Dikatakan, masuknya pasokan ayam perusahaan luar daerah membuat ayam lokal sulit terjual lantaran harus mengimbangi kualitas dan harga ayam perusahaan yang terbilang rendah.
"Paling tidak pemerintah bisa membatasi masuknya ayam luar daerah dan memperhatikan harga pasaran supaya ayam peternak lokal juga laku," sebutnya.
Selain itu, dirinya juga menilai bahwa dinas terkait tidak memperhatikan kondisi ayam luar daerah yang dengan bebas masuk dan dikomsumsi masyarakat Majene.
"Bagaimana kalau ada ayam pasokan luar daerah yang berpenyakit, apa itu diperiksa pihak dinas, bagaimana kalau terjangkit flu burung atau semacamnya. Karena ini dikomsumsi masyarakat pak," paparnya.
Hingga berita ini dirilis, pihak Dinas Pertanian dan Peternakan yang coba dihubungi wartawan belum ada yang bisa berkomentar.
Kepala bidang peternakan saat ditemui mengaku ada kesibukan dan mengarahkan wartawan ke kepala dinas dan sekretaris namun keduanya tidak ada di tempat. (tfk/har)