Sektor Pendidikan dan Mesin Pertumbuhan Kabupaten Majene
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/08/sektor-pendidikan-dan-mesin-pertumbuhan.html
Muh. Idris DP (Foto: dok penulis) |
Sangat bahagia di forum itu walaupun waktu sangat terbatas, namun Balitbangda Majene dapat menghadirkan berbagai kalangan pemerhati dan penggiat pendidikan dan atau siapapun yang dianggap menjadi sumber berfikir untuk menjadikan Majene sebagai entitas pemerintahan yang menjadikan isu pendidikan sebagai mesin pertumhuhan baru untuk menggantikan engine lama dan sudah usang untuk memajukan masyarakat Majene. Adalah sebuah hasil yang membanggakan karena sepakat bahwa saat ini dan kedepan Majene telah mendapatkan ikon kemajuaan daerah yakni Kabupaten Pendidikan.
Kami sendiri meyakini bahwa Majene yang selama era dekade 60-90 menjadi barometer kemajuan di jazirah Mandar (sebutan lama dari Sulbar saat ini) dalam hal pembangunan dan perubahannya akan tetap menjadi barometer kemajuan tersebut. Tentu saja kalau ada dukungan percepatan mengelola jasa pendidikan dalam konteks sektor unggulan menjadi industri jasa pendidikan yang di dalamnya membutuhkan berbagai iklim untuk menumbuh suburkan agenda pendidikan, sebagai strategi kunci memajukan Majene tanpa meninggal mesin ekonomi masyarakat yang selama ini menjadi unggulan. Seperti perkebunan, pertanian, peternakan dan kelautan dan perikanan serta dengan lainnya.
Adalah kehendak Allah sendiri yang mentakdirkan Majene gagal menjadi Ibu Kota Provinsi Sulbar walaupun para pejuang Sulbar waktu itu sebagian besar dari Majene, dan akhirnya diridhoi sebagai kabupaten pendidikan.
Belajar dari berbagai wilayah yang pertumbuhan ekonominya sangat mengagumkan ternyata sebagian besar dari wilayah itu adalah entitas yang telah berhasil menjadikan sektor pendidikan sebagai industri terkelola baik, tidak dikelola amatiran.
Sebagai catatan, ada sejumlah prasyarat yang perlu diakselerasi untuk pertumbuhan jauh lebih baik, antara lain: (1) Pengelolaan sektor pendidikan harus dapat didukung penuh oleh Pemda (terutama legislatif) agar semua kebijakan bernafas sektor pendidikan sedapat mungkin terkonsilidasi dengan baik. Visi pendidikan tidak cukup hapalan dan pelengkap rencana Pemda tapi harus kohesif dan dimiliki oleh semua aktor, terutama oleh pemangku kepentingan pendidikan (sekolah, guru, komite sekolah, dewan pendidikan dan dinas pendidikan, dan lain-lain). (2) Pemda Majene harus mereview (kalau belum ada menyusun) RIP Sektor Pendidikan. Rencana Induk tersebut harus komprehenship, terintegrasi dan menjangkau masa depan. RIP ini adalah cascade Perda Provinsi dan Kabupaten. Rencana ini harus dibahas matang dan menetapkan output-output kunci. Misalnya bagaimana Kabupaten Majene menetukan standar kualitas pendidikan dasar, bagaimana menyiapkan pemerintah mengenai masyarakat Majene menjadi masyarakat pendidikan yang bertugas mendukung tersedianya lingkungan layak pendidikan. Masyarakat juga harus diedukasi untuk menjadi masyarakat pensuport utama pendidikan. (3) Kemampuan Pemda untuk menjadi simpul partisipasi internasional untuk pendidikan yang bermutu dan berstandar global. Jangan mengelola pendidikan dengan cara pandang lama atau kebiasaan menggunakan prinsif yesterday logic. Simpul partisipasi akan menjadi magnit atau daya tarik untuk keterlibatan berbagai pihak mengambil peran pendidikan. Di sinilah pentingnya rencana aksi kompartemen pendidikan (guru, jenis dan jenjang institusi pendidikan, kerjasama industri pengguna pendidikan dll).
Dengan usaha dan keseriusan Pemda untuk menjadikan Majene sebagai kabupaten pendidikan memberikan manfaat dan hasil yang lebih maju serta akan menjadikan sektor pendidikan sebagai lokomotif kemajuan ekonomi dan daya saing Majene kedepan.
Fase yang sangat mendesak adalah fase aktualisasi kabupaten pendidikan, karena konsep dan dukungan kebijakan sudah cukup tersedia.
Majene akan menjadi kabupaten yang pertumbuhannya akan melesat bersama pesawat yang mesinnya disebut "pengelolaan pendidikan yang baik". Selamat bekerja bersama. (*)
* Penulis adalah Ketua HIKAM Majene.