Musik Bambu dan Tari Bululondong Mamasa Ikut Meriakan PIFAF
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/08/musik-bambu-dan-tari-bululondong-mamasa.html
Polewali, fokusmetrosulbar.com--Musik bambu dan tari bulu londong asal Kabupaten Mamas ikut meriahkan kegiatan pembukaan Polewali Mandar Internasional Folk And Art Fesitival ( PIFAF) 2017 yang di selengarakan di Area Sport Centre Polewali, Selasa (1/8).
Kegiatan PIFAP 2017 yang melibatkan 17 Negara ini juga menampilkan parade dan antraksi budaya dari berbagai bangsa dan daerah termasuk musik bambu, dan tarian bululondong dari Mamasa. Para penari dan pemusik bambu tampak mengenakan pakaian adat Mamasa.
Kapala Dinas Pariwista Mamasa, Agustina Toding, mengatakan, musik bambu dan tarian perang atau tari bululondong serta pakain adat Mamasa memang sengaja ditampilkan di kegiatan PIFAF 2017. Sebanyak 110 penari dan pemusik dari Mamasa tampil disaksikan ribuan warga dari berbagai daerah di Sulbar, Sulsel serta peserta dari 17 negara yang hadir.
“Dari Mamasa menurunkan personil sekitar 110 orang yang diambil dari beberapa organisasi perangkat dearah dan sanggar seni Wai Sapalelean binaan Dinas Pariwisata Mamasa,” ungkap Agustina Toding usai acara karnaval berlangsung.
Menurutnya, hal itu harus dilakukan dalam rangka merespon undangan pemerintah Kabupaten Polewali Mandar sekaligus memberikan nilai untuk Mamasa sebagai ajang untuk promosi wisata.
“ Kita berharap Mamasa ini bisa dikenal di belahan dunia, apalagi kegiatan ini dihadiri 17 negara yang telah melihat kekayaan pariwisata serta adat dan istiadat yang dimiliki Mamasa,” terang Agustina
Agustina berharap, perhelatan kegiatan Polewali Mandar Internasional Folk And Art Fesitival ( PIFAF) 2017 diharapkan dapat menjadi contoh untuk Kabupaten Mamasa, sehingga kedepan Mamasa juga bisa melakukan hal yang sama seperti yang dialakuakn di Polewali Mandar. (mg1/har)
Kegiatan PIFAP 2017 yang melibatkan 17 Negara ini juga menampilkan parade dan antraksi budaya dari berbagai bangsa dan daerah termasuk musik bambu, dan tarian bululondong dari Mamasa. Para penari dan pemusik bambu tampak mengenakan pakaian adat Mamasa.
Kapala Dinas Pariwista Mamasa, Agustina Toding, mengatakan, musik bambu dan tarian perang atau tari bululondong serta pakain adat Mamasa memang sengaja ditampilkan di kegiatan PIFAF 2017. Sebanyak 110 penari dan pemusik dari Mamasa tampil disaksikan ribuan warga dari berbagai daerah di Sulbar, Sulsel serta peserta dari 17 negara yang hadir.
“Dari Mamasa menurunkan personil sekitar 110 orang yang diambil dari beberapa organisasi perangkat dearah dan sanggar seni Wai Sapalelean binaan Dinas Pariwisata Mamasa,” ungkap Agustina Toding usai acara karnaval berlangsung.
Menurutnya, hal itu harus dilakukan dalam rangka merespon undangan pemerintah Kabupaten Polewali Mandar sekaligus memberikan nilai untuk Mamasa sebagai ajang untuk promosi wisata.
“ Kita berharap Mamasa ini bisa dikenal di belahan dunia, apalagi kegiatan ini dihadiri 17 negara yang telah melihat kekayaan pariwisata serta adat dan istiadat yang dimiliki Mamasa,” terang Agustina
Agustina berharap, perhelatan kegiatan Polewali Mandar Internasional Folk And Art Fesitival ( PIFAF) 2017 diharapkan dapat menjadi contoh untuk Kabupaten Mamasa, sehingga kedepan Mamasa juga bisa melakukan hal yang sama seperti yang dialakuakn di Polewali Mandar. (mg1/har)